Pekan ini merupakan pekan yang menyedihkan bagi saya. Bagaimana tidak, setelah bapak mertua saya sakit keras karena ada masalah dengan pernafasannya, giliran anak pertama saya, ATTA yang kembali tumbang. Badannya demam, setiap kali tidur selalu merintih dan berkeringat dingin, belum batuknya yang membuat dadanya nyeri, ditambah pilek yang tiba-tiba mengganggu jalan nafasnya.
Saya selalu panik kalau ATTA sudah demam. Karena anak pertama saya itu punya riwayat penyakit step, yang bisa kejang kapan saja kalau suhu tubuhnya tinggi. Maka yang saya lakukan di rumah sementara adalah mengompresnya hingga panasnya kembali normal.
Usaha tidak berhasil karena anak saya terus merintih. Saya dan suami membawanya ke klinik esok paginya. Dokter memberikan rujukan untuk ke rumah sakit. Tapi berhubung suami masuk kerja, jadinya saya langsung reservasi rumah sakit untuk konsultasi ke dokter anak besoknya.
Nomor antrian sudah diperoleh. Yaitu nomor 16 dan harus datang jam 7 pagi. Saya pun siap-siap. Namun demam ATTA tidak turun-turun. ATTA tetap merintih dan batuk-batuk hebat. Ibu mertua sudah panik hingga akhirnya saya menelpon suami di tempat kerjanya. Berharap suami bisa pulang untuk membawa anak saya ke rumah sakit.
Sayang disayang, suami ternyata tidak bisa ijin karena kemaren sudah ijin untuk membawa bapak mertua ke rumah sakit. Akhirnya saya membawanya sendiri langsung ke UGD. Tidak banyak yang saya bawa, selain barang pribadi saya. Sementara barang keperluan anak bisa menyusul kemudian. Pikiran saya hanya satu, yang penting anak saya ditangani dulu.
Ini cerita hari kamis kemaren, tanggal 14 februari 2019. Tepat di hari valentine. Saya memang tidak merayakan hari kasih sayang itu. Tapi saya merasa sedih karena dihari penuh cinta itu saya justru dihadiahi kesedihan.
UGD penuh, tidak ada kamar kosong yang bisa menampung pasien. Saya panik bukan main. Dokter memberikan pilihan untuk antri menunggu atau pindah ke rumah sakit lain. Saya memilih menunggu, sekalian menunggu suami saya pulang kerja. Tak apa, yang penting ATTA segera dapat penanganan.
Saya bersyukur rumah sakit PRIMA HUSADA MALANG selalu memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap kepada pasiennya. Meskipun saya disuruh menunggu, tapi saya melihat semua perawat dan dokter bekerja. Tidak ada yang santai malam itu. Satu per satu pasien gawat darurat ditangani sesuai urutan. Meskipun pada akhirnya anak saya ditangani belakangan, saya tidak mengeluh. Saya cukup memaklumi kesibukan paramedis. Malam itu ATTA menginap di UGD sambil menunggu ruangan kosong untuk rawat inap.
Cerita di atas adalah pengalaman saya yang kesekian dalam menghadapi kondisi anak pertama saya yang sakit-sakitan. Dan saat saya membuat tulisan ini, anak saya masih dirawat di rumah sakit karena kondisinya belum pulih benar dari penyakit tipes.
YAH, ATTA terserang tipes. Awalnya saya mengira anak saya akan step lagi. Tapi diagnosa dokter mengatakan kalau anak saya kena tipes. Ini memang baru pertama kali bagi ATTA. Karena sebelumnya, ATTA dirawat inap karena penyakit step. Di kunjungan kelima ini barulah kasusnya berbeda. Sedikit lega karena bukan step. Tapi tetap khawatir karena anak saya sakit.
PENYAKIT TIPES SEDANG MEWABAH
Hampir semua pasien yang masuk UGD bersama anak saya, semuanya terkena penyakit tipes. Kebanyakan anak-anak seusia anak saya. (ATTA usia 5 tahun). Saya jadi bertanya-tanya, apakah tipes memang sedang mewabah?
Ternyata jawabannya adalah iya. Mungkin karena di musim penghujan ini sedang mewabah penyakit demam berdarah, jadi penyakit tipes juga ikut mewabah. Lah, apa hubungannya dengan demam berdarah?
Jadi begini, gejala penyakit tipes dan demam berdarah hampir mirip. Yang membedakan adalah jumlah trombosit dalam darah. Jika pada penderita demam berdarah, trombosit berkurang drastis karena dihisap nyamuk aides aidepsi, maka pada penderita tipes trombositnya bisa lebih banyak daripada penderita demam berdarah. Meskipun sama-sama kurang dari jumlah normal yaitu 300.000 ml.
APA SIH PENYAKIT TIPES ITU?
Mungkin bunda-bunda sekalian sering mengalami nasib seperti saya. Anak bunda sakit demam dan didiagnosa dokter menderita tipes. Kalau sudah begitu, dokter akan menyarankan rawat inap kan?
Tapi apa bunda-bunda tahu apa sih sebenarnya penyakit tipes ini. Nah, saya sebelumnya belum begitu mengerti. Tapi setelah mencari tahu ke sana kemari, akhirnya saya menemukan beberapa petunjuk.
Penyakit tipes ternyata adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Karena itulah penyakit tipes juga disebut juga demam tifoid. Diambil dari nama bakteri penyebab tipes. Bakteri ini terdapat pada makanan kotor atau tempat-tempat yang tidak dijaga kebersihannya.
Nah ini yang membuat saya bingung. Kenapa anak saya justru terinfeksi bakteri ini. Karena anak saya tidak pernah jajan sembarangan. ATTA juga termasuk anak yang bersihan karena dia termasuk anak yang mudah jijik. Saya juga selalu memperhatikan kebersihannya. Dan sehari sebelum ATTA terserang penyakit ini, anak saya hanya bermain di dalam rumah. Bermain dengan sepupunya yang datang berkunjung sampai kecapekan. Malamnya langsung demam. Apa yang salah?
Bakteri Salmonella Typhi ini juga disebut bisa berkembang biak di dalam usus manusia, setelah sebelumnya masuk ke dalam saluran pencernaan tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Dari sini saya jadi bisa berkesimpulan, mungkin karena daya tahan anak saya lemah. Jadi anak saya mudah terinfeksi penyakit ini. Saya jadi harus lebih memperhatikan kebersihannya lagi.
APA SAJA GEJALANYA
Secara umum, penyakit tipes mempunyai gejala yang mudah dilihat, seperti :
– Demam tinggi, bisa mencapai 40 derajat celcius
– Mual muntah
– Batuk
– Pilek
– Diare
– Susah makan dan selera makan hilang
– Perut sakit
– Beberapa kasus ada yang disertai bintik merah seperti demam berdarah. Tapi itu bukan gigitan nyamuk. Melainkan gigitan hewan kecil pembawa penyakit tipes ini.
ATTA menunjukkan semua gejala yang saya sebutkan di atas. Kecuali poin terakhir karena saya tidak menemukan bintik merah seperti yang dimaksud. Ada sedikit kelegaan di hati saya. Tapi tetap saja saya masih panik karena anak saya termasuk yang mudah terserang penyakit. Daya tahan tubuhnya masih sangat lemah.
TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN
Selama ini yang saya lakukan adalah berusaha menurunkan demamnya. Saya takutnya demam yang terlalu tinggi akan memicu munculnya step. Karena anak saya penderita step juga. Masalahnya, panas anak saya tidak kunjung turun. Kadang turun, tapi kemudian naik lagi. Tidak stabil. Maka saya pun langsung membawanya ke klinik. Benar saja, di klinik saya langsung dapat surat rujukan dokter untuk dibawa ke rumah sakit. dan hasilnya, anak saya harus dirawat inap.
Selama di rumah sakit, anak saya mendapatkan suntikan antibiotik secara berkala. Tiga kali dalam sehari, masing-masing dua kali suntikan. Sementara untuk batuk keringnya, anak saya diuap untuk mengeluarkan dahak yang mengganggu pernafasannya. Penanganan rumah sakit juga termasuk optimal karena anak saya juga difoto rongten untuk mengetahui gangguan pernafasannya. Dari situlah dapat ditangani penyebab tipesnya.
Bagi bunda-bunda yang anaknya sudah terinfeksi penyakit ini, saya sarankan juga segera dibawa ke klinik atau rumah sakit terdekat. Karena tindakan medis di rumah sakit lebih bisa menangani penyakit ini. Hal itu dikarenakan bakteri penyebab tipes hanya bisa dihancurkan dengan antibiotik dari dokter.
Namun untuk pencegahannya di rumah, bunda cukup memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar. Karena bagaimanapun juga, lingkungan yang tidak bersih mengundang banyak penyakit. Perhatikan juga makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh anak. Stop jajan sembarangan dan buatlah makanan sendiri di rumah untuk si buah hati. Namun kalau masih terinfeksi juga, jangan ragu untuk segera membawanya ke rumah sakit terdekat.
Nah, itu dia beberapa pengalaman saya dalam menangani penyakit tipes. Sekali lagi saya hanya berbagi pengalaman di sini. Karena saya bukan paramedis yang mendalami ilmu kesehatan. Saya hanya seorang ibu yang begitu khawatir dengan keadaan anak saya yang sedang sakit.
Ibu mana yang tidak panik melihat buah hati tercintanya terbaring lemah. Saya yakin, bunda-bunda di luar sana juga pernah mengalami kekhawatiran seperti saya. Karena itu kita sharing bersama yuk, tentang kesehatan si buah hati. Siapa tahu bunda memiliki buah hati yang sedang sakit. Atau jangan-jangan sakitnya kena tipes juga seperti anak saya.
Wah, kenali lagi lebih jauh yuk tentang penyakit ini. Saya tunggu di kolom komentar ya.
Salam sayang,
Wahyuindah
2 Comments. Leave new
Anak kalau sedang sakit flu dikasih stimuno untuk balita yang sirup boleh/baik gak sih mbak?
bagus mbak stimuno itu. anak saya sering gamng minum itu. katanya sih bagus untuk menjaga daya tahan tubuh dari sakit. biar anak gak gampang sakit. apalagi sirup. kesukaan anak-anak itu, karena kalau balita biasanya dikasih rasa buah.