Labiaplasty mungkin istilah baru bagi orang awam termasuk saya. Tapi dari namanya saja sudah terlihat jika istilah ini berkaitan dengan labia perempuan atau bibir vagina yang merupakan alat kelamin perempuan.
Kagetnya, saya mendapatkan informasi tentang labiaplasty ini justru dari anak kecil yang masih berusia belasan tahun. Katakanlah usianya 12 tahun dan sekarang masih kelas 6 SD. Sebenarnya bukan anak kecil itu yang melakukan operasi labiapasty, tapi adiknya yang usianya justru lebih kecil dari usianya.
Saya yang berusia 40 tahun ke atas saja belum familiar dengan istilah tersebut. Kalah dengan anak SD yang akrab dengan istilah per-kelaminan. Kagetnya lagi, labiaplasty ternyata sebuah operasi untuk mengecilkan bentuk bibir vagina yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa.
Artinya operasi ini tidak boleh dilakukan oleh sembarangan orang. Ada prosedur ketat untuk bisa melakukan operasi labiaplasty. Lah ini anak kecil baru saja operasi labiaplasty. Buat apaan coba?
Apa sih Labiaplasty itu?
Dahi saya berkerut ketika anak kecil yang lebih besar dari anak sulung saya yang masih kelas 5 SD itu menyebutkan tentang labiaplasty. Jadi ceritanya adiknya baru saja melakukan operasi labiaplasty dan sekarang sedang dalam masa pemulihan.
Jujur saya kurang tau soal labiaplasty. Tapi teman kecil saya itu dengan santainya bilang, “semua perempuan pasti tau-lah istilah itu.” Nyatanya tidak semua perempuan tau dek. Saya aja taunya dari kamu. Kudet banget ya saya. Hiks
Lebih kudet lagi setelah saya tahu apa itu labiaplasty Jadi Labiaplasty adalah operasi yang dilakukan untuk mengubah ukuran atau bentuk labia atau bibir vagiina dengan alasan tertentu.
Biasanya tujuannya untuk mengurangi rasa gatal dan iritasi berlebih. Namun ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri dengan memperbaiki bentuk bibir vagina agar terlihat lebih bagus. Selain itu ada juga yang untuk mempertegas jenis kelamin bagi orang yang punya kelamin ganda.
Tahu kan jika labia merupakan organ reproduksi perempuan yang terletak di bagian luar vagina. Labia terdiri dari 2 lipatan kulit yaitu labia mayora dan labia minora. Rambut kemaluan menutupi bagian bibir vagina yaitu labia mayora dimana di tengahnya ada klitoris.
Bentuk dan ukuran labia perempuan itu ternyata berbeda-beda dan tidak ada yang sama persis. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan cepat saat anak cewek pubertas, gemuk, hamil dan menyusui, menopause sampai genetik atau keturunan.
Bentuk labia yang tidak simetris bisa mengakibatkan infeksi dan masalah kesehatan lainnya sehingga menganggu aktivitas. Bagi pasangan suami istri, bentuk labia yang tidak beraturan ternyata juga dapat menganggu hubungan intim karena dapat mengurangi kepuasan pasangan. Sementara bagi orang yang memperhatikan penampilan, bentuk labia yang berantakan akan mengurangi rasa percaya dirinya.
Alasan operasi lasbiaplasty sebenarnya cukup masuk akal. Tapi kenapa saya merasa miris ketika mengetahui ada anak kecil yang melakukan operasi tersebut. Untunglah alasan adik dari teman kecil saya itu melakukan operasi labiaplasty karena adiknya yang terlalu aktif, suka berantem, tomboy. Padahal anaknya cantik banget loh.
Mungkin karena kegiatannya yang terlalu aktif dan berkali-kali mukanya bonyok akibat berantem itu, akibatnya alat kelaminnya ikut terinfeksi atau tergores. Tapi ketika si adek bilang operasi labiaplasty karena ingin bentuk bibir vaginanya lebih bagus, pikiran saya kok kemana-mana ya.
Siapa yang Boleh dan Tidak Boleh Melakukan Operasi Labiaplasty
Dilansir dari alodokter, operasi labiapasty biasanya dilakukan oleh perempuan dewasa yang berusia 18 sampai 50 tahun dengan kondisi tertentu, yaitu :
- Perempuan yang sering terjadi infeksi di bagian labia sehingga membuatnya tidak nyaman dan butuh penanganan kesehatan.
- Istri yang ingin memuaskan suami saat berhubungan intim. Labia yang kecil dan sempit akan mempercepat pasangan mencapai kepuasan
- Labia yang besar dan menonjol dapat menguragi rasa percaya diri ketika memakai pakaian renang atau baju ketat.
- Pemilik kelamin ganda perlu mengecilkan atau memperbesar labia untuk menegaskan jenis kelamin yang diyakininya yaitu perempuan.
Perlu diketahui juga bahwa operasi labiaplasty ini perlu konsultasi dokter ya. Dokter akan menunda operasi jika didapati pasiennya masih berusia di bawah 18 tahun, pasien mengalami gangguan pada sistem reproduksinya misalnya infeksi di vagina atau saluran kemih, pasien perokok berat, pasien sedang hamil dan menyusui serta pasien yang ingin hamil lagi karena bentuk labianya pasti akan berubah lagi setelah melahirkan.
Meskipun sudah ada warning bahwa operasi labiaplasty sebaiknya dilakukan oleh orang dewasa, faktanya tidak demikian dengan remaja Inggris.
Tercatat pada tahun 2015-2016 ada lebih dari 200 anak perempuan di Inggris yang berusia di bawah 18 tahun melakukan operasi labiaplasty. Mirinya lebih dari 150 anak perempuan tersebut usianya bahkan di bawah 15 tahun. Jumlahnya terus bertambah setiap tahun.
Tak heran sih karena budaya luar negeri lebih bebas. Usia remaja identik dengan proses pencarian jati diri yang notabene dipengaruhi oleh pergaulan lingkungan.
Budaya di Indonesia lebih ketimur-timuran, mudah-mudahan saja tidak banyak remaja kita yang melakukan operasi labiaplasty. Kalaupun ada, alasannya sangat masuk akal dan perlu pendampingan dari orang tua.
Risiko Operasi Labiaplasty Bagi Perempuan
Bagi saya operasi labiaplasty ini hukumnya sunnah, bukan wajib dan bisa ditunda dengan alasan medis atau alasan lain yang masuk akal. Tapi jika sangat dibutuhkan, tak ada salahnya untuk melakukannya. Tentunya dengan pantauan dokter.
Sebagaimana operasi medis lainnya, operasi labiaplasty pasti memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Sebut saja infeksi pasca operasi, perdarahan, pembengkakan, labia kering dan mati rasa, nyeri saat buang air kecil atau buang air besar serta sakit ketika berhubungan intim dengan pasangan.
Risiko akan semakin besar ketika terjadi perdarahan yang semakin banyak, demam, keluar cairan atau nanah dari luka sayatan pasca operasi, jahitan terbuka dan nyeri hebat saat buang air kecil atau buang air besar.
Kalau sudah seperti itu, langsung periksa ke dokter agar dapat dilakukan penanganan medis dengan segera. Jangan ditunda-tunda agar lukanya tidak semakin parah.
Gimana, risiko operasi labiaplasty cukup mengkhawatirkan kan. Makanya penting untuk menjaga kesehatan reproduksi perempuan. Operasi labiaplasty tidak boleh sembarangan dilakukan dan harus konsultasi dulu dengan dokter. Dan please, anak-anak jangan melakukan operasi labiaplasty dulu ya.
Jika memang ingin melakukan operasi labiaplasty, pastikan usianya sudah cukup dan memang dalam keadaan darurat yang menyangkut kesehatan dan kenyamanan. Mengingat salah satu alasan operasi labiaplasty adalah pertumbuhan anak yang terlalu cepat saat pubertas.
Nah tugas orang tua nih untuk terus memantau anak perempuannya. Usahakan anak-anak bisa berperilaku sesuai usia mereka dan tidak terlalu cepat dewasa di usianya yang masih anak-anak. Biarkan mereka bermain dan belajar seperti halnya fitrah mereka yang masih kanak-kanak.
Bagi anak-anak yang olahraga aktif seperti senam, renang atau olahraga yang memungkinkan anak mengalami luka di bagian organ intimnya sebaiknya didampingi lebih ekstra oleh orang tuanya. Orang tua yang selalu hadir dalam setiap kegiatan anak, akan menjauhkan anak dari perilaku ekstrim. Tentunya dengan cinta kasih dan kelembutan orang tua kepada anak yang membentuk kelembutan mereka.
Pendampingan orang tua sangat menentukan masa depan anak-anak. Bukan begitu bunda?
**
Referensi :
https://www.alodokter.com/labiaplasty-dan-hal-hal-penting-di-dalamnya
https://news.detik.com/bbc-world/d-3546754/makin-banyak-anak-perempuan-yang-inginkan-operasi-vagina
2 Comments. Leave new
Jujur aku baru tahu istilah ini dan makin kaget lagi karena yang operasi itu masih anak-anak. Alasannya supaya bentuknya bagus??? Lha kalau anaknya aktif lagi apa engga berisiko iritasi atau gimana gitu?
Iya kalau dipakai untuk mengatasi iritasinya. Nah kalau dipakai untuk yang lain gimana? Ngeri pergaulan anak-anak sekarang mbak. Masih kecil sudah mikirin memperbagus bentuk vagina. Buat apaan coba.