Jujur pertama kali aku mengenal kata privilege itu dari postingan reels seorang content creator. Aku lupa namanya. Berulang kali aku mengingatnya dan mencari rekam jejaknya di sosial media, tetap nihil hasilnya. Jadi sudahlah, aku berhenti mencari. Tapi bukan berarti aku melupakan pesan yang disampaikan oleh content creator itu.
Seingatku, dia cerita tentang keunggulan memiliki privilege sebagai orang yang mendapatkan beasiswa karena berasal dari keluarga yang tidak mampu membayar sekolah. Baginya, penyandang beasiswa karena “miskin” itu dipandang sebelah mata oleh sebagian temannya yang lain. Tapi bagi dirinya, privilege tersebut justru dijadikan pemacu untuk pembuktian diri.
Hasilnya, dengan beasiswa tersebut, dia berhasil meneruskan kuliah hingga lulus dengan nilai terbaik, mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi sebelum lulus dan dapat melanjurkan kuliah S2 setelah menikah. Semuanya didapatkannya dari beasiswa. Jadi dia tidak hanya miskin, tapi juga pintar.
Catatan yang harus digaris bawahi adalah tidak semua orang miskin itu pintar dan tidak semua orang yang pintar itu miskin.
Cerita itu masih melekat di ingatanku dan menjadi cambuk untuk menghilangkan “minder” apalagi insecure karena kita memiliki kekurangan dibandingkan dengan teman yang lain. Buktinya kekurangan itu bisa kok kita jadikan privilege yang membuat kita akhirnya dihargai oleh orang lain.
Daftar Isi
Privilege itu Apa?
Aku dulu juga gak tahu privilege itu apa. Setelah mencari tahu sendiri, akhirnya aku paham hakekat dari kata privilege.
Kata privilege sendiri sebenarnya berasal dari bahasa latin yaitu privilegium yang artinya hukum hanya untuk satu orang. Jadi privilege diartikan sebagai hak istimewa atau keuntungan atau kesempatan khusus untuk bisa melakukan sesuatu di mana kesempatan khusus itu tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.
Menurut Cambridge Dictionary, privilege diartikan sebagai suatu kelebihan yang hanya dimiliki oleh satu orang atau sekelompok orang saja. Sementara menurut kamus Merriam Webster, privilege adalah hak istimewa yang diberikan sebagai suatu manfaat, keuntungan atau bantuan khusus.
Intinya privilege adalah hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang dan tidak dimiliki oleh orang lain.
Ada banyak macam privilege, di antaranya privilege agama, jenis kelamin atau gender, sosial ekonomi (orang kaya), heteroseksual sampai privilege ras. Privilege dalam dunia pendidikan juga ada. Salah satu contohnya ceritaku di atas tadi. Seseorang yang mendapatkan beasiswa, sehingga dapat menyelesaikan studinya tanpa mengeluarkan uang sepersen pun.
Dengan beasiswa tersebut, dia juga mendapatkan pekerjaan impian dengan mudah karena kepintarannya. Sesuatu yang belum tentu didapatkan oleh orang lain kan.
Faktanya banyak juga orang pintar yang tetap susah mencari pekerjaan. Miris memang, tapi itulah faktanya. Belum lagi jika penerima beasiswa tersebut akhirnya dapat mengangkat derajat orang tuanya dan terus melanjutkan studi tanpa biaya lagi. Masya Allah.
Orang seperti ini biasanya akan mendedikasikan ilmu yang didapatkan di bangku sekolah atau kuliah untuk orang lain. Jadi ilmunya tidak dimakan sendiri. Ada ketulusan dan rasa syukur yang besar dari orang-orang macam ini yang bisa kita jadikan inspirasi.
Setiap Orang Punya Privilege
Masing-masing orang memiliki privilege yang berbeda-beda. Tergantung dari karakter dan kehidupan seseorang. Kalau aku, menjadi blogger adalah privilege yang aku syukuri sampai saat ini. Kecintaanku pada dunia tulis menulis membuatku mudah belajar tentang apapun yang berkaitan dengan kepenulisan.
Dengan menjadi blogger, aku tetap bisa berpenghasilan meskipun di rumah saja. Aku tetap bisa membersamai anak-anak dan tidak kehilangan momen spesial bersama mereka. Aku juga tetap bisa mengurus rumah dan suami. Masya Allah.
Aku juga punya privilege di sekolah anakku dengan menjadi anggota komite sekolah. Tidak semua orang bisa menjadi komite sekolah dan aku mendapatkan posisi tersebut karena dianggap mampu hingga akhirnya terpilih.
Cerita lain aku dapatkan dari seorang perempuan yang sudah S2 dan mendapatkan pekerjaan tetap dengan gaji tinggi, tiba-tiba memutuskan untuk resign kerja demi mengikuti suami yang bekerja sebagai tentara dan ditempatkan di luar pulau. Perempuan dengan gaji tinggi itu meninggalkan karirnya untuk menjadi ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya mengurus anak dan suami.
Tentu saja itu privilege tersendiri bagi perempuan tersebut. Hasilnya perempuan tersebut mendapatkan privilege di tempat lain sebagai ibu rumah tangga yang berhasil mendidik anaknya dengan sangat baik. Karena dia lulusan S2 dengan nilai terbaik. Bukankah pendidikan terbaik itu didapatkan dari rumah dan anaknya mendapatkan pendidikan terbaik dari ibu yang terbaik. Itu privilege loh.
Kamu pasti punya privilege tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Bahkan kekurangan pun bisa menjadi privilege yang positif loh. Seperti cerita tentang orang yang kurang mampu (baca:miskin) tapi mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tadi.
Privilege itu juga bisa diciptakan loh. Nyatanya ada orang yang bekerja keras untuk mendapatkannya dan ada yang tak perlu kerja keras sudah mendapatkannya. Kekayaan misalnya.
Orang yang tak punya, perlu kerja banting tulang untuk bisa membeli rumah atau kebutuhan rumah tangga. Sementara orang yang kaya dari lahir atau yang orang tuanya sudah kaya raya, tak perlu bersusah payah untuk bisa kaya. Duduk manis saja sudah dapat warisan banyak.
Intinya setiap orang punya privilege dan jadikan itu semangat untuk terus memperbarui diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Ingat ya. Bukan berbangga diri dan akhirnya jadi sombong. Tapi privilege menciptakan karakter yang pandai bersyukur dan rendah hati.
Cara Menyikapi Privilege dalam Diri Sendiri
Kamu sudah menemukan privilege kamu, tugas selanjutnya adalah menyikapi privilege agar menjadi hal positif yang memacu semangat kita. Beberapa hal yang bisa kita lakukan yaitu :
-
Menerima dengan Rasa Syukur
Apapun privilege yang ada dalam diri, harusnya kita syukuri. Baik privilege yang kita capai dengan kerja keras maupun yang sudah ada sejak lahir. Jika kita memang terlahir dari keluarga yang tidak mampu untuk membiayai sekolah, kita harus tetap bersyukur.
Bersyukur karena orang tua masih mau menyekolahkan kita. Tugas kita belajar dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan beasiswa. Dengan beasiswa tersebut, kita dapat melanjutkan sekolah tanpa biaya sehingga mengurangi beban orang tua kita. itu bentuk dari rasa syukur yang harus dikembangkan.
Jika kita terlahir kaya sejak lahir, kita tetap bisa bersyukur dengan menumbuhkan rasa suka berbagi dan tidak pelit. Peduli dengan orang lain itu bagus kok dan hindari sifat sombong.
-
Evaluasi Diri
Evaluasi diri gunanya untuk mengetahui apa kekurangan dan kelemahan kita agar kita dapat memperbaikinya. Bagusnya itu mengevaluasi diri setiap hari. Jadi kita bisa menilai apa yang kita lakukan dalam satu hari.
Untuk memudahkan, kita bisa loh menggunakan jurnaling untuk memantau kegiatan kita dalam satu hari. Dengan begitu, kita terbiasa untuk mengetahui kesalahan yang kita lakukan dalam waktu 24 jam. Lalu memperbaikinya di hari esok.
-
Membuat Standar Sendiri
Terkadang kita sibuk memperhatikan privilege orang lain dan melupakan bahwa kita pun bisa mendapatkan privilege yang serupa. Contohnya kekayaan tadi.
Kita tak perlu iri dengan orang kaya yang lahir dari orang tua kaya. Mereka bisa saja tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan kekayaan. Sementara kita harus bekerja dan bahkan begadang agar mendapatkan penghasilan tambahan.
Sisi positfinya, kita mendapatkan pengalaman bekerja yang tidak dimiliki orang yang tidak biasa bekerja keras. Kemampuan kita pun lambat laun terasah dengan semakin meningkatnya kualitas kerja yang kita lakukan. Itu membentuk kita secara utuh loh.
Makanya tak perlu menoleh ke privilege orang lain karena kita bisa kok mendapatkan privilege dengan cara versi kita. Jadi buatlah standar sendiri yang membuatmu nyaman melakukannya. Misalnya tak perlu harus punya rumah seharga 10 Miliar untuk dibilang orang kaya. Punya rumah sederhana dan mobil butut asalkan gak ngontrak saja itu sudah membuat kita bahagia loh.
-
Mendengar dan Belajar
Orang yang mau belajar adalah orang yang maju. Makanya jangan bosan untuk terus belajar dengan menjadi pendengar yang baik. Jika perlu, datangi orang-orang yang berilmu dan dengarkan kisah sukses mereka.
Dengan mendengarkan, kita akan terpacu semangat untuk bangkit dan berkarya. Otak kita akan meresponnya dengan membuat seluruh tubuh kita bekerja dengan hati senang. Produktivitas kita jadi meningkat.
-
Gunakan Privilege dengan Bijak
Sudah mendapatkan privilege yang diinginkan. Gunakan dengan bijak dan tanggung jawab. Misalnya sudah mendapatkan pekerjaan impian dengan mudah. Kamu bisa berbagai tips tentang cara melamar pekerjaan, tips membuat CV dan lain-lain. Pokoknya dengan privilege kamu, ada banyak orang yang terbantu.
Privilege itu bisa dipertahankan dengan baik jika kita bijak menggunakannya. Berbagi ilmu atau berbagi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap privilege yang kita punya. Itu juga bagian dari rasa syukur loh.
Gimana? Sudah menemukan privilege kamu. Sharing yuk untuk bekal berbagi kepada sesama.
**
Referensi :
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6209409/privilege-adalah-contoh-dan-jenis-jenisnya