Bagaimana rasanya ketika kita kehilangan orang yang kita sayangi, tapi kemudian melangkah di jalan yang salah. Satu sisi, dia suami dari sahabat yang sudah pergi selamanya. Sementara benih dari sahabatnya masih bersemayam dalam rahimnya. Kalau pun harus pergi, ia tak bisa karena terikat oleh kewajiban menjaga benih hingga lahir ke dunia. Namun jika dia tetap bersamanya, cinta itu tumbuh terlarang di hatinya.
Kesimpulan seperti itulah yang saya tangkap dari novel karya Sefyana Khairil ini. ALMOST IS NEVER ENOUGH disajikan dengan bahasa yang membius. Tiap katanya mampu membuat saya terpaku di tempat, mengikuti setiap kisah para tokohnya.
“Jika benar ini cinta, tepatkah ia datang kali ini?”
Quote yang ditulis penulis di cover depan itu membuat penasaran pembacanya. Seperti saya yang langsung bertanya-tanya. Ini cerita tentang apa sih. Kenapa tokohnya merasa cinta datang bukan pada waktunya?
Jawaban atas pertanyaan saya langsung terungkap di bab satu. AL dan ELLA adalah dua orang asing yang dihubungkan oleh Maura. Istri AL sekaligus sahabat baik ELLA. Awalnya saya mengira terjadi cinta segitiga antara ketiganya. Tapi ternyata lebih dari itu.
BACA JUGA : NOVEL NEBULA MELENGKAPI DUNIA FIKSI YANG MEREMAJA
Saya berhasil dibuat shock oleh ide cerita mbak Sefyana dalam novelnya kali ini. Kenapa? Karena kisah cinta yang diusung benar-benar berani. Hubungan keduanya bukan sekedar hubungan cinta segitiga. Tapi hubungan dua orang asing yang sama-sama merasa kehilangan. AL kehilangan istrinya MAURA, yang tak lain adalah sahabatnya ELLA. Lalu dimana letak kejutannya?
ELLA sedang hamil besar. Al sangat menjaga kandungan ELLA, bukan karena AL yang menghamili ELLA. Tapi karena janin yang dikandung ELLA adalah benihnya AL dengan MAURA.
Bagaimana? Sudah terkejut kan?
Saya awalnya juga begitu penasaran dengan apa yang terjadi dengan Ella dan AL. Mbak Sefyana berhasil membuat saya shock dengan ide ceritanya yang esktrim ini. Jika kebanyakan orang yang susah punya anak, memilih bayi tabung sebagai solusinya. Maka AL dan MAURA memilih menitipkan benih mereka ke rahimnya ELLA. Semacam ibu pengganti. ELLA pun bersedia tanpa syarat. Karena rasa sayangnya pada MAURA, sahabatnya. Mereka berdua sangat menjaga kandungan ELLA agar sehat. Bisa dibayangkan kan betapa shock-nya mereka, ketika MAURA yang justru meninggal akibat kecelakaan.
BACA JUGA : 5 NOVEL KEREN YANG KAMU WAJIB PUNYA
Saya sebenarnya tidak suka dengan idenya. Terlalu berbahaya dan beresiko. Apalagi soal ibu penganti ini sepertinya belum bisa diterima di Indonesia. Kalaupun ada, pastinya akan timbul banyak konflik. Tapi karena latar kejadian bukan di negara kita, masalah itu sepertinya tak jadi soal.
Melihat pada konflik yang dihadirkan penulis, saya rasa juga masih sangat kurang. Terlalu banyak pemakluman dari tokohnya tentang keadaan ELLA. Harusnya konfliknya bisa naik tajam. Tapi penulisnya sepertinya bermain aman. Sehingga jalannya cerita lamban saja, tidak jedar jeder. Padahal dengan ide cerita yang menurut saya ekstrim ini, ceritanya bisa dibuat dengan konflik tinggi. Tapi ya …. AL maupun ELLA terlalu sibuk memikirkan perasaan mereka masing-masing.
“Ada hati yang kujaga agar tak jatuh. Namun, saat di dekatmu, seringnya ia tak patuh”
Perasaan seperti itu yang dirasakan oleh AL maupun ELLA. Keduanya sama-sama merasa bersalah kepada Maura. Meskipun AL sering mengatakan kepada ELLA kalau MAURA pasti menyetujui hubungan mereka. Itu karena AL pernah mendengar pengakuan MAURA ketika masih hidup, kalau MAURA menyanyangi ELLA. Saking sayangnya sampai-sampai Maura sempat berujar untuk menggantikan posisinya disamping AL.
Pernyataan MAURA tersebut saya baca sebagai kelemahan cerita ini. Karena diamnya tokoh AL maupun ELLA membuat cerita berjalan datar. Tidak ada gregetnya. Saya mungkin hanya menambah satu bintang untuk pemilihan diksi. Satu tingkat lebih tinggi daripada unsur lainnya.
“Aku tak pernah sengaja menginginkanmu. Meski bersamamu adalah cara untuk menggenapkanku. Jika kita diciptakan untuk bersama, biarlah waktu yang menelan ragu kita. Entah kapan aku akan bisa mengakui, bahwa hati tak akan puas jika tak memilikimu sepenuhnya.”
Well… secara keseluruhan saya beri bintang tiga untuk novel ini, mengingat beberapa kelebihan di dalamnya. Yaitu :
1. ALUR CERITA YANG RUNTUT.
Alur cerita novel ini adalah alur maju, tapi kadang flashback ke belakang. Namun secara keseluruhan, alur yang digunakan penulisnya adalah alur mainstream. Dimana jelas awal, tengah dan akhirnya. Saya bisa mengikutinya dengan pemahaman saya. Cukup rapi dan tidak lompat-lompat.
2. PEMILIHAN DIKSI BERCERITA YANG TEPAT.
Saya terbius dengan gaya bercerita mbak Sefyana Khairil. Sangat puistis namun porsinya pas. Tidak mendayu-dayu. Tapi cukup bisa ditangkap dan dimengerti. Saya menikmati bagaimana penulisnya berkisah.
3. DETAIL TEMPAT YANG BAGUS.
Saya bisa membayangkan bagaimana ATLANTA, tempat tinggal ELLA di novel ini. Juga Seattle, tempat AL menghabiskan hari-harinya. Saya juga bisa merasakan apartemen ELLA yang tinggal bersama anak perempuannya. ZOEY.
4. MUNCUL RASA PENASARAN PEMBACA ATAS NASIB TOKOH-TOKOHNYA.
Saya benar-benar dibuat penasaran dengan nasib ELLA maupun AL di kemudian hari. Apakah mereka benar-benar bersatu, ataukah berpisah pada jalan masing-masing. Terutama ketika anak yang dikandung ELLA lahir.
Beberapa hal yang menurut saya minus di novel ini, membuat saya sedikit kecewa. Seperti beberapa bagian di bawah ini.
1. KONFLIK YANG KURANG TAJAM.
Seperti yang saya katakan di atas tadi. Konflik dalam novel ini mengalir datar. Sehingga saya gregetan sendiri saat membacanya. Saya akan bilang, harusnya si ELLA begini dong saat didekati AL. Atau AL melakukan aksi apa gitu kek, ketika melihat ELLA misalnya jatuh dan hampir keguguran. Masih banyak hal yang seharusnya bisa dimainkan penulisnya di sini. Tapi penulisnya tidak melakukannya, dan cenderung bermain aman.
2. IDE CERITA YANG TERLALU BERANI.
Untuk kondisi kita di negera Indonesia, novel jenis ini mungkin masih oke kalau masih dalam bentuk buku. Tapi kalau dalam kenyataannya, mungkin ditolak masyarakat. Terutama ketika AL dan ELLA tinggal bersama sampai melakukan hubungan percintaan. Padahal keduanya belum menikah sah. Jadi seolah seperti kumpul kebo. Jelas normanya tidak akan diterima di negara kita.
3. PESAN MORALNYA KURANG BAIK.
Mungkin pembaca lain akan berbeda pendapat dengan saya. Tapi bagi saya, pesan moral yang bagaimana yang bisa kita terima, ketika tokohnya kumpul kebo. Meskipun mereka saling cinta, harusnya norma sosial juga turut diperhatikan. Untungnya cerita dalam novel ini terjadi di luar negeri, yang tidak begitu mempermasalahkan soal norma sosial (baca: tinggal serumah dengan lawan jenis, tapi belum menikah). Tapi jika di Indoesia, jelas akan ditentang.
Berikut ini deskripsi novel ALMOST IS NEVER ENOUGH
Judul : ALMOST IS NEVER ENOUGH
Penulis : SEFRYANA KHAIRIL
Penerbit : GAGASMEDIA
Tahun Terbit : 2015
Jumlah halaman : 338 halaman
Info lengkap novel ini bisa didapatkan dengan berkunjung ke sini.
Nah, itu beberapa review saya mengenai novel ini. Secara keseluruhan, saya bisa mengatakan novel ini bagus untuk dibaca. Terutama bagian penceritaannya yang cukup membius. Namun untuk pesan moral, sebaiknya disaring dulu ya. Kasihan kalau yang membacanya anak remaja, apalagi mereka yang sedang kasmaran. Tidak baik dicontoh mencintai secara membuta. Terutama soal norma.
Ingat, kita di negara Indonesia yang masih menghargai kesusilaan. Jadi cinta juga ada aturannya. Bercintalah setelah kita benar-benar sudah menikah. Benar begitu teman?
Oh iya, novel ALMOST IS NEVER ENOUGH ini ditulis oleh Sefryana Khairil. Gadis kelahiran Jakarta yang pernah kuliah di Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta. Saat ini bekerja sebagai penerjemah di sebuah perusahaan TV di Jakarta. Novel-novelnya yang lain yaitu Dongeng Semusim (2009), RINDU (2010), Tanah Air Beta (2010), Coming Home (2011), Beautiful Mistake (2012), Sweet Nothings (2012), Coba Tunjuk Satu Bintang (2013), TOKYO (2013). Saat ini sedang menulis buku selanjutnya.
Kerennya, buku-buku karya Sefryana Khairil ini pernah dipamerkan di pameran dan bedah buku yang diadakan KBRI di Bern, Swiss pada tahun 2011. Sefyana Khairil juga pernah menjadi juri dalam lomba menulis Qatar, yang diselenggarakan oleh KBRI di Doha dan bank Mandiri tahun 2012. Oh iya, info terbarunya novel Almost is never enough ini mau difilmkan loh. Jadi buruan baca ceritanya.
Melihat dari banyaknya karya mbak Sefryana Khairil, tidak heran jika gaya menulisnya sudah oke. Saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca, terutama bagi penulis pemula yang ingin tahu bagaimana membuat gaya bercerita yang menarik. Salut deh, selamat berkarya terus ya Sefryana Khairil. Ditunggu karya selanjutnya.
Ups, ada yang ketinggalan. Untuk mengetahui kabar terbaru soal novel ALMOST IS NEVER ENOUGH, yang katanya mau difilmkan, mbak SEFYANA KHAIRIL menyarankan untuk sering-sering berkunjung ke blognya.
Salam sayang,
Wahyuindah
#ChallengeAccepted
2 Comments. Leave new
Wahh bagus ini novel