Apa kabar dunia? Ada cerita apa hari ini yang membuat harimu berkesan. Apakah bunga mawar sudah bermekaran, atau daun-daun berguguran? Jangan terbawa suasana. Bahagia atau sedih itu biasa. Silih berganti mewarnai hari-hari. Seirama dengan tangis, canda maupun tawa.
Lihatlah aku. Tetap berusaha tersenyum meski perih luka di hati. Tetap diam meski gemuruh di dada hendak berteriak. Tetap tertunduk, meski bara di hati sudah memuncak. Slow down. Tenangkan pikiran. Dinginkan perasaan. Yakinlah semua akan baik-baik saja.
Penggalan kisah di atas sudah dibaca teman-teman? Apa yang teman-teman rasakan ketika membaca kata demi katanya. Sudahkah ada pesan yang tersirat di dalamnya. Sudah adakah inti cerita yang bisa ditangkap dari penggambarannya. Jika sudah, bagus. Berarti penulisnya berhasil menyampaikan cerita dengan baik. Namun jika tidak, tunggu dulu. Ada yang salah nih.
Bercerita itu menyampaikan perasaan secara terbuka. Bisa lewat lisan maupun tulisan. Kalau ditanya cerita seperti apa yang dimaksud? Ya cerita saja. Luapan kata hati yang ingin disuarakan. Lupakan teknis bercerita atau penyampaian baik buruknya. Itu nomor ke sekian. Utamakan cerita, bicara apa adanya. Nanti setelah semuanya keluar, pasti akan ada cerita lanjutannya. Yakin deh.
Nah seperti itulah sekiranya yang ada dalam bab satu ceritamu. Inti masalahnya apa. Utarakan lebih dulu. Hindari pengenalan tokoh, pendalaman karakter. Tunda, nanti dulu. Karena sebagaimana bercerita secara lisan, bercerita secara tulisan pun mempunyai jiwa tersendiri.
Bayangkan seperti ini. Temanmu datang kepadamu dalam keadaan menangis. Suaranya hampir tak bisa keluar selain tangis yang menyanyat hati. Kamu pasti memintanya menenangkan diri dulu kan. Setelah itu memberinya minum. Setelah temanmu merasa lega, kamu akan menanyakan apa yang terjadi kepadanya. SImak deh kalimat pertama apa yang keluar dari mulut temanmu.
Apakah temanmu akan mengenalkan nama pacarnya dulu, lalu suasana di rumahnya yang sedang bermekaran bunga mawar, atau kegiatan pagi tadi ketika ibunya memborong semua makanan di warung depan rumah. Yakin deh, kamu pasti bosan mendengarnya dan menganggap temanmu sedang galau saja.
Tapi bagaimana jika temanmu tiba-tiba cerita jika dia melihat pacarnya jalan bersama cewek lain. Ketika didatangi, pacarnya itu malah mutusin dia dan mengakui perselingkuhannya dengan sang pacar baru. Titik… Klimaks gak? Meskipun saat itu kamu tidak kenal nama pacar teman kamu. Atau siapa nama selingkuhan pacar dari teman kamu. Tapi kamu sudah tahu masalah apa yang membuat teman kamu menangis. Pasti kamu merasa iba kan. Dan akhirnya kamu akan bertanya lagi. Bagaimana itu bisa terjadi? Sejak kapan kamu tahu, Apa yang akan kamu lakukan nanti. Dan sederet pertanyaan lainnya.
Perhatikan, jika awal cerita menentukan apakah orang akan memperhatikan ceritamu atau tidak. Di dalam cerita tertulis, itulah bab satu.
Yah, bab satu adalah penentu suka atau tidaknya seseorang akan cerita kamu. Jika di bab satu saja sudah membosankan. Maka lupakan keinginanmu untuk membuat orang tertarik baca cerita kamu sampai selesai. Jangankan sampai selesai. Baru bab satu saja, pasti langsung tutup buku. Gak menarik.
Daftar Isi
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN AGAR BAB SATUMU MENARIK PEMBACA?
Tenang, ada triknya. Perhatikan beberapa hal di bawah ini ya.
INTI CERITA / TEMA CERITA
Kamu mau membuat cerita dalam bentuk novel? Tentukan cerita kamu mau bicara soal apa. Apakah tentang anak yang kehilangan ibunya. Lalu ingin menemukannya dengan berbagai cara. Atau sepasang orang tua yang sedih karena anaknya jadi korban penculikan. Atau bisa juga tentang sahabat yang mengubah status jadi pacar, tapi ditolak.
Banyak ragam cerita yang bisa diangkat. Tentukan saja dulu tema besarnya apa. Nanti akan ketemu sendiri sub temanya. Ingat ya. Temanya harus focus. Usahakan terdiri dari satu kalimat saja. Atau maksimal dua. Jangan lebih. Nanti bisa melebar ceritanya.
PREMIS CERITA
Premis itu pesan moral yang bisa diambil dari sebuah cerita. Ini penting untuk membuat pembaca kamu, paham mengenai apa yang ingin kamu ceritakan. Jangan asal cerita, tapi pembaca kamu bingung. Ini sebenarnya mau cerita soal apa sih. Bahaya itu.
Hindari bermain diksi terlalu banyak. Atau terlalu mengindahkan kalimat. Tak dilarang sebenarnya. Malah bagus karena kalimat terkesan indah dan syahdu. Tapi kalau hanya buat bagus-bagusan kalimat, tanpa ada maksud yang ada di dalamnya. Ya percuma saja.
Bedakan premis dari inti cerita ya. Kalau premis cenderung ke pesan untuk pembaca. Misalkan, cerita tentang anak yang ingin mencari ibunya. Pesannya. Ibu jangan sampai meninggalkan anak. Karena anak akan selalu mencarinya karena rindu.
TOKOH UTAMA DALAM CERITA
Ini poin pentingnya. Tokoh utama dalam cerita itu minimal dua. Laki-laki dan perempuan. Lebih dari dua tak masalah, tapi usahakan ada masalah serius yang melibatkan mereka semua. Misal cerita tentang cinta segitiga. Tokoh utamanya berarti ada tiga orang. Satu perempuan, dua laki-laki. Atau satu laki-laki, dua perempuan. Tentukan sendiri dan ungkapkan siapa nama mereka di bab satu.
Hindari pengenalkan tokoh selain tokoh utama di bab satu ya. Karena akan membuat cerita tidak focus. Kecuali jika tokoh tersebut mempengaruhi cerita di bab selanjutnya. Tapi usahkan tokoh utama ini ada. Karena ini cerita tentang mereka. Jadi tokohnya pun harus dikenalkan ke pembaca.
MASALAH ATAU KONFLIK UTAMA DALAM CERITA
Insiden atau kejadian mengejutkan bisa menjadi awalan bagus untuk membangun cerita di awal. Karena kejadian mengejutkan seperti ini, pasti menyisakan banyak pertanyaan. Bahkan tidak menutup kemungkinan menghadirkan tokoh baru di bab selanjutnya.
Misal cerita tentang cinta segitiga tadi. Masalah utamanya adalah sang sahabat menyatakan cinta kepada sahabatnya sendiri. Sementara sahabatnya itu tidak mau pacaran. Jadi ditolak. Terjadi pertengkaran. Persahabatan pun mulai terancam rusak.
HOCK DI ENDING BAB
Hock di sini berarti pukulan. Sifatnya hampir sama dengan plot twish, namun penempatannya di ending cerita. Bedanya lagi. Hock akan selalu membuka jalan menuju bab selanjutnya. Jadi sifatnya harus membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan cerita.
Misal: Masih di cerita cinta segitiga ya. Setelah sepasang sahabat tadi bertengkar, tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh. Entah laki-laki atau perempuan, pembaca tidak tahu. Penulis hanya menjelaskan jika sosok itu terlihat geram melihat pasangan di depannya selalu bersama. Wajahnya merah padam ketika si cowok menyatakan cinta pada sahabatnya sendiri.
Pertanyaannya. Siapa sosok itu? Kenapa dia tidak suka dengan sepasang sahabat yang disaksikannya dari jauh. Pembaca pasti penasaran kan. Nah beri jawaban dari rasa penasaran pembaca ini di bab dua. Akhiri bab dengan pukulan yang telak.
Pastikan semua pertanyaanmu mengenai ini cerita tentang apa, tentang siapa dan apa masalahnya sudah terjawab di bab satu. Kalau kamu berhasil meraciknya dengan penyampaian yang menarik. Pembaca pasti memburu ceritamu sampai ending.
Gak percaya? Coba saja dulu deh. Nanti kita diskusi di kolom komentar. Oke.
30 Comments. Leave new
Wah iya juga ya, kadang kesalahan penulis pemula yang sering lakukan kayak aku adalah. Pengen tulisannya langsung lengkap, tokohnya , suasananya, konflik-konflik sampai klimaksnya, harus sudah ada gambaran dari awal. Eh ujungnya jadi gak nulis.
hehe,coba praktekin lagi tips saya. lalu bandingkan hasilnya. kita diskusi lagi nanti.
Sebagai penulis pemula, pengennya tuh semua udah kebayang dari awal. Mulai siapa tokohnya, alurnya kayak gimana, amanatnya, setting tempatnya kayak gimana. Tadinya berharap biar bisa langsung nulis sampai beres. Eh malah gak mulai-mulai. Ternyata begini ya, nulis aja dulu kayak cerita ya.
bener kak. nulis saja semengalirnya kakak. dan pastikan poin poin yang saya sebutkan di bab satu sudah masuk semua. dicoba deh
Jd buat penasaran dulu ya, karakternya, sosoknya..
Jd pembaca makin baca, makin greget dan terus baca hehe
Keren tulisannyab
terima kasih. semoga bermanfaat ya
Noted bangett ini. Gimana caranya biar pembaca betah berlama lama baca naskah kita. Kata pemateri kapan hari di grup literasi juga gitu. Bab 1 itu harus menarik dan mengandung konflik biar ngga bosan yg baca. Ngga berhenti. Aku izin save tips ini yaa mbaaa. Butuh bangettt. Mau praktek. Habis BW ini deh hehehe
Monggo kak. selesai praktek bisa langsung disharing lagi.
Siswa saya beberapa kali ditantang membuat satu paragraf khusus untuk awal konflik dan akhir cerita. Hasilnya luar biasa karena saya aja suka bingung menciptakan karya pendek (terbiasa yang panjang-panjang). Tetapi, pada akhirnya tergantung genre nya juga ga sih kalo tentang menarik atau enggaknya?
genre itu pilihan kak. menarik tidaknya cerita tidak bergantung genre. tapi dari bagaimana kita menuturkan cerita itu. gaya penceritaannya yang penting. genre apapun bisa menyesuaikan.
Iya, kalau bagi saya, bab 1 itu sangat menentukan apakah saya akan lanjut membaca atau malah meletakkan bukunya. Ternyata ada triknya juga ya dalam menuliskan bab 1.
ada kak. kalau diterapin bisa menentukan bagus tidaknya sebuah cerita.
Whoa sungguh informasi yang sangat istimewa. Terimakasih lho mbak, saya jadi lebih paham kalau bab satu itu menentukan banget apakah pembaca mau lanjut atau berhenti. Keren, terimakasih ilmunya
sama-sama. semoga bermanfaat
Ah ya ya bener banget ini
Bab 1 itu biasanya membuat kita memutuska untuk lanjut membaca atau nggak
Kalau bab 1 nya menarik dan bikin penasaran atau bisa menggambarkan isi cerita, biasanya aku lanjut baca
Tapi kalai bab 1 aja udah ngebosenin, biasanya langsung kututup hehe
nah, testimoni langsung nih dari pembaca. hehe. suka novel yang mana kak?
Nah yang begini nih bermanfaat sekali buat saya. Kebetulan saya lagi mencoba menyelesaikan satu novel, dan bab satu saya memang sering do kritik karena kurang nendang katanya.makasih tipsnya 😀
sama – sama. yang penting semua informasi penting harus sudah ada di bab satu ya kak. semangaaaat
Baru paham sy alur membuat cerita berarti utamanya ada di bab satu ya mbak..tp terkadang sy tuh suka bingung dng cara buat cerita alur maju mundur..yg baca kyk lg sidang skripsi puyeng hehehe..
kalau puyeng minum obat kak. hehe
Bab satu memang penting ya kak sebagai pembuka, buat menarik minat para pembaca agar terus penasaran akan sebuah cerita,
betul banget mbak.
Betul banget kak, menurut aku, bab satu itu menentukan semangat pembaca untuk melanjutkan ke bab berikutnya
cakeepp. lanjutkan
Iya sih. Bab satu ini memang penting banget dan amat menentukan bab bab selanjutnya…
Aku nih agak kesulitan merangkai bab satu.
dipraktekkan tips dari aku mbak. InsyaAllah gak sulit lagi. hehe
Bab 1 memang jadi penentu ya apakah akan lanjut membaca suatu buku atau tidak. Kalo aku pribadi sih biasanya sebelum beli memang baca bab 1 dulu, lalu bab tengah2. Kalo tertarik beli, kalo kurang tertarik, biasanya cari buku lain dulu.
bener mbak. sayang banget kan kalau bab satunya gak menarik, calon pembaca jadi pergi deh. kayak si mbaknya.
Kalo dipikir pun emang gitu,aku juga kalo baca satu episode nggak suka yah gak bakal kubaca lagi mending baca ulang cerita yang bagus.Emm..kalo akutuh pertama tama kebayang aja buat cerita kyk gini gitu setting plot,tokoh,konflik,dll nya udh cuma bingung kalo kau dikembangin juga takut ga menarik (bukan takut deng,yh gitulah kalo ga menarik)Susah nentuin topik juga gimana ya kak??!pengen ada kyk yang ngerevisi gitu…
ikutan kelas menulis saja. Jadi ada kontrol dari mentornya biar tahu perkembangan nulisnya sudah sampai mana.