Dunia kerja saat ini semakin berkembang seiring dengan makin majunya teknologi masa kini. Internet dan penggunaan gadget bukan lagi kebutuhan tersier. Melainkan kebutuhan primer yang menunjang kehidupan sehari-hari.
Penggunaan perangkat digital ini tentu saja membawa dampak positif dan negative. Terutama gen z yang seolah tidak bisa lepas dari digitalisasi. Masyarakat semakin pintar, tapi juga semakin bergantung pada penggunaan digitalisasi. Tak heran jika ketergantungan digital ini berdampak juga pada psikologi penggunanya
Merujuk pada fenomena ketergantungan inilah akhirnya Binus Malang menghadirkan ilmu baru yang menggabungkan dua bidang yaitu teknologi dan psychology untuk memenuhi kebutuhan industri yang kian berkembang pesat yaitu Digital Psychology.
New Program Digital Psychology ini diharapkan dapat menjadi solusi baru di dunia kerja agar generasi Z dapat memenuhi tantangan kerja yang kian beragam.
Peresmian New Program Digital Psychology di Binus @Malang
25 September 2024 adalah hari spesial di Binus University Kota Malang. Karena di hari tersebut ada peresmian program baru yang akan menjadi salah satu mata kuliah andalan di Binus Malang yaitu Digital Psychology.
Program andalan yang sudah dibuka pendaftarannya bulan lalu ini digelar dalam acara Studium Generale and Launching New Program. Acara inspiratif ini berlangsung selama dua jam dari pukul 10.00 sampai pukul 12.00 WIB.
Sebelum resmi diluncurkan, acara launching ini juga diiringi dengan talkshow bertajuk “Leveraging Technology Through People for a Connected Future”. Pas sekali kan, karena keberadaan Digital Psychology sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana peran teknologi digital dalam perkembangan psikologi manusia di masa depan.

Direktur Binus Malang, Dr. Robertus Tang Herman, S.E,.M.M
Tak sedikit dari kita yang mengetahui sisi negatifya saja dari teknologi. Seperti misalnya main games. Kita bisa saja main games tanpa kenal waktu, sehingga kita menjadi sangat kebergantungan. Padahal jika kita cerdas, kita bisa loh membuat teknologi yang bergantung pada kita. Bukan kita yang tergantung pada teknologi.
Contoh misalnya soal games tadi. Daripada kita menghabiskan waktu untuk bermain games, sampai kita lupa makan dan kesehatan mental kita terganggu karena seolah kita tak bisa lepas dari games, kenapa kita tidak membuat games yang lebih edukatif dan menunjang kegiatan belajar mengajar.
Solusi tersebut bisa didapatkan dari coding. Atau program yang dikhususkan untuk mengajari anak-anak membuat gamesnya sendiri. Atau bisa saja dengan memperhatikan pola orang-orang yang suka main games, biasanya adalah tipe orang introvert dan berpikir kritis serta fokus.
Perhatian kecil tapi vital ini ternyata berdampak loh pada dunia kerja, sehingga dapat dipelajari lebih jeli dan intent lagi. Digital Psychology dapat membantu mengeksplor perkembangan teknologi digital sehingga dapat mengintegrasi sejauh mana peran teknologi dapat mempengaruhi kesehatan mental penggunanya.
Deputy Dean Faculty of Humanities Binus Malang, bapak Raymond Godwin, S.Psi., M.Si menyebutkan jika pembukaan program Digital Psycholgy ini merupakan langkah penting dalam menjawab kebutuhan industri dan masyarakat yang semakin mengandalkan teknologi digital.
Program ini dirancang untuk melahirkan generasi profesional yang tidak hanya memahami ilmu psikologi secara mendalam, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi dan data untuk menciptakan solusi berbasis digital dalam meningkatkan kesejahteraan mental.
Direktur kampus Binus Malang, Dr. Robertus Tang Herman, S.E,.M.M menambahkan jika melalui program baru ini, Binus Malang ingin melahirkan lulusan Digital Technopreneur yang mampu mengembangkan solusi inovatif berbasis teknoologi. Sehingga tidak hanya mahir di bidang psikologi, tapi juga dapat memajukan industri digital secara keseluruhan.
Digital Psychology di Dunia Kerja

pemberian cendramata dari Direktur Binus Malang kepada Junialdi Dwijaputra selaku Head of Business – Gamification dari Agate
Digital Psychology rupanya punya banyak peran di dunia industri. Terutama dalam bidang data. Mengingat semakin maju teknologi kita, semakin banyak data yang bisa diolah.
Dalam Peresmian Program Digital Psychology ini, Binus juga menghadirkan Junialdi Dwijaputra selaku Head of Business – Gamification dari Agate, seorang pakar dalam bidang data science dan gamification dalam sesi talkshow.
Menurutnya, teknologi digital telah membawa revolusi besar dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk dunia kerja yang memiliki banyak tuntutan. Hal inilah yang mempengaruhi psikologi seseorang dapat berdampak pada kinerja dan produktivitas dalam bekerja.
Stres, kecemasan dan kecanduan teknologi karena pekerjaan yang dilakukan selalu berhubungan dengan gadget tentu saja membuat penggunanya rawan terkena gangguan mental. Isu seperti ini sepertinya sudah menjadi rahasia umum dan mendesak untuk segera diatasi.
Bekerja di dunia digital memang tak bisa lepas dari yang namanya gadget atau perangkat digital. Inilah yang perlu diwaspadai.
Binus @Malang melalui program barunya, Digital Psychology berharap dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para mahasiswanya bagaimana mengembangkan teknologi yang inovatif, berkelanjutan, beretika dan dapat memperhatikan kesejahteraan mental penggunanya.
Seperti namanya, Digital Psychology mempelajari bagaimana psikologi dan teknologi digital dapat saling terhubung. Caranya dengan mempejari perilaku manusia melalui big data, AI serta penggunaan teknologi untuk mengatasi isu-isu psikologis yang muncul akibat paparan teknologi.
Baca juga : RED AI for Indonesia
Dr. Ir. Derwin Suhartono, S.Kom., MTI selaku Dean School of Computer Science menjelaskan jika lulusan dari Digital Psychology ini diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi teknologi yang dapat membantu mengembangkan terapi berbasis digital, alat pemantauan kesehatan mental serta sistem intervensi psikologis yang tentunya lebih akurat dan lebih personal dari sistem yang sudah ada sebelumnya.
Pernyataan tersebut diungkapkan sebagai cerminan Binus Malang yang berkomitmen untuk memajukan bangsa melalui pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman. Dukungan terhadap program baru dari Binus Malang ini juga diungkapkan oleh Dr. Elisa Carolina Marion, S.S., M.Si selaku Dean Faculty of Humanities.
Menurut beliau, Digital Psichology ini merupakan jembatan penting antara ilmu psikologi dengan computer science, sehingga diharapkan mahasiswa dapat menciptakan solusi inovatif dalam mengatasi tantangan kesehatan mental di era teknologi yang makin digital ini.
Penutup
Mantap kan. Lebih mantap lagi karena program ini sudah bisa diambil mahasiswa dengan 40 sks. Saat ini memang masih dibuka satu kelas dengan kapasitas 50 mahasiswa. Tapi tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan kelas jika peminatnya bertambah. Ada program beasiswa juga bagi mahasiswa kurang mampu yang berprestasi.
Program baru Digital Psychology diresmikan dengan pemotongan nasi tumpeng dan dilanjutkan dengan foto bersama dengan para pengajar di Binus University Malang.
Selamat ya atas launchingnya Program baru Digital Psychology di Binus Malang. Semoga semakin banyak lulusan Binus yang dapat membantu perkembangan industri di era teknologi yang makin digital ini.
**