Musim penghujan telah tiba, siap-siap jas hujan dan payung. Kalau pengen amannya, diam di rumah saja. Ngadem. Hmm…
Gimana menurut teman-teman. Begitu tidak sih yang kita lakukan setiap kali musim penghujan datang. Malas keluar rumah kecuali buat ke kantor atau karena keperluan penting yang tak bisa ditunda. Selebihnya, lebih baik di rumah saja. Apalagi kalau cuaca sedang ekstrim dengan dampak terburuk adalah banjir. Oh NO…
Sebagai catatan ya, di awal tahun 2020 ini sudah banyak berita tentang banjir yang diakibatkan oleh hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Jalanan selalu basah, bahkan tergenang air keruh. Akibatnya, muncul penyakit deh karena lingkungan yang tidak sehat. Sedih kan.
CUACA EKSTRIM DARI MANA SIH?
Kalau dipikir-pikir, hujan di musim penghujan kali ini memang tidak seperti musim penghujan sebelumnya. Lebih ekstrim karena hujannya disertai angin kencang dan petir. Bahkan di beberapa kota sampai banjir parah. Sebut saja Jakarta dan sekitarnya.
Untunglah saya tinggal di Malang dan alhamdulillah tidak sampai banjir. Namun kemungkinan banjir tetap harus diwaspadai.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya memprediksi bahwa kondisi cuaca di Malang sepanjang Januari 2020 akan diguyur hujan dengan intensitas lebat. Dan akan terus berlangsung hingga April atau pertengahan Mei 2020 nanti. (sumber : www.madura.tribunnews.com)
Tahukah teman-teman kalau cuaca ekstrim ini ternyata datang dari fenomena atmosfer yang disebut Monsoon Asia. Yaitu Meningkatnya pasokan udara basah dengan curah hujan yang awalnya 301 mm naik hingga 400 mm. Akibat yang ditimbulkan adalah suhu permukaan laut dan sekitarnya jadi panas.
Kalau kita ingat pelajaran biologi di bangku sekolah dulu, tentang pergantian air laut dan air darat. Kita bisa melihat bahwa naiknya suhu udara di laut menyebabkan air menguap dan membentuk gumpalan awan comulonimbus atau awan hujan di atmosfer. Awan ini mengandung uap air dalam jumlah banyak, yang jika bergesekan akan menimbulkan loncatan energi yang sangat besar. hingga memunculkan percikan api. Di bumi, kita melihatnya sebagai petir. Bukan hanya itu, loncatan energi itu juga menimbulkan suara bergemuruh besar yang kita dengar dengan guntur atau gemuruh. Langit pun terlihat abu-abu dan gelap. Karena awannya membawa uap air yang turun dalam bentuk hujan.
Nah, itu pelajaran biologi singkat dari saya ya. Hehe. Mudah-mudahan bisa mengingatkan kita akan asal muasal terjadinya hujan. Peace !
Kembali ke soal musim penghujan di awal tahun 2020 ini, kita harus bisa menyikapinya dengan bijak. Tetap menjaga kesehatan diri dan keluarga tercinta. Agar terhindari dari penyakit yang biasanya muncul akibat cuaca ekstrim. Seperti flu, demam berdarah, types dan penyakit sejenisnya.
ANTISIPASI DINI
Sedia payung sebelum hujan. Itu adalah pepatah yang tepat untuk menghadapi musim penghujan ini. Masalahnya bagaimana jika payungnya tidak ada, atau hujannya keburu datang sebelum kita menyiapkan payung. Tenang, beberapa tips berikut ini bisa dijadikan acuan untuk tetap sehat di musim penghujan.
- Tetap perbanyak minum air putih ya. Agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
- Hindari berhujan-hujan ria di luar rumah. Kalau kehujanan, segera mencari tempat berteduh.
- Segera keringkan tubuh ketika sudah terlanjur kehujanan dan ganti pakaian kering agar terhindar dari penyakit flu.
- Ciptakan kehangatan di dalam rumah ketika hujan lebat ada di luar rumah. Bukan hanya dengan perapian loh ya. Tapi suasana hangat juga. Seperti bercanda dengan keluarga. Main games atau hal menyenangkan lainnya. Kehangatan seperti ini akan membuat hati kita senang dan hangat. Suasana sendu yang identik dengan hujan jadi terlupakan.
- Sedia obat penurun panas ya kalau punya si kecil di rumah. Jaga-jaga kalau anak demam di musim penghujan. Sedia minyak kayu putih juga untuk menghangatkan anak ketika kedinginan.
- Stok makanan di dalam rumah ya. Jadi kalau lapar dan gak bisa keluar rumah karena hujan, masih bisa masak dengan persediaan makanan yang ada.
- Selalu pantau keadaan cuaca di luar rumah, sehingga bisa mengantisipasi ketika kita ingin keluar rumah. Begitu juga dengan berita di berbagai media.
Nah, itu dia beberapa tips yang bisa saya bagi. Mungkin teman-teman punya tips lain yang bisa menginspirasi, boleh banget loh ditulis di kolom komentar di bawah. Yang jelas, kita harus tetap waspada di cuaca ekstrim begini. Selalu berhubungan dengan media luar sangat bermanfaat untuk mengetahui update keadaan di luar sana. Jadi kita bisa prepare dengan lebih seksama dan teliti. Benar tidak.
**
2 Comments. Leave new
Siap atau gak siap, musim hujan tetap datang. Kita harus antisipasi saat musim hujan datang, terutama bagi daerah yang sering terkena banjir, kayak Kota Jakarta. Lokasi kerja saya di Jakarta, pernah kesulitan akses ke tempat kerja karena banjir.
Semoga semua pihak telah siap dan mengantisipasi datangnya musim hujan,. Blognya bagus amat,
makasih mas. jadi sungkan sama suhu. hehe