Baju baru Alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya. Tak punya pun taka pa-apa. Masih ada baju yang lama.
Eh kok nyanyi. Hehe.
Kalau orang dewasa gak masalah ya gak pakai baju baru. Kalau anak-anak gimana?
Saya kok masih gak tega kalau gak belikan anak-anak baju baru untuk hari raya. Karena anak-anak kan sukanya dengan hal-hal yang baru. Meskipun mereka gak minta. Tapi emaknya ini loh, yang getol pengen belikan baju baru, sepatu baru, hijab baru. Duuh.
Memang sih, membiasakan membeli hal-hal baru di hari raya itu kurang baik. Nanti jadi kebiasaan untuk selalu konsumtif. Masalahnya, saya jarang beli baju untuk anak-anak. Moment lebaran menjadi moment yang tepat untuk merayakannya.
Itu baru baju, belum kue lebaran, jatah amplop buat keponakan dan sanak keluarga, jalan-jalan ke tempat wisata, ngasih uang saku ke orang tua, ketupatan.
Baca juga :
Aduh, kira-kira berapa banyak duit sih yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan lebaran. Harus ya kebutuhan lebaran itu dipenuhi semua. Kalau ada duitnya tak masalah, lah kalau gak ada duitnya gimana?
Daftar Isi
Mengelola Keuangan Menjelang Lebaran
Keadaan keuangan setiap orang berbeda. Bagi yang terbiasa membeli baju, mungkin bisa skip bagian membeli baju baru di hari raya. Tapi bagi yang satu tahun sekali beli baju baru, sepertinya tidak ada salahnya membeli barang baru di moment kemenangan bersama.
Eh tapi ada masalah lagi nih. Kalau beli baju dan kebutuhan lebaran kan harus pakai uang ya. Uangnya biasanya didapat dari THR. Itu kalau pekerja yang dapat jatah THR dari kantornya. Kalau pekerja lepas seperti saya, jelas tidak dapat THR. Sementara THR suami sudah dialokasikan untuk keperluan lain.
Harus cari siasat nih, agar tetap dapat mengelola keuangan dengan baik. Sehingga saat menjelang lebaran, kita tetap bisa merayakannya
Nah untuk masalah yang satu ini, saya punya tips yang sudah saya praktekkan selama ini. Diantaranya
Jauh-jauh hari sudah menabung untuk lebaran
Saya terbiasa menabung untuk jangka panjang. Jadi kalau ada keperluan yang kesannya tidak mendadak, pasti sudah dialokasikan jauh-jauh hari. Seperti liburan akhir tahun dan lebaran. Karenanya menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa lebaran nanti, perlu dicoba deh.
Anggap saja uang yang kita alokasikan itu sebagai uang hilang. Jadi setiap bulannya, saya menyisihkan 100 ribu untuk dimasukkan ke celengan. Itu saya anggap uang hilang. Artinya, jangan dilirik lagi. Biarkan di tempatnya sampai tiba saat mengambilnya. Yaitu waktu moment lebaran tiba.
Trik seperti ini rupanya berhasil loh. Jadi ada THR atau tidak THR, kita tetap punya pegangan uang dari hasil tabungan uang hilang tadi. Bisa dipakai deh untuk keperluan lebaran, seperti beli baju, beli kue lebaran atau lain-lain.
Beli baju untuk anak, tak harus menjelang lebaran
Harga baju menjelang hari nasional, biasanya didiskon ya. Tapi ada yang kasih saya bocoran nih. Kalau baju yang dikeluarkan selama hari penting seperti hari raya idul fitri atau hari penting lainnya, adalah baju lama di gudang yang dikeluarkan kembali. Meskipun kebenarannya belum jelas, tapi saya was-was dong.
Makanya saya terbiasa membeli baju lebaran bukan di saat menjelang lebaran. Tidak selalu sih, karena kadang saya baru membelinya di bulan Ramadan. Seperti Ramadan tahun ini. Soalnya kepincut sama model baju anak yang lucu. Aduh, yang namanya emak-emak ya. Kalau lihat baju anak sukanya gelap mata. Jadinya ya beli deh.
Baju anak saya tidak semua belinya waktu lebaran. Ada yang belinya di hari biasa, tapi belum pernah dipakai. Nah waktu acara buka bersama atau nanti pas lebaran, baru dipakaikan. Jadi kesannya baju lebarannya banyak kan. Padahal belinya cuman satu. Yang lain beli di bulan-bulan lalu. Hehe
Siapkan Dana untuk Kue lebaran
Kue nastar, kastengel, putri salju, lidah kucing, itu biasanya dibikin di bulan Ramadan. Kue khas lebaran itu langka, jarang ada di bulan lain selain Ramadan. Makanya kalau ingin membuatnya, harus dialokasikan dana jauh-jauh hari.
Bagaimana kalau tidak ada dana untuk membuat kue lebaran?
Kan tadi sudah ada dana tabungan yang disiapkan bulan-bulan sebelumnya. Tidak bikin kue lebaran, beli jadi saja. Beres kan. Kalau bisa belinya di teman, sekalian bantuin jualan. Ada nilai pahalanya juga. Siapa tahu nanti dapat bonus gratisan. Hahaha. Patut dicoba nih.
Siapkan uang kecil untuk bagi-bagi
Nah yang satu ini sifatnya wajib. Karena nanti ada moment silaturrahmi antar keluarga. Jadi pastikan ada uang kecil yang bisa dibagi ke keponakan ya. Tukarkan uang ke bank saat bulan Ramadan.
Semoga dengan berbagi rejeki, Allah memudahkan rejeki kita dan memperlancarnya. Aamiin.
Ditabung
Eh masih ada sisanya? Ditabung saja uang yang ada. Kalau bingung, ditabung untuk apa. Ya tidak ada alasannya. Ditabung ya ditabung aja. Buat dana darurat. Jangan sampai dompet kita ludes tak bersisa. Tak ada uang sepersen pun karena sudah kita habiskan untuk kebutuhan lebaran.
Kalau susah untuk menabung dan khawatir akan habis bagaimana?
Kalau seperti, berarti saatnya memilah sebelum uang disalurkan untuk kebutuhan ini itu. Prioritaskan untuk hal-hal yang penting dulu, lalu beli kebutuhan sesuai tingkat prioritasnya.
Usahakan sudah ada prioritas tabungan di awal. Missal 10 persen dari uang yang ada masuk dalam tabunga. Artinya, sepuluh persen ini masukkan ke kotak uang hilang tadi. Gak usah diotak atik, kalau tidak dalam keadaan darurat. Beres deh. Aman
Belajar mengatur keuangan menjadi kebiasaan
Mengatur keuangan memang gampang-gampang susah. Prakteknya yang biasanya susah. Karena kita tergoda untuk berlaku konsumtif. Tapi kalau sudah terbiasa, akan jadi mudah kok.
Sebagai langkah awal, kalau belum ada dana tabungan, teman-teman bisa memanfaatkan dana yang ada dulu. Tak harus banyak kan untuk kebutuhan lebaran. Missal jatah beli baju anak yang biasanya 2-3 pasang. Karena dananya tak mencukupi, bisa dibelikan satu pasang saja.
Kue lebaran juga sama, kalau dananya tak cukup untuk membuat kue lebaran. Beli jadi saja dan yang murah. Misal beli biscuit kalengan atau permen. Toh nanti tamu tidak akan menghabiskan semua kue lebaran kan. Yang penting ada sedikit untuk suguhan tamu. Tak perlu mewah.
Kalau dana untuk bagi-bagi ke keponakan dan saudara tidak ada, bagaimana? Tenang. Mulai sekarang bisa ko mengumpulkan uang lima ribuan atau sepuluh ribuan.
Masih ada waktu beberapa hari sebelum lebaran. Nah, uang tersebut sisihkan. Misal kembalian belanja, ada lima ribu. Sisihkan. Atau ada dua ribu, sisihkan juga. Pokoknya uang receh sisihkan deh.
Menjelang lebaran bisa dikumpulkan. Bikin amplop sendiri dari kertas warna, lalu masukkan uang yang kita sisihkan tadi ke dalam amplop. Tak harus uang baru kan untuk bagi-bagi ke saudara. Seng penting judule duit. Baru atau lama, tetap kepake. Bener kan.
Nah, mulai dari yang kecil-kecil dulu dan mulai dari sekarang. Gunakan waktu untuk belajar membiasakan diri. Kalau sudah terbiasa, bakalan ngalir sendiri kok.
Selamat mencoba
**