Siapa yang sudah kenal dengan istilah montessori. Istilah yang kerap digunakan di dunia pendidikan anak ini bisa diterapkan di rumah loh. Para orang tua dapat memberikan metode montessori kepada anak-anaknya untuk melatih motorik halus dan motorik kasar.
Masalahnya, metode tersebut membutuhkan ketelitian dan konsep yang matang agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Kelihatannya mudah, tapi cukup menantang karena jika tidak mengikuti metode yang diterapkan, hasilnya bisa berbeda.
Kesalahan yang Perlu Dihindari Dalam Menerapkan Metode Montessori
Saat ini, banyak sekali ide aktivitas untuk anak-anak yang diberi label “Montessori-inspired”, namun tahukah Anda bahwa hanya memberikan aktivitas atau material Montessori tanpa memahami prinsip-prinsip dasarnya justru dapat membuat metode ini tidak maksimal?
Mengadopsi metode Montessori di rumah memang bisa sangat bermanfaat, namun dalam pelaksanaannya, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua. Berikut lima kesalahan yang perlu dihindari agar penerapan Montessori di rumah lebih efektif dan berhasil.
1. Tidak Mempersiapkan Lingkungan dengan Baik
Lingkungan yang mendukung sangat penting dalam metode Montessori. Namun, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa pengaturan lingkungan yang tepat adalah kunci sukses pembelajaran anak.
Jika material Montessori sulit diakses oleh anak atau tidak ditempatkan dengan baik, hal ini dapat menghambat kemandirian mereka.
Pastikan alat-alat belajar tersedia dan teratur, serta berada di tempat yang mudah dijangkau oleh anak, sehingga mereka dapat belajar dan bereksplorasi dengan bebas.
2. Terlalu Banyak Interupsi dalam Aktivitas Anak
Salah satu kesalahan terbesar adalah terlalu sering menginterupsi anak saat mereka sedang fokus pada suatu aktivitas. Montessori sangat menekankan pentingnya membiarkan anak bekerja dengan mandiri tanpa terlalu banyak intervensi.
Interupsi yang sering, baik untuk memberikan arahan atau bantuan, justru dapat mengganggu proses belajar alami anak. Sebaiknya biarkan anak menyelesaikan tugasnya sendiri, dan hanya tawarkan bantuan jika mereka benar-benar memerlukan.
3. Tidak Melakukan Observasi terhadap Minat Anak
Observasi merupakan bagian penting dari metode Montessori. Banyak orang tua kurang memperhatikan minat alami anak dan cenderung menawarkan kegiatan yang tidak sesuai dengan keinginan atau kebutuhan mereka.
Observasi yang baik akan membantu Anda mengenali apa yang paling diminati anak, sehingga Anda dapat menyediakan aktivitas yang lebih relevan dan menarik bagi mereka.
Misalnya, jika anak sedang tertarik dengan dinosaurus, Anda bisa menyediakan aktivitas Montessori dengan tema dinosaurus. Ketika anak terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan minatnya, mereka akan lebih fokus dan termotivasi untuk belajar.
4. Terlalu Terburu-buru dan Tidak Memperhatikan Kesiapan Anak
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah orang tua terlalu terburu-buru dalam memperkenalkan aktivitas baru tanpa mempertimbangkan kesiapan anak. Misalnya, Anda mungkin terburu-buru untuk mengajarkan anak berhitung padahal belum memperkenalkan konsep dasar.
Dalam Montessori, anak-anak belajar dari konsep paling sederhana, yaitu mengenal angka 1-10. Dalam pembelajaran Montessori, hal ini diawali dengan pengenalan kuantitas secara konkret menggunakan Number Rods, kemudian dilanjutkan dengan simbol tertulis melalui Sandpaper Number.
Setelah anak memahami konsep kuantitas dan simbol, Anda bisa menggabungkannya dalam aktivitas Number Rods and Cards.
Angka 0 diperkenalkan selanjutnya melalui Spindle Box, di mana anak dapat mengalami secara konkret perbedaan antara kotak kosong dan kotak yang terisi. Setelah itu, anak dapat mulai belajar berhitung dari 1-10 melalui Cards and Counters, yang membantu mereka melatih hubungan antara kuantitas dan simbol tertulis.
Dengan memperhatikan kesiapan anak, Anda membantu mereka merasakan keberhasilan pada setiap tahap perkembangan.
5. Terlalu Banyak Materi atau Tujuan dalam Satu Aktivitas Montessori
Banyak orang tua mencoba memasukkan terlalu banyak tujuan atau materi dalam satu aktivitas Montessori. Padahal, pendekatan ini justru dapat membingungkan dan membuat anak kewalahan.
Metode Montessori mengajarkan bahwa setiap aktivitas sebaiknya memiliki satu tujuan yang jelas, sehingga anak dapat fokus dan memahami prosesnya dengan baik.
Misalnya, dalam aktivitas menyendok kacang, tujuannya adalah melatih koordinasi tangan dan mata serta memperkuat kemampuan motorik halus.
Namun, jika Anda juga meminta anak untuk menghitung jumlah kacang yang disendok atau mengenali warna kacang, ini bisa membuat anak bingung dan kehilangan fokus pada tujuan utama.
Sebaiknya, fokuslah pada satu keterampilan pada satu waktu, seperti menyendok kacang saja. Setelah anak menguasai keterampilan tersebut, barulah Anda bisa menambahkan aktivitas lain seperti menghitung atau mengenali warna.
Baca juga : Kembangkan Literasi Anak Sejak Dini
Kesimpulan
Menerapkan Montessori di rumah memerlukan pemahaman yang baik tentang cara anak belajar dan bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung.
Dalam metode Montessori, semua aktivitas disusun dengan cermat dengan memperhatikan setiap tahap perkembangan anak. Itulah mengapa penting bagi kita, sebagai orang tua atau pengajar, untuk benar-benar memahami prinsip-prinsip Montessori yang mendasar.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, Anda dapat membantu anak mengembangkan keterampilan mandiri, meningkatkan fokus, dan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih positif.
Jika Anda ingin memperdalam pengetahuan Anda tentang Montessori, pertimbangkan untuk mengikuti pelatihan di lembaga seperti Sunshine Teachers’ Training yang dapat memberikan panduan lengkap tentang penerapan metode ini.
**
2 Comments. Leave new
Kalo memang sebagai ortu belum paham prinsip dasar Montessori ini, memang sebaiknya ambil pelatihan atau sekalian masukin anak ke sekolah yg menggunakan Montessori sebagai metode belajar nya ga mba. Jd benar2 terarah. Dan hasilnya juga bisa maksimal.
Benar sekali karena metode montessori memang butuh pemahaman biar gak keliru dan salah penerapan.