Bulan Ramadan telah datang. Bulan penuh ampunan yang ditunggu-tunggu kaum muslim dan muslimah ini memang membawa keberkahan tersendiri. Seperti libur panjang yang ditetapkan pemerintah selama bulan Ramadan 1446H ini.
Bagi gen z dan gen alpha mungkin agak kaget dengan peraturan baru dari Presiden terpilih Bapak Prabowo. Tapi bagi kaum milenial yang lahir tahun 80-an tentu saja hal ini yang diharapkan sejak dulu. Bahkan dulu kita libur satu bulan penuh loh. Kebijakan dari Presiden Soeharto yang tentu saja masih terkenang sampai saat ini.
Bedanya mungkin pada teknologi ya. Kalau dulu kita belum mengenal gadget. Jadi ketika liburan Ramadan, anak-anak disibukkan dengan kegiatan mengaji, pondok Ramadan, tadarrus Al-qur’an dan main layaknya anak SD pada umumnya. Kebanyakan kami ibadah. Kalau sekarang karena ada gadget, orang tua jadi lebih khawatir.
Di saat sekolah saja anak-anak lebih suka main gadget daripada bersosialisasi. Bagaimana kalau sudah liburan panjang. Mungkin itu yang dikhawatirkan para orang tua saat liburan sekolah. Termasuk saya yang kedua anak saya masih SD. Satunya kelas 5 dan satunya lagi kelas 1 SD. Tapi masak sih kita gak bisa ngatasi anak-anak saat liburan di rumah. Kita cari solusinya sama-sama yuk bund.
Keputusan Pemerintah Tentang Liburan Ramadan 1446H
Libur awal Ramadan sudah terbiasa ditetapkan pemerintah setiap tahunnya. Tapi tahun ini terasa berbeda. Kabarnya libur Ramadan akan lebih panjang daripada biasanya. Cerita Ramadan tahun ini bakalan berbeda nih
Dan benar saja, setelah 1 minggu libur awal Ramadah tanggal 27 Februari 2024 sampai 6 Maret 2025 dengan rencana libur lagi tanggal 26 Maret, kini dimajukan menjadi 21 Maret. Total libur Ramadan menjadi 28 hari karena baru akan masuk sekolah lagi nanti 9 April 2025.
Tahu gak bund, jika perubahan libur lebaran ini ternyata sudah ditetapkan dalam Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2025, Nomor9 Tahun 2025 serta Nomor 400.6/1423.A/SJ yang berisi tentang pembelajaran di Bulan Ramadan tahun 1446H/2025 Masehi.
Surat edaran ini sudah ditanda tangani pada tanggal 27 Februari 2025 dan merupakan pembaruan dari surat edaran sebelumnya yang ditanda tangani pada tanggal 20 Januari 2025. Isinya mengenai perubahan libur lebaran yang semula dimulai tanggal 26 Maret sampai 8 April, dimajukan menjadi 21 Maret sampai 8 April. Anak-anak kembali sekolah pada 9 April 2025.
Wah lama juga ya liburnya. Bakalan bosan gak tuh anak-anak? Seperti yang ditakutkan pada emak-emak. Anak-anak pasti ada bosannya. Pengalihannya yaitu dengan main games di ponsel. Gemes kan bund. Sama seperti anak saya yang memang hobi main games. Saya sampai harus memutar otak lumayan keras untuk memberikan pengerttian kepada anak untuk bermain di luar rumah.
Kenali lingkungan sekitar. Jangan di rumah saja dengan ponsel di tangan. Mata bisa rusak dan tidak berkembang. Untunglah ada kegiatan sholat terawih selama Ramadan dan buka puasa di masjid. Anak-anak ikut sholat maghrib di masjid untuk mendapatkan takjil. Setelah itu buka puasa di rumah.
Sebenarnya ada banyak kegiatan yang bisa kita lakukan sebagai orang tua agar anak tidak melulu main games. Kita intip yuk bun kegiatan apa saja yang bisa dilakukan anak-anak selama bulan Ramadan dirumah.
Kegiatan Anak-anak di Bulan Ramadan
Sebel gak sih jika anak-anak tak bisa lepas dari handphone untuk bermain games. Saya sampai keluar otot dan nangis-nangis saat melarang anak saya nonstop main games di hp. Untunglah anak saya nurut. Mungkin karena kasihan melihat saya menangis sambil memelas. Padahal mah itu acting saja biar dia kasihan sama mamanya. hehe.
Agar tidak membosankan, beberapa kegiatan berikut ini biasanya saya terapkan kepada anak-anak selama liburan Ramadan di rumah. Siapa tahu bunda-bunda juga melakukannya.
-
Sahur dan Buka Puasa di Rumah
Anak-anak sudah bisa puasa penuh tahun ini. Kalau tahun lalu, baru si kakak yang bisa puasa penuh. Adiknya masih puasa separuh. Maklum masih TK. Tahun ini adik sudah kelas 1 SD dan antusias sekali ingin puasa penuh. Alhamdulillah berhasil. Meskipun beberapa kali puasa separuh sih karena ngakunya lapar di siang hari dan pengen jajan. Hehe. Gak apa-apalah Masih belajar.
Serunya lagi, anak-anak selalu bersemangat setiap kali sahur di rumah. Kakak bahkan lebih sering bangun terlebih dulu. Kalau ngantuk, mereka tetap makan sahur. Tapi setelah sahur dan sholat subuh, mereka tidur lagi. wkwkwk.
Kegiatan makan sahur ini membuat anak-anak tidur lebih awal agar bisa bangun malam untuk sahur. Saya dan suami bersyukur melihat antusias anak-anak menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Bersyukurlah lagi, kami tak perlu memaksa anak-anak untuk puasa. Mereka senang puasa atas keinginan sendiri dan paling semangat menyambut Ramadan. Alhamdulillah. Barakallah.
-
Bantu Beberes Rumah
Anak-anak pada dasarnya suka membantu saya bersih-bersih rumah. Nah di kesempatan liburan Ramadan ini, anak-anak semakin bersemangat dong bantu-bantu mamanya beberes rumah. Adik suka bantu jemur baju, kakak suka nyapu dan kita suka masak bareng di dapur.
Kegiatan beres-beres rumah ini terlihat makin seru karena dilakukan tanpa paksaan dan suka cita. Secara tidak langsung anak-anak belajar mandiri dengan membersihkan mainannya sendiri atau membuang bungkus jajan ke tempat sampah tanpa diminta. Biasanya kalau kakak lupa, adik yang ngingetin. Begitu suka sebaliknya. Senangnya anak-anak rukun.
-
Sholat Jamaah di Rumah
Selama ini anak-anak belum sholat 5 waktu secara sepenuhnya. Sholat dhuhur di sekolah dan maghrib kadang ke masjid. Sisanya masih belajar. Nah di kesempatan liburan Ramadan ini saya membiasakan kakak dan adik untuk sholat jamaah di rumah.
Hasilnya masya Allah banget. Suasana rumah jadi lebih adem dan anak-anak jadi suka beribadah. Keluarga terasa lebih lengkap dan Ramadan tahun ini yang membuat ketentraman lebih terasa di rumah saya.
-
Mengaji di Rumah Selepas Sholat Fardhu
Sejak kakak ikut kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, kegiatan mengaji sempat mandek karena waktu lebih banyak dipakai untuk urusan sekolah. Sejak saat itu kakak lebih nyaman jika mengaji di rumah bersama saya.
Di momen Ramadan kali ini, saya menggunakan kesempatan tersebut untuk mengaji bersama anak-anak. Meskipun anak-anak juga kadang ke masjid untuk mengaji dan sholat. Tapi mengaji di rumah bersama orang tua terasa berbeda. Nikmatnya beda.
-
Sholat Terawih di Masjid
Adek nih yang paling suka sholat terawih. Aura positif adek sangat menular sehingga membuat seisi rumah jadi ikut semangat ikut sholat terawih di masjid. Termasuk papanya yang kadang tidak sempat ikut terawih karena harus kerja shift malam. Tidak bisa kalau ikut terawih sampai tuntas.
Demi menemani adik, suami saya akhirnya rajin sholat terawih juga ke masjid. Tak masalah jika pas giliran masuk malam hanya bisa ikut sebentar. Kalau shift pagi masih bisa ikut full tuh. Adek dan kakak jadi penyemangat kami untuk beribadah sholat terawih dan witir ke masjid. Masya Allah.
-
Bermain Bersama Teman
Jika liburan di rumah saja biasanya anak-anak tergoda untuk bermain gadget di dalam rumah. Nah di liburan Ramadan kali ini, saya berusaha membatasi pemakaian game di hp untuk kakak dan adik. Waktunya bermain bersama teman.
Mainnya apa saja? Terserah. Pokoknya permainan yang tidak melibatkan ponsel. Bisa main sepedaan, main tekongan, main kelereng, apa saja deh. Saya tidak ingin anak saya menjadi anti sosial dengan melupakan teman karena keasyikan bermain game di rumah saja.
-
Membuat Prakarya
Adek suka menggambar dan mewarnai. Saking sukanya, bukan hanya kertas dan buku saja yang digambar dan diwarnai. Tapi juga tangan, kaki, kuku-kukunya, sampai dinding rumah. Waduh, puasa-puasa harus menahan marah nih karena kelakuan adek.
Daripada menambah dosa dengan marah-marah melihat dinding rumah dan badannya yang penuh gambar. Bahkan bajunya kadang juga digambari loh. Mending mengajak adik bikin prakarya dari hasil hobi menggambar dan mewarnai tadi. Jadilah kreasi kertas gambar yang bisa dibuka tutup seperti yang dilhatnya di youtube. Kakaknya juga ikut bantu.
-
Berburu Takjil
Ramadan tak lengkap tanpa war takjil. Hahaha. Kalau bagian ini, kakak yang paling semangat. Saya manut apa kata anak-anak saja sih. Tapi tidak setiap hari ya. Kebetulan di daerah tempat tinggal saya ada tempat takjil yang memang disediakan setiap bulan Ramadan.
Menurut saja jadi lebih hemat saja sih, dengan harga yang sama dengan masak. Saya bisa mendapatkan banyak menu yang beragam. Kalau masak sendiri menunya biasanya cuman satu. Lauknya yang beragam. Kalau beli di takjil, menunya bisa beragam. Jadi makannya gak bosan.
-
Berbuka Puasa di Luar Rumah
Buka puasa di rumah mungkin bosan ya. Kali ini saya kadang mengajak anak-anak buka puasa di luar rumah. Sekalian ngabuburit dengan mengajak anak-anak jalan-jalan dulu. Baru makannya pas menjelang maghrib sekalian buka puasa bersama.
Buka puasa dengan teman komunitas rasanya beda dengan buka puasa bersama keluarga tercinta. Lebih nikmat dengan keluarga tercinta. Anak-anak juga happy dan bisa meresapi indahnya berpuasa di bulan Ramadan.
-
Jalan-Jalan Bersama Keluarga
Liburan tak lengkap namanya kalau tidak jalan-jalan. Makanya saya juga menyempatkan diri untuk mengajak anak-anak jalan-jalan. Seperti rencana yang sudah saya dan suami siapkan. jalan-jalan ke wahana baru di Taman Safari Prigen pertengahan Ramadan. Anak-anak happy, orang tua juga ikutan happy. Alhamdulillah.
Bulan Ramadan memang bulan penuh hikmah. Banyak hal baru yang patut disyukuri di bulan Ramadan tahun ini. Salah satunya rejeki yang datang dari arah yang tak disangka-sangka. Seperti job blog yang berdatangan, tawaran kerjasama tulisan yang alhamdulillah muncul, ajakan review tempat wisata gratis, voucher makan gratis yang bisa digunakan untuk buka puasa bersama keluarga dan masih banyak lagi lainnya. Masya Allah, tabarakallah.
Alhamdulillahnya lagi, Ramadan tahun ini saya tidak bingung beli baju lebaran lagi. Sebelum Ramadan saya sudah membeli baju lebaran untuk suami dan anak-anak. Jadi lebih tenang. Inginnya fokus ibadah saja tanpa mikirin beli baju lebaran.
Anak-anak juga bisa lebih tenang dan bisa memanfaatkan liburan Ramadan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat. Sholat jamaah, mengaji, sholat tarawih, berburu takjil, belajar, bermain bersama teman dan meluangkan banyak waktu dengan orang tua. Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan coba.
Terima kasih ya Allah. Libur ramadan kali ini terasa berbeda dan lebih mendalam. Mudah-mudahan terus berlanjut di Ramadan selanjutnya. Kalau teman-teman bagaimana? Ada yang punya cerita sama dengan saya mengenai libur Ramadan tahun ini? Sharing yuk.
**
Referensi