Ibadah bagiku bukan hanya sekadar sholat dan membaca alqur’an. Mendidik anak-anak dengan mengajarkan mereka berpuasa, memperbaiki hubungan suami istri, bersih-bersih rumah, menghindari ghibah saat berkumpul dengan tetangga adalah bagian dari ibadah juga.
Habluminallah dan habluminannas. Memperbaiki hubungan dengan Allah sang Pencipta, sekaligus memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Dalam hal ini termasuk hubungan dengan tetangga, teman, suami, bahkan dengan anak-anak.
Random ya. Memang begitulah makna Ibadah yang sesungguhnya. Jaga hati, lisan dan perbuatan. Inilah yang ingin aku tuju di Ramadan tahun 2023 kali ini. Memperbaiki ibadah agar semakin baik. Baik hubungan dengan Allah, baik juga hubungan dengan sesama manusia.
Daftar Isi
Arti Ramadan bagi Keluarga
Ramadan datang lagi. Tak terasa ya waktu terus berganti. Perasaan baru kemaren idul fitri. Eh sekarang sudah masuk Ramadan lagi. Senangkah? Alhamdulillah senang. Banyak hal yang harus aku laporkan kepada gusti Allah sebagai evaluasi satu tahun ke belakang.
Lah kenapa evaluasinya pas Ramadan? Karena Ramadan itu spesial. Bulan penuh rahmat dan hidayah, dimana semua kebaikan datang. Ramadan juga menjadi tolak ukur kebaikan seseorang tulus atau tidak. Semua terlihat dari perbuatan seseorang setelah Ramadan berlalu. Tetap baik atau kembali buruk.
Ramadan juga menjadi bulan yang penuh berkah bagi keluarga. Di dalamnya ada acara sahur dan buka yang bisa dinikmati oleh semua anggota keluarga. Momen makan bersama keluarga itu yang membuat keberhakan muncul.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Thabrani dalam hadits dari Ibnu Umar dinyatakan, “Makanlah bersama-sama dan janganlah sendiri-sendiri, karena sesungguhnya makanan satu orang itu cukup untuk dua orang.”
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa makan bersama-sama dalam sahur dan buka akan membawa keberkahan karena dilakukan bersama-sama. Kewajiban puasa juga dijelaskan dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 183 dan 187.
Baca juga :
- 5 Kebiasan baik saat Ramadan
- Pahlawan kesehatan keluarga saat Ramadan
- Penyebab Nafas Bau yang Perlu Diketahui
Persiapan Ramadan 2023
Sebenarnya tak banyak yang aku lakukan untuk mempersiapkan Ramadan dari tahun ke tahun. Bahkan bisa dikatakan tak ada persiapan. Semua mengalir begitu saja. Tapi seiring berjalannya waktu, aku merasa apa yang aku lakukan selama ini ada yang kurang.
Ramadhan itu bulan spesial. Jadi harus ada persiapan spesial untuk menyambutnya. Jangan disamakan dengan bulan-bulan yang lainnya. Kenapa? Karena ada sahur dan buka di dalamnya. Dimana anak-anak belajar untuk bangun malam dan sahur. Ada tarawih yang sunnah untuk dilakukan, ada haus dan lapar yang harus ditahan, dan masih banyak lagi pelajaran lainnya.
Dengan niat ingin memperbaiki ibadah, aku pun mulai mempersiapkan Ramadan di antara keterbatasan yang ada, seperti :
-
Persiapan Fisik
Sehat itu mahal harganya. Bukan perkara uang untuk biaya rumah sakit, karena selama ini keluargaku ditanggung BPJS. Sehat lebih dari menghemat uang berobat. Tubuh sehat juga membuat kita bisa beraktivitas dengan ceria dan menyenangkan.
Anak keduaku beberapa bulan yang lalu sempat opname di rumah sakit karena kejang demam. Aku pun baru beberapa hari sembuh dari sakit batuk dan flu. Meskipun hanya penyakit ringan, tapi flu ini sangat menganggu. Satu rumah jadi tertular pilek. Sedih dan merasa bersalah banget kan.
Makanya untuk Ramadhan tahun ini, aku usahakan anak-anak dan suami dalam keadaan sehat wal’afiat. Terutama anak-anak yang mulai belajar puasa. Meskipun masih puasa separuh, karena dhuhur sudah buka lebih dulu. Tetap saja anak-anak bisa lemas karena menahan lapar dan haus dalam beberapa jam.
Aku siapkan vitamin untuk anak-anakku dan susu agar perutnya lebih kenyang. Saat buka puasa, boleh deh makan banyak. Bahkan aku membebaskan anakku jika di tengah hari tidak kuat menahan lapar. Ya sudahlah, namanya juga belajar. Gak perlu puasa penuh kalau belum bisa. Pelan-pelan nanti pasti bisa.
-
Bersih-Bersih Rumah
Rumah yang bersih membawa banyak rezeki. Bukanlah malaikat menyukai rumah yang selalu bersih dan wangi. Makanya aku berusaha untuk merajinkan diri bersih-bersih rumah.
Apa artinya selama ini aku malas bersih-bersih? Hmm.. gak juga sih. Tapi kalau kerjaan menulis sedang banyak, aku serasa tak punya waktu untuk bersih-bersih rumah. Jadi aku harus meluangkan waktu satu hari penuh untuk membersihkan rumah tanpa terganggu pekerjaan menulis.
Bersih-bersih rumah itu menyita waktu banget. Aku harus lebih pintar mengatur waktu agar 24 jam yang kumiliki bisa digunakan untuk semua kegiatanku. Termasuk bersih-bersih rumah, mengatur anak-anak belajar, masak, cuci baju, setrika, menulis. Wuaaaaa…. Manajemen waktuku harus kutata lagi nih.
-
Tarawih Bersama Anak-anak
Aku senang sekali ketika anak-anakku antusias ingin terawih. Sayang, di Ramadan hari pertam dan kedua kemaren anak-anak tidak bisa sholat tarawih karena hujan deras.
Daripada anak-anak sakit karena kehujanan, lebih baik ditunda dulu sholat tarawihnya sampai hujan tidak turun. Kesehatan anak-anak juga penting untuk dijaga selama Ramadan kan. Aku menemani anak-anak sholat tarawih. Sementara papanya anak-anak tidak bisa, karena harus kerja shift.
-
Belajar Masak untuk Menu Sahur dan Berbuka
Saatnya belajar masak selama Ramadan. Menu sahur dan buka puasa harus yang sesuai dengan lidah anak-anak. Syukurlah anak-anak dan suami tidak pernah rewel soal masakan. Apalagi anak-anak yang inginnya menu itu lagi itu lagi. Sop ayam, ayam crispy, sayur bening, ayam kecap, dan olahan ayam lainnya.
Aku harus cari menu lain yang bisa menggugah selera makan anak-anak. Bisa gak bisa ya harus bisa. Banyak tutorial di youtube dan tiktok yang bisa dicontek. Menu untuk membuat kue sederhana juga banyak kok. Jadi semangat mau eksperimen nih.
-
Memperbanyak Tulisan
Nah, karena kerjaan utamaku menulis. Maka di bulan Ramadan ini aku harus bisa membuat target menulis. Harus lebih banyak tulisan organik untuk memancing tulisan berbayar. Ada proyek novel juga yang harus aku kerjakan. Jadi performa tulisan juga harus ditingkatkan.
Jika sebelumnya aku melupakan tulisan tangan. Kali ini aku mencoba menerapkan kebiasaan menulis tangan seperti itu. Pengaruh banget loh dalam mempertahankan daya ingat. Jadi aku akan tulis konsep tulisan di buku terlebih dulu. Baik tulisan non fiksi untuk blog, maupun tulisan fiksi untuk novel.
Gunakan jam-jam prime time untuk mempertajam tulisan agar menjadi lebih bernyawa dan hidup. Bisa yuk bisa. Kalau dulu bisa, sekarang harus lebih bisa dong.
-
Memperbanyak Kegiatan Positif
Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan selama bulan Ramadhan. Jika bingung, cari saja ide kegiatan dari hobi atau kegemaran yang disenangi. Seperti membaca buku, berkebun, membuat prakarya, atau mencari uang tambahan dengan menulis di platform berbayar. Sesuaikan dengan hobi masing-masing.
Atur saja waktu dalam satu hari, agar semua kegiatan positif dapat dilakukan dengan baik dan lancar. Ibadah lancar, puasa pun lancar.
Kesimpulan
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadan. Beberapa ide persiapan yang aku lakukan bisa dijadikan panduan. Tambahkan sesuai dengan selera dan kebutuhan ya.
Persiapan Ramadan yang maksimal, bisa juga digunakan di bulan lain selain Ramadan loh. Di dalam Ramadan kita belajar disiplin dan tepat waktu. Kebiasaan ini akan berlanjut di bulan lain setelah Ramadan jika kita berhasil membiasakan diri dengan baik.
Anggap saja bulan Ramadan itu sebagai pondok pesantren atau asrama yang melatih kebiasaan kita menjadi lebih baik. Karantina selama Ramadan akan membentuk kita menjadi pribadi yang insyaAllah lebih baik. Makanya kita harus cari kegiatan yang baik agar segala kebaikan itu kembali pada kita.
Nah itu tadi persiapannku di bulan Ramadan. Kalau persiapan kamu apa ? sharing yuk.
**
Referensi :
https://islamdigest.republika.co.id/berita/q8q98w458/bulan-ramadhan-berkah-bersama-keluarga