Waktunya saya untuk mereview salah satu buku pilihan saya di bulan februari ini, yaitu novel berjudul THROUGH OUR GRIEF karya mbak ADELINA MAYANG.
Kenapa saya memilih novel ini? Berikut ini beberapa alasannya.
1. Deskripsi singkat tentang cuplikan isi novel yang ada di cover belakang, berhasil membuat saya penasaran. Ini bukan cerita cinta dua remaja. Tapi kebahagiaan rumah tangga yang sempat hancur oleh rasa kehilangan. Menarik nih.
2. Bentuk cover bukunya cantik dan unik.
3. Ini novel baru. Katanya sih baru diterbitkan awal tahun 2019. Saya jadi penasaran untuk mereviewnya.
Oke. Tidak perlu berlama-lama lagi. Langsung saja review novelnya. Saya akan memulai dari alasan pertama saya memilih novel ini.
INI CERITA TENTANG APA?
Membaca judulnya, saya sempat kurang mengerti dengan maksudnya. Kesedihan apa yang harus dilalui bersama? Tapi begitu saya membaca barisan tulisan di cover belakang, perhatian saya pun langsung teralihkan. Begini tulisannya.
“Nadin dan Pandu menjalani hari-hari penuh kebahagiaan bersama Kayla, putri kecil mereka. Ada tawa sukacita yang selalu mengisi hati. Ada rumah yang menjadi tujuan paling dirindukan selepas lelah bekerja. Namun, hidup nyatanya tak selalu mengizinkan kesenangan membersamai Nadin dan Pandu. Hari itu, selepas les balet, Kayla menghilang. Segala upaya dikerahkan. Penyelidikan mengarah dan mengerucut pada seorang laki-laki asing yang sebelumnya terlihat mengintai rumah Pandu dan Nadin. Tapi Kayla belum ditemukan. Hari itu adalah titik balik bagi hidup Pandu dan Nadin. Semuanya tak akan pernah sama.”
Membaca sepenggal kalimat tersebut, saya pun langsung ngeri sendiri. Ini cerita keluarga. Tentang kebahagiaan pasangan suami istri yang mendadak sirna karena anak kesayangan mereka menghilang. Saya jadi teringat dengan beberapa kasus penculikan anak yang sempat heboh di berbagai pemberitaan di televisi maupun koran. Bahkan sampai detik ini, kasus penculikan anak masih menjadi momok bagi para orang tua.
Drama penuh air mata sering kita saksikan sebagai kisah nyata. Bukan sekedar cerita fiktif. Masih beruntung jika anak yang diculik bisa ditemukan kembali dalam keadaan masih hidup. Bagaimana dengan kasus penculikan anak yang berakhir dengan tragis. Si anak kembali ke rumahnya sudah dalam keadaan tidak bernyawa, dengan salah satu atau lebih organ dalam tubuhnya yang sudah tidak ada. Berita mengerikan lagi, rumor bahwa ada jual beli organ dalam anak-anak untuk kepentingan medis.
Melihat berita di televisi saja membuat saya ngeri. Apalagi saya juga punya buah hati yang sangat saya sayangi. Setiap kali keluar rumah membawa anak-anak, ibu saya selalu memberi nasehat untuk tak luput mengawasi anak-anak. Begitu juga dengan pihak sekolah tempat anak pertama saya menimba ilmu. Masih TK memang, tapi saya beruntung pihak sekolah memberi himbauan para orang tua untuk mengantar jemput anak tepat waktu. Bahkan demi keamanan, sekolah menghafal betul siapa yang mengantar jemput anak. Itu karena masalah penculikan anak sampai detik ini masih berlangsung. Tertangkapnya beberapa penculik anak, tetap tidak bisa mengurangi kegelisahan para orang tua untuk terus meningkatkan pengawasan kepada anak mereka.
Saya acungin kedua jempol saya untuk penulisnya. Entah benar atau tidak, saya merasa isu penculikan anak itu yang menjadi ide dasar munculnya novel ini. Seakan novel ini mewakili keresahan para orang tua yang sempat gelisah dengan berkeliarannya para penculik anak. Entah tujuannya untuk uang atau yang paling tragis, berakhir dengan nyawa melayang.
Saya belum membaca isi novel karangan mbak Adelina Mayang ini, ketika ingatan saya mengacu pada salah satu novel yang pernah saya baca. Ide yang diangkat juga sama, atau lebih tepatnya mirip. Judulnya adalah THE LOVELY BONES karya ALICE SEBOLD. Novel terjemahan memang, tapi isinya begitu menyanyat hati. Saya akan mereviewnya juga di lain postingan.
THE LOVELY BONES atau tulang-tulang yang cantik, menceritakan tentang gadis bernama Salmon yang dibunuh oleh penculik anak di usianya yang keempat belas tahun. Uniknya, sudut penceritaannya adalah dari si anak itu sendiri yang sudah menjadi arwah. Dengan cekatan, si Salmon menceritakan bagaimana dia dibunuh oleh penculiknya dan mengawasi keluarganya yang sibuk mencari dimana jasadnya. Kisah itu benar-benar membuat saya menangis. Karena ternyata Salmon bukan satu-satunya korban. Ada anak kecil lainnya yang menjadi korban dan semuanya anak perempuan.
Saya pun jadi bertanya-tanya, apakah novel THROUGH OUR GRIEF ini bisa membuat saya shock seperti THE LOVELY BONES?
BAGAIMANA ISI CERITA NOVEL THROUGH OUR GRIEF?
Saya membaca isi novel ini dengan penuh semangat. Di awal bab, saya masih melihat kebahagiaan Nadin yang menikah dengan Pandu. Ditambah kehadiran Kayla yang melengkapi kebahagiaan mereka. Saya bisa melihat sudut pandang penceritaan ada pada Nadin dan Pandu. Dua tokoh sentral dalam novel ini.
Saya suka dengan bagaimana cara penulisnya mengakhiri setiap babnya. Yaitu dengan memberikan shock terapi berupa kejutan. Bab pertama, diakhiri dengan adanya sosok lain yang juga memperhatikan tingkah pola Kayla. Tentunya tanpa disadari oleh Nadin, Pandu dan juga Kayla sendiri. Penulis mengunci kalimat sampai di situ. Tidak memberikan penjelasan, sehingga pembaca jadi bertanya-tanya. Ada tokoh baru nih dan siapa?
Penjelasannya baru didapat setelah membaca bab selanjutnya.
Puncak konflik terjadi di bab 2. Tepatnya di ending bab yang menggambarkan betapa shocknya Pandu mengetahui kabar bahwa Kayla menghilang.
Bab 3 dan seterusnya menggambarkan bagaimana Pandu dan Nadin melalui hari-hari tanpa Kayla. Satu hal yang membuat saya terus bertahan dalam membaca kisah ini, adalah kejutan-kejutan yang dberikan di tiap lembarnya.
Selalu ada informasi baru yang membuat saya semakin penasaran. Seperti ketika Nadin memilih untuk pergi dari rumah demi menenangkan diri, Pandu yang mendadak didekati oleh mahasiswanya sendiri, Nadin yang ditemukan hampir bunuh diri.
Perkembangan pencarian Kayla membuat saya ikut ketar-ketir membaca kisahnya. Saya jadi sibuk bertanya-tanya. Apakah Kayla masih hidup, ataukah sudah meninggal? Di hari kelima menghilangnya Kayla barulah berita itu sampai. Saya ikut shock ketika dugaan saya benar. Kayla sudah tak bernyawa. Saya ikut sedih, ikut terhanyut dan ikut getir seolah-olah saya menjadi Nadin.
Bagimana Nadin menjalani hidupnya tanpa Kayla? Baca deh novelnya. Saya jamin kamu akan ikut tegang seperti saya.
BAGAIMANA PENDAPAT SAYA TENTANG NOVEL INI?
Saya memberikan bintang lima untuk novel keren ini. Meskipun gaya penceritaannya di awal masih basa-basi. Tapi penulisnya menyisipkan tanda tanya besar di awal bab, dan baru bisa ditemukan di akhir cerita. Ini unik. Formula penceritaannya keren. Patut dicontoh.
Seperti yang sudah saya katakan di awal postingan, bahwa novel ini mengingatkan saya dengan novel THE LOVELY BONES karya ALICE SEBOLD. Bagaimana kesimpulan saya pada akhirnya? Apakah sama serunya?
Hampir mirip. Tapi tingkat keseruannya yang berbeda. Saya suka dengan formula yang dipakai penulisnya dalam bercerita. Jika di THE LOVELY BONES, sudut penceritaannya dari si anak yang diculik dan dibunuh. Maka THROUGH OUR GRIEF memakai sudut pandang orang tua si anak, yaitu Nadin dan Pandu. Kesedihan dan rasa kehilangan mereka yang menjadi fokus utama cerita.
Novel ini keren, penuh ketegangan, kesedihan, hampa dan perasaan yang bisa mewakili setiap orang tua.
Oh iya, satu hal yang menjadi kesamaan THROUGH OUR GRIEF dengan THE LOVELY BONES. Yaitu Kayla bukan satu-satunya korban. Ada korban lain yang juga anak-anak dan semuanya perempuan. Sama dengan nasib si Salmon di THE LOVELY BONES.
Bagaimana pendapat kamu dengan fakta ini?
APAKAH NOVEL INI REKOMENDED?
Ya… saya sangat merekomendasikan novel keren ini. Terutama untuk idenya yang luar biasa.
Kenapa?
Karena novel THROUGH OUR GRIEF tidak hanya mengisahkan kisah cinta biasa. Tapi kisah cinta antara suami istri, kisah cinta antara ibu dan anak, kisah cinta antara ayah dan anak, kisah cinta keluarga. Ada kesedihan mendalam yang harus dilalui ketika anak, buah hati kita mendadak pergi untuk selamanya.
Ada trauma, ada duka, ada luka mendalam. Saya ikut merasakannya dan berharap hal mengerikan itu tidak terjadi dengan anak saya. Ya ALLAH lindungilah anak-anakku.
Terima kasih mbak Adelina Mayang yang sudah mempersembahkan novel yang luar biasa ini untuk saya. Sukses selalu untuk karya selanjutnya.
BAGAIMANA BENTUK FISIK NOVEL INI?
Oh iya, bagi kalian yang tertarik untuk membeli novel ini dan masih bingung bagaimana wujudnya. Saya kasih tahu bentuk cover depan dan belakangnya. Seperti ini.
Di bagian cover depan ada gambar animasi laki-laki dan perempuan yang sedang memejamkan mata dengan wajah sedih. Judul novel ditulis di bagian tengah dan nama penulis di tengah bawah. Sementara di sudut kanan atas, tertulis nama penerbitnya. LAKSANA. Oh iya, di dalam novel juga disertai pembatas buku dengan ilustrasi sama persis dengan gambar di cover depan novel.
Beralih ke bagian cover belakang. Kutipan sinopsis singkat ditulis di tengah halaman dengan bagian atas, tergambar desain seperti cover depan namun dalam ukuran yang mini. Di bagian bawah tertulis nama penerbit, sosial media penerbit dan barcode.
Keterangan lengkapnya sebagai berikut :
Judul novel : THROUGH OUR GRIEF
Penulis : Adelina Mayang
Penerbit : LAKSANA
Tahun terbit : 2019
Jumlah halaman : 220 halaman
Harga di pulau Jawa : Rp 58.000,00
So… bagaimana? Tertarik untuk membelinya?
Buruan deh ke toko buku gramedia di kotamu. Novelnya masih baru, jadi pasti masih banyak stoknya.
Kalau sudah baca, share pengalaman kamu yuk tentang novel ini. Saya tunggu di kolom komentar ya.
Salam sayang,
Wahyuindah
6 Comments. Leave new
di bukalapak ada gk mbk e
Belum ngecek mas jul. tapi ini novel baru kok. kemungkinan besar ada di bukalapak. di gramedia aja ada kok. coba cek deh.
Wah kalau menyangkut soal anak, saya gampang sedih mba, jadi pengen baca. Makasih reviewnya
iya mbak… anak memang segalanya. cintanya gak akan tergantikan.
I like the fact that you express your opinion in your reviews and each reader can decide whether it will be interesting for them to read this book.
That is very attention-grabbing, You’re an overly skilled blogger.
I’ve joined your rss feed and stay up for in quest of extra of your wonderful
post. Additionally, I’ve shared your web site in my social networks