
Toleransi artinya saling menghargai. Arti yang lebih luas berarti sikap saling menghargai hak orang lain, dan tidak menganggunya. Sebagaimana orang lain juga menghargai hak-hak kita. Kalaupun ada perbedaan, cukup disikapi dengan bijak. Tidak sampai muncul pro-kontra.
Berbeda pendapat boleh saja. Toh perbedaan itu yang membuat kita semakin kaya kan. Banyak pemikiran yang keluar, sehingga masalah apapun pada akhirnya bisa dipecahkan. Itu yang terjadi di kehidupan sehari-hari kita. Mau sarapan apa pagi ini, mau pergi kemana hari ini, atau mau nonton film apa malam ini? ‘’
Eh, ngomongin film bikin saya selalu antusias loh. Mungkin karena saya suka banget sama film. Bukan hanya sebagai penikmat film, tapi segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Tokohnya, karakternya, jalan ceritanya, plot twishnya, siapa dibalik layarnya. Pokoknya all about the movie deh. Bisa membuat film, pastinya prestasi yang paling membanggakan ya bagi saya. Tapi saat ini saya masih di balik layarnya saja dulu. InsyaAllah ke depannya bisa lebih berkembang lagi. Aaamiin.
Oh iya, naskah yang biasanya saya tulis kebanyakan bergenre drama. Saya tertarik bagaimana tokoh dalam cerita saya berhasil membuat emosi penonton teraduk-aduk. Kalau sedih, ya sedih banget. Kalau bahagia, ya bahagia banget. Pokoknya penonton terbawa dengan emosi tokoh. Seolah itu emosi saya. Tangisan saya, tawa saya dan apapun yang terjadi pada diri saya.
Masalahnya, dalam hal tontonan, ternyata saya tidak terlalu antusias pada film drama loh. Kalaupun ada dramanya, pastilah yang bergenre thriller atau psyco. Karena emosi yang mengalir di dalamnya lebih gila. Memacu adrenalin saya sampai ke akarnya. Drama Korea Voice, salah satu contohnya.
Drama dalam film action juga keren bagi saya. Biasanya saya suka film perang yang didalamnya ada kisah pribadi tokohnya. Itu drama. Yang dibangun lebih dramatis lewat peperangan, darah, air mata.

Tears of the sun adalah salah satu film yang berhasil mengaduk emosi saya. Bruce Willis yang berperan sebagai letnan A.K Waters berhasil memerankan karakternya sebagai pemimpin yang keras, namun masih punya hati nurani. Terutama ketika rakyat Afrika sedang dibantai oleh bangsa mereka sendiri. Dr. Lena Fiore Kendricks, salah satu warga Amerika yang dijemut letnan A.K. Waters berjuang menyelamatkan sebanyak mungkin orang yang terluka. Namun nyawanya sendiri diujung tanduk. Film yang penuh ketegangan, air mata dan drama menjadi satu.
Genre film yang saya tonton itu, secara tidak langsung membangun kepribadian saya loh. Saya jadi seriusan, fokus, tapi mudah baper. Saya tidak suka komedi. Karena bagi saya komedi hanya lelucon. Dan hidup ini bukan lelucon. Tapi bagaimana kalau ada teman saya suka komedi. Bahwa hidup ini dibuat santai saja, mengalir seperti air. Jangan terlalu terbebani. Cepat tua nanti.
Hmmm…
Drama yang mendominasi pemikiran saya itu, akhirnya punya tempat untuk disalurkan. Yaitu festival kreasi. Pada sesi penutupan festival ada kelas becoming good movie audience. Bagaimana kesan pesan kita setelah menonton sebuah film. Apakah berkesan, atau malah menyesal.Â
Ada pak Surjorimba Suroto sebagai salah satu pembicaranya. Prestasi beliau di bidang perfilman tak diragukan lagi. Sama halnya dengan kak George Arif yang sudah menjadi sutradara kurang lebih selama 20 tahun. Menariknya, hadir juga seorang psikolog cantik di sini, yaitu kak Rosdiana Setyaningrum.
Kelas yang diadakan via zoom ini merupakan acara penutup dari serangkaian festival kreasi 2020. Jadi kelasnya pun dibuat berkesan. Temanya seakan merangkum semua kelas yang dihadirkan dalam festival kreasi.
Daftar Isi
APA SIH FESTIVAL KREASI 2020

Seperti namanya, Festival kreasi berarti semacam pesta kreativitas di bidang berfilman dan seni. Berlangsung antara tanggal 9 Agustus 2020 – 6 September 2020.
Ada banyak kelas yang dihadirkan di sana. Mulai dari kelas menulis, kelas sutradara, kelas acting, bahkan kelas menjadi seorang prosuder. Saya sih ikut kelas sutradara yang dipandu kak George Arif. Bonus kelas penutup bertema becoming good movie audience.
Menjadi penonton, memang memacu kita untuk selalu berkomentar. Benar ya. Apalagi film yang akan kita tonton, ternyata film baru atau belum pernah sama sekali kita tonton. Kalau di awal sampai pertengahan, sudah menarik. Kita pasti lanjut sampai ending. Tapi kalau sudah mulai bosan, stop nonton deh.
Itu yang saya lakukan dan kebanyakan orang lain lakukan. Tapi tahu tidak, jika film yang kita tonton itu ternyata dipengaruhi oleh karakter kita juga loh.

Kak Rosdiana Setyaningrum merangkumnya menjadi 4 karakter manusia. Yaitu
DECISIVE
Mendominasi, langsung, bersifat kompetitif dan melakukan sesuatu tanpa pikir panjang. Film yang ditonton oleh karakter ini kebanyakan film tentang perang, action, darah-darah, tegang. Film kepahlawanan deh.
Biasanya juga, jika masuk ke gedung bioskop. Karakter ini akan masuk sesuka dia. Kalau dia ingin masuk di awal film, maka dia masuk di awal film. Atau ketika dia ingin masuk bioskop di pertengahan film, ya dia akan bisa melakukannya tanpa ada rasa sungkan. Tergantung mood banget deh.
INTERACTIVE
Tipe I merupakan tipe yang suka berteman. Inspiratif, spontan dan having fun. Mereka kebanyakan suka film dengan genre drama komedy. Dan menonton bioskop bersama teman-teman.
Karena ada teman-temannya, pastinya si tipe I ini suka berkomentar dong. Komentarnya tak jauh dari film yang mereka tonton. Baik saat film berlangsung, maupun ketika film sudah buyar.
Pernah lihat teman yang masih suka membahas film setelah keluar dari gedung bioskop gak? Bahkan di rumah pun, terus dibahas loh. Sampai berminggu minggu malahan. Nah, interaktif berarti tipenya.
CONSCIENTIOUS
Tipe C lebih terorganisasi, berhati-hati, logic dan melakukan yang terbaik yang dia bisa. Ketika menonton film, tipe C ini akan menonton film sampai selesai. Baik film yang disukai atau tidak.
Tipe penonton yang baik deh dan menghargai para pembuat film. Karena itulah tipe ini cenderung tidak puas, jika tidak menonton film secara tuntas. Berbeda dengan tipe D yang bisa pergi begitu saja di tengah film, ketika film yang ditontonnya ternyata tidak sesuai kriterianya. Drama adalah genre yang biasanya suka ditonton tipe C.
STABLE
Tipe S jauh lebih stabil, setia dan suka menonton film secara bersama-sama. Uniknya, tipe ini tidak segan untuk membaca review film sebelum dan sesudah tayang.
Tipe S biasanya membandingkan film satu dengan film lain untuk dibahas. Bahkan akan dengan sabar membaca kredit title di akhir film. Tujuannya untuk mengetahu siapa saja nama asli tokohnya, siapa sutradaranya, penulis naskahnya, produsernya dan siapa saja yang ada di balik layar. Detail banget deh pokoknya. Genre yang biasanya ditonton tipe S kebanyakan tentang persahabatan, pertemanan dan sejenisnya. Mellow kan.
Saya sendiri termasuk gabungan tipe D dan C. film action bercampur drama adalah favorit saya. Artinya film actionnya tidak melulu tembak-tembakan, atau silat-silatan. Tapi ada unsur drama di dalamnya.
Ada cerita yang menyentuh jiwa di dalamnya. Seperti Tears of the sun tadi. Tema penyelamatan seorang dokter di tengah perang saudara di Afrika. Tapi dibumbui drama perjuangan dokter yang tidak tega meninggalkan warga Afrika untuk dibantai. Ada tangis di sana, ada cerita drama memilukan di sana. Dan saya akan dengan senang hati menontonnya sampai ending. Bahkan menontonnya lagi dan lagi.
Bagaimana dengan mereka yang tidak suka drama dan menganggapnya sebagai film lebay. Film ala sinetron Indonesia. Padahal tidak semua sinetron Indonesia lebay loh. Tapi image itu sudah kadung melekat di film negeri sendiri. Sedih ya.
Melihat fenomena ini, genre komedy bisa jadi solusi. Tidak melulu drama. Tapi ada tawa sebagai hiburan. Atau film tentang percintaan, persahabatan, pertemanan yang kental akan kehidupan sehari-hari. Sah saja, itu pilihan dan kita wajib bertoleransi akan pilihan teman.
Kak George Arif menyebutkan jika film adalah sekumpulan gambar bergerak dan suara yang memiliki penceritaan (story telling) di dalamnya.
www.wahyuindah.com
Artinya apa? Ada story telling di dalamnya. Kekuatan story telling inilah yang membawa penonton ikut merasakan apa yang ingin disampaikan tokohnya. Sementara penonton menanggapi dengan menilai film yang ditonton. Bisa saja penerimaan atau penolakan. Tergantung dari tipe penonton apa kita.
Nah, pertanyaan berikutnya yang muncul adalah bagaimana jika kita menonton film bersama dengan teman yang memiliki karakter berbeda dengan kita. Kita sukanya action, eh teman kita sukanya drama. Atau ada yang sukanya komedi. Sementara kita tidak suka komedi.
Satu hal yang perlu kita perhatikan sebelum memutuskan menonton film adalah ada di kelompok mana kita. Karena pada dasarnya, ada 3 kelompok penonton film yang harusnya bisa saling toleransi:
- Cinema enthusiast : Golongan pecinta film yang selalu update film. Tidak pernah ketinggalan film terbaru yang muncul. Memberikan kritik dan sarannya terhadap flm baru yang ditontonnya. Dan selalu punya ulasan mengenai berbagai genre flm. Orang golongan ini, tak akan pernah ketinggalan berita mengenai film.
- Menonton film jika ada yang mengajak. Jika tidak ada, yang tidak antusiast dengan film. Golongan ini punya toleransi pertemanan yang tinggi. Mau menonton film demi teman yang mengajaknya.
- Golongan yang menonton film karena terpaksa. Biasanya termasuk golongan bukan penyuka film, bahkan suka tertidur di bioskop. Kalaupun mau diajak menonton, biasanya karena dibayarin. Kalau gak, ya mana mau. Toleransi sih masih ada ya. Tapi bagi saya gak begitu banget toleransinya. Malah ganggu.
Setelah tahu dimana posisi kita, barulah kita bisa mengambil sikap. Apakah kita menonton dengan orang yang sepaham dengan kita, atau memutuskan batal menonton saja. Daripada suasananya tidak kondusif. Karena menurut kak Rosdiana sendiri, menonton film itu ada tujuannya loh. Tidak sekedar menonton saja. Tapi lebih dari itu.
MANFAAT MENONTON FILM

Pernah gak kita bertanya pada diri sendiri atau orang lain. Apa sih manfaatnya menonton film? Kalau pergi ke bioskop buang-buang duit. Mendingan nonton di rumah. Download di internet, dan gratis. Hmm…
Bagi seorang cinema enthusiast, hampir mustahil melakukan tindakan di atas. Bukan masalah baginya mengeluarkan uang atau tidak, asalkan bisa menonton film yang sedang diburunya. Bahkan pada kasus tertentu, cinema enthusiast yang rajin update. Bisa mendapatkan penghasilan dari apa yang dia sukai itu. Itulah gunanya suka film. Bukannya bayar tiket, eh malah dibayarin.
Kak Rosdiana menyebutkan 2 manfaat besar dari menonton film. Yaitu toleransi terhadap teman dengan meluangkan waktu bersamanya atau stress management.
www.wahyuindah.com
Stress management di sini maksudnya melatih pikiran kita dari stress yang mungkin terjadi. Karena biasanya orang menonton film kan di saat lelah atau sedang ingin refreshing.
Di sinilah fungsinya menonton film untuk mengembalikan pikiran kita menjadi lebih jernih lagi. Sehingga kita bisa mendapatkan ide baru setelahnya. Selain itu, film ternyata juga membuat kita mengeluarkan hormon bahagia loh. (sebut saja Dopamine, Oxytocin, Serotonin, dan Endorfin). Selain itu bisa memunculkan hormon adrenalin jika film yang kita tonton, bergenre suspense atau ketegangan sejenis.
Sementara itu, toleransi terhadap teman mendatangkan manfaat yang lebih, diantaranya :
- Hiburan
- Menambah keakraban antar teman, atau pasangan.
- Menambah relasi atau networking
- Menambah wawasan, terutama pada film-film festival, documenter, art movies
- Mendatangkan penghasilan bagi reviewer.
Sudah siap camilan untuk menonton, eh ada teman yang sukanya komentar. Tenang, ada tips kok biar acara menontonmu tetap asyik.
- Hindari membaca review atau sinopsis film sebelum menonton film. Not spoiler ya, biar penasarannya tetap bisa dirasakan.
- Hindari fanatisme dan skeptisme karena bisa membuat kita subyektif dan mental blocking.
- Jangan berharap film yang kita lihat setia pada sumbernya (missal diambil dari novel terlaris). Karena beda media, beda pula interpretasinya.
- Hindari banyak makan dan minum sebelum dan selama film berlangsung. (untuk menghindari ke toilet, mengganggu bro)
- Matikan gadget dan jangan ngobrol. Fokus nonton saja ya.
- Tontonlah bersama orang yang tepat. Atau setipe dengan kamu. Biar seru dan bisa menikmati film sampai ending. Kalau pun menonton bersama orang yang tidak setipe dengan kamu. Usahakan bisa toleransi dengan saling menghargai. Tidak mengomentari yang membuat sakit hati dan tetap tersenyum hingga semuanya selesai.
Bersikap toleransi itu perlu dan sangat wajib. Agar terbentuk kerukunan diantara kita. Beda karakter boleh saja, tapi jangan sampai perbedaan itu membuat kita jaga jarak. Artinya jarak yang sesungguhnya ya, jadi musuh atau saling benci. Bukan jaga jarak karena corona. Hehe.
Nah, sudah tahu kan kamu termasuk tipe penonton apa. Jadi bisa dong diputuskan persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum menonton film. Apa harus sendirian atau mengajak teman. Semua ada di tanganmu gais. Tetap toleransi ya. Agar acara nontonmu tetap sehati dan sesanubari.
Selamat menonton.
34 Comments. Leave new
Artikelnya komplit banget kak. Paling suka di bagian karakter yang menonton hehehe, sebagai manusia kita selalu curious kaya apa sih kita.
Saya cenderung tipe Stable, kalau masalah menonton sampai akhir atau nggak kadang tergantung film. Saya sendiri suka film triller, horror, mistery , jadi kadang kalau terlalu brutal pasti ditinggalin aja hehehe.
masuk decisive juga mbak. kan main tinggal aja kalau filmnya brutal. kombinasi sih kebanyakan kita. happy fun aja ya
Apapun genre film yang disukai,saling menghargai ya mba.
Akupun suka semua genre film,dan kalaupun sedang menonton film bergenre komedi,bagiku sah sah aja, karena dapat tertawa lepas saat ada adegan lucu.
Dan tentu kadang saat lagi kumpul keluarga, pasti ada kala ingin menonton film yang disukai tapi berhubung lagi ramai, jadilah ikutan menonton bersama.
tipe interactive ya mbak. saling menghargai aja, kurangi komen yang menyinggung. hehe.. peace mbak e
Hihi iya kak.. biasanya film yang bersumber dari novel atau buku gak akan selalu sama akhir ceritanya. Jadi gak usah terlalu berharap persis sama.
emang dibuat gitu. strategi pemasaran mbak. biar nonton filmnya juga.
Aku dan suami movie freak walo gak parah pun genre film kami beda, dia suka horor, aku gak suka, jadi pas dia pengen nonton horor, aku nimbrung juga sih tapi dibalik bahunya haha
cieeee, romantis jadinya mbak. Gitu kali ya kalau pasangan ngajak nonton ke bioskop. biar kalau ceweknya takut, bisa ngumpet di bahunya. halah, keingat jaman pacaran saya mbak. hehe
hahaha…suka bagian ngumpet di bahu suami ya kak.
Ternyata ada karakternya juga nonton film ya. Nonton film itu juga untuk menyeimbangkan otak. Setuju banget sih sebagai stress management
biar gak stress, nonton film sesuai karakter kita mbak.
Wah saya termasuk tipe INTERACTIVE dan stable nih sepertinya. Saya juga orangnya nggak masalah dengan spoiler. justru spoiler kalau memang bagus bikin saya tambah penasaran untuk nonton.
Duh kangen nonton bioskop jadinya. Kayaknya terakhir januari 2020 deh.
nonton bioskop di rumah dulu mbak. Saya juga kangen ke bioskop. semoga segera berakhir ya pandemi ini. biar bisa ke bioskop lagi kita.
Saya bingung menentukan tipe penonton seperti apa diri saya ini. Sejujurnya saya lebih suka nonton di rumah, tapi ya konsekuensinya film yang diputer film lama. Sesekali sih ke bioskop, pas ada yang ngajakin, tapi ya gitu, juaraaang banget. Tapi kalo disuruh milih saya lebih suka film drama keluarga yang ada interaksi sama hewan-hewan lucu gitu. Jadi fresh dan bisa ketawa ketawa. Kalo action atau horor auto ngacir duluan.
Mungkin kalo pandemi ini berakhir, nonton akan jadi pilihan kencan yang asik juga di akhir pekan deh.
Saya bingung menentukan tipe penonton seperti apa diri saya ini. Sejujurnya saya lebih suka nonton di rumah, tapi ya konsekuensinya film yang diputer film lama. Sesekali sih ke bioskop, pas ada yang ngajakin, tapi ya gitu, juaraaang banget. Tapi kalo disuruh milih saya lebih suka film drama keluarga yang ada interaksi sama hewan-hewan lucu gitu. Jadi fresh dan bisa ketawa ketawa. Kalo action atau horor auto ngacir duluan.
Mungkin kalo pandemi ini berakhir, nonton akan jadi pilihan kencan yang asik juga di akhir pekan deh. Semoga ada film bagus
tipe yang nunggu diajakin nonton, baru nonton. hehe. tipe I kak. nunggu teman soalnya. semangat. saya juga kangen ke bioskop lagi.
aku baru tahu tentara nonton film dipengaruhi sama karakter ya. tapi jadi inget salah satu kalimat kakaknya saya yg ga suka film drama, dia sukanya film yg logic gitu thiriller atau adventure, orang yang hidupnya udh banyak “drama” ngapain nonton drama. begitu katanya hehe
berarti kakaknya mbak tipe D tuh. gpp mbak. hidup saya juga banyak drama, tapi saya tetep suka drama. halah, nyelimur.
Wah karakter saya termasuk ya? Bingung juga soalnya semua dari yang dijelaskan tercakup semua.
Suka comedi, kadang thriller, drama, kadang cuek ditinggalin begitu saja kalau gak enak ceritanya, kadang mikir terus kalau ide ceritanya menarik, ah macam-macamlah, tergantung film dan keadaan sih
berarti masuk kombinasi semua karakter mbak. hehe… DICS. siip. bisa menerima semua genre film.
Saya termasuk yang STABLE dan antusias menonton ke bioskop. Tapi itu dulu, sebelum dua bocil lahir yang membuat saya absen ke bioskop selama kurang lebih 8 tahun. Sekarang sih mulai nonton lagi, tapi cuma film animasi,haha. Untuk ilm bergenre dewasa saya harus puas menunggu di HBO dan baca reviewnya. Nah, meskipun sudah baca review saya tetap antusias menonton lho. Karena menurut saya sensasinya pasti berbeda.
detail banget ya mbak si stable ini. saya mah liat kredit title kalau ada nama saya di sana sebagai penulis naskahnya. hahaha… review biasanya saya lihat kalau sudah ada yang kasih spoiler. jadi penasaran kan. Tapi kebanyakan review gak sesuai dengan pendapat kita soal film. ada yang bilang bagus, padahal pas ditonton biasa saja. ada yang bilang biasa saja, tapi bagi saya ternyata bagus banget. jadi ya langsung tonton aja. hehe
Agaknya saya masuk ke tipe C, Mbak. Soalnya seringkali saya protes dengan jalan cerita atau adegan2 yang menurut saya kurang pas
wah kritis juga uda. siip. review film aja uda.
Pernah, ikutan pelatiahn kepenulisan naskah skenario..waktu itu sempat tertarik em coba menulis, tapi hehe entahlah nulis cerpen aja baru sekali yang lolos kurasi buku antologi kumcer..selebihnya belum nyoba lagi 🙂
latihan lagi dan tambah koneksi mbak. diasah terus kemampuannya.
Wah saya penikmat film nih. Emang nonton film itu berguna banget bagi saya, nambah wawasan, bisa refreshing juga. Suka banget film2 yang ceritanya deep banget dengan ending yg ada plot twist nya
sepaham kita. plot twish bikin kita jadi shock ya. dari segi filmnya juga bikin makin menarik ceritanya.
Ada banyak kelas menarik yang bisa diikuti ya,sebagai blogger nih pengennya ikutan yang kelas menulis sih. Kayakanya asik banget gitu jadi penulis film namanya bisa muncul di layar saat akhir film selesai. Btw,festival kreasi ini memang menampilkan para pembicara yang juga kredibel di berbagai bidangnya ya.
ada kelas menulis kok mbak. tapi bukan menulis naskah skenario. melainkan menulis naskah untuk iklan di tv. saya sudah booking kelasnya. tapi saya kelupaan tanggalnya, jadi telat deh. kebagian yang kelas sutradara aja. hehe. tapi gpp, kelasnya menarik banget kok. pembicaranya expert semua di bidangnya. profesional semua. semoga next festival bisa ikutan lagi. saya pengen ikut kelas produser. hehe
Saya tipe Stable yang lebih suka dapat spoiler sebelum menonton. Hihihi. Jadi saya malah bisa fokus menonton dan menandai setiap menit penting yang saya lalui. Meski salah nonton film, saya akan tetap menghabiskannya, karena setiap film itu bagus pada masanya.
tak selamanya spoiler itu jelek kan ya. saya juga gak masalah sama spoiler, bisa jadi bahan acuan mau ditonton gak filmnya.
Saya tipe C nih mbaa. Protes mulu kalo liat film. Kata orang-orang berisik banget kalo liat film huhuu.
hahahaha…. kalau liat bareng aku, wes tak jitak mbak. sambil bilang, terserah penulis skenarionya dong. mau dibikin begini, begitu, begono. lah kita ngomel, pemainnya yo gak denger. wkwkwkwk…..