Apa yang ada di pikiran kamu ketika mendengar seruan banyak buku hilang di toko buku gramedia?
Jangan-jangan kamu langsung panik. Buku apa saja yang hilang? Waduh, gramedia baru saja kerampokan ya. Padahal saya belum beli buku favorit saya?
Tenang, gramedia tidak kerampokan kok. Buku yang tersusun di rak juga bertambah banyak. Loh kok?
Begini, hilang di sini bukan berarti bukunya dicuri, atau dihilangkan. Tapi ada buku berjudul “HILANG” yang ditulis oleh seorang remaja putri yang sangat polos bernama NAWANG NIDLO TITISARI.
Silahkan ber “ooooooooo” ria. Hehe…
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mereview buku HILANG yang saya dapatkan saat mengikuti meet and greet bersama penulisnya. Mbak Nawang di Malang Town Square, sabtu kemaren.
BACA JUGA : SERUNYA MEET AND GREET DENGAN PENULIS DARI MEDIA KITA
Buku ini unik loh. Kenapa saya bilang unik?
Ini beberapa alasannya.
1. Covernya elegan dengan dominasi warna hitam sempurna.
2. BUKU “HILANG” ternyata bukan novel. Tapi kumpulan tulisan yang merupakan curahan hati perempuan yang patah hati karena cinta.
3. Buku ini lebih menonjolkan permainan diksi dalam bercerita.
OKE. Kita mulai membahasnya satu per satu.
Sebelum membahas isinya, saya ingin menunjukkan bentuk bukunya.
FISIK BUKU
Covernya berwarna hitam sempurna. Di cover depan, tidak ada gambar lain selain tulisan nama penulis di ujung kiri atas dan nama judul buku di kiri bawah. Ada sub title di bawah judul yang bertuliskan. “Sebuah kekalahan tanpa pemenang”.
Di bagian belakang cover, tertulis sederetan kalimat penuh majas dan diksi yang indah.
“Mungkin setiap orang harus merasakan bagaimana serunya mencintai sendirian. Mungkin setiap hati harus merasakan bagaimana hebatnya bertahan dalam ketidakjelasan. Mungkin kini, telah tiba giliranmu untuk patah hati. Percayalah, tak ada kelelahan yang akan dikhianati. Termasuk lelahnya mencintai seorang diri.”
Benar-benar permainan diksi yang indah bukan. Saya suka gayanya bercerita.
Di bagian bawah cover belakang ada nama penerbit yaitu media kita berikut alamatnya. Juga barcode di sudut kanan bawah. Selain itu tak ada apa-apa lagi. Bagi saya, cover HILANG ini benar-benar HILANG. ELEGAN. Saya suka. seolah-olah warna hitam menggambarkan kata “HILANG” yang sesungguhnya. Bercampur dengan perasaan hati yang luka akibat putus cinta.
OKE. BERANJAK PADA HALAMAN ISINYA.
Inilah yang membuat saya shock. Saya awalnya mengira ini novel keren. Ternyata isinya bukan novel. Saya tidak menemukan tokoh apapun dalam tulisan ini. Saya berpikir ini mungkin gambaran perasaan penulisnya yang pernah patah hati.
Lembar demi lembar hanya berkisah tentang curhatan tokoh utama “aku” tentang sakitnya ditinggal pergi kekasihnya. Sementara sang kekasih tidak punya rasa bersalah dan menyesal. Padahal kekasihnya ini masih terus mengharapkannya.
Saya mencoba tidak meninggalkan lembaran kertas yang saya baca. Hanya karena permainan diksi yang digunakan mbak NAWANG memang indah. Semuanya bermajas, berima dan permainan kata-katanya yang tidak membosankan.
Saya cukup menikmatinya. Hanya saja bagi saya sayang saja kalau tidak dibuat tokoh dalam novel. Karena kisahnya berpotensi loh dibuat cerita novel.
PENDAPAT SAYA TENTANG BUKU INI
Secara umum, saya bisa mengatakan buku ini unik. Tidak heran jika penerbit media kita melamar mbak NAWANG untuk menerbitkan tulisannya. Apalagi mbak Nawang mengaku menulisnya di wattpad dan blog. Jadi saya mengasumsikan tulisan ini murni ditulis dari hati. Bukan maksud untuk dijadikan buku. Mbak Nawang mengaku penerbit Media Kita yang menghubunginya secara pribadi untuk meminta tulisannya ini untuk diterbitkan. Hebat ya.
Saya cukup mengapresiasikan kepolosan mbak Nawang ini. Karena tak ada ambisi dalam dirinya untuk memaksa pembacanya membeli bukunya. Apalagi membacanya. Seperti ketika moderator menanyakan apa yang membuat buku ini pantas untuk dibaca. Eh mbak Nawangnya malah kebingungan dan akhirnya bilang kalau gak dibaca juga tidak apa-apa.
BACA JUGA : REVIEW NOVEL ALMOST IS NEVER ENOUGH
Jujur saya tidak suka dengan jawaban itu. karena bagi saya itu jawaban yang kurang tepat. Maaf. Tapi saya yang bukan penulis buku “HILANG” saja akan sakit hati kalau ada yang menjelekkan buku itu. Apalagi tidak mau membacanya. Eh penulisnya sendiri kok malah pasrah begitu saja.
Maksud saya setidaknya ada kecintaan dari penulisnya sendiri untuk memberitahu keunggulan bukunya. Bukankah tulisan itu adalah sebuah karya dan karya harus bisa dinikmati dan dicintai. Sebelum dicintai orang lain, penulisnya harus mencintai dulu dong. Maaf ya mbak Nawang.
Tapi terlepas dari sikap polosnya, saya justru berempati pada mbak yang satu ini. Karena jarang ada penulis yang tidak “menyombongkan” tentang karya tulisnya. Kalau bahasa versi saya.
“Biarlah pembaca yang menilai bagus tidaknya buku HILANG. Penulis hanya menorehkan tulisan dari hati yang terdalam”
Bukan begitu mbak Nawang?
Oh iya, soal pesan moral. Kalau mbak Nawang kebingungan tentang apa yang bisa diambil setelah membaca buku “HILANG”. Mungkin saya bisa memberi masukan.
“HILANG mengisahkan tentang perasaan perempuan yang ternyata terlalu rapuh ketika jatuh. Bahwa perempuan itu sulit untuk menerima perpisahan. Meskipun wajahnya mengangguk mengiyakan. Tapi hatinya tak akan bisa merelakan.”
Ini tamparan keras untuk para lelaki yang sudah memutuskan cinta kekasihnya. Perhatikan bahwa perempuan itu tidak bisa disakiti. Jadi bagi saya, buku ini sepertinya harus dipunyai para lelaki agar bisa lebih sayang kepada pasangannya. Kalaupun harus berpisah, tetaplah jaga hatinya. Agar tak terlalu larut dalam kesedihan. Karena setegar apapun perempuan, pasti air mata tetap jadi teman.
APAKAH BUKU INI REKOMENDED?
Iya, saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca. Meskipun dikemas dalam bentuk curahan hati. Namun ada cerita yang mengalir di sana. Gaya berceritanya unik. Tidak seperti novel. Tapi satu sudut pandang. Bahkan sampai lembar terakhir.
Oh iya, buku ini dibrandol dengan harga Rp 55.000 untuk pulau Jawa.
So… buruan beli. Lalu baca. Setelah itu simpulkan apakah pendapat kamu sama dengan saya?
Bagi yang belum baca, segera beli ya. Kalau yang sudah beli, ditunggu komentarnya.
Salam sayang,
Wahyuindah
6 Comments. Leave new
Kereeennnn…. jadi ikutan terbawa isi penggalan bukunya 🙂
unik bukunya.
Eh, pernah mau beli buku ini. Tapi pas liat rak buku sastra, aku melihat novel Multatuli, Max Havelar. Jadinya aku beli novel Multatuli.
Any way, terima kasih sudah review buku berjudul Hilang ini yang belum sempet saya beli.
Salam…
Sama sama mas. Semoga bermanfaat reviewnya. Saya gak tahu tuh novel Multatuli. Jadi penasaran saya. hehe.
Ada yang punya pdf nya gak?boleh dong,kalau gak ada yg gratis,ditukar ama bbrpa pdf ku yg ada
gak punya tuh mas. hiks