Ayah adalah sosok yang selalu sempurna di mata saya. Panutan saya dan kiblat saya dalan melakukan sesuatu hal. Itu karena ayah punya segala kelebihan yang saya harapkan. Gagah, tegas, agamis, disiplin namun lembut dan sayang keluarga. Kehilangan sosoknya merupakan pukulan yang sangat mendalam bagi saya. Seperti saat ini, ketika saya terpuruk oleh masalah hidup dan bingung mencari pegangan. Tempat curahan hati yang biasanya tertumpah kepadanya jadi hilang. Saya pun merasa limbung, tak tahu arah dan tersesat sendiri dalam labirin masalah yang kian njelimet. Bagai benang kusut.
Jikalau diberi kesempatan, ingin sekali rasanya saya bertemu kembali dengan ayah dan mengeluarkan segala unek-unek di hati. Air mata yang belakangan sering tumpah selalu membuatku tak sadar menyebut nama ayah. Kalau ayah bisa mendengar, mungkin ayah juga sedih. Maafin saya ayah, karena itu saya ingin sekali menulis surat untukmu.
Assalammualaikum …. ayah
Hormatku selalu untukmu. Rinduku teramat besar kepadamu. Doaku semoga ayah selalu tenang di sisi Allah. Apalah dayaku tanpamu, ayah. Dulu aku tegak karena berdiri di sisimu, dulu aku selalu senyum karena ada rona ramah di wajahmu. Dan aku terbentuk dari didikanmu yang disiplin dan penuh kata wibawa.Tapi kini aku rapuh, ayah. Hal kecil membuat air mataku mudah keluar. Perasaanku juga terlalu sentimentil, sehingga membuatnya gampang tersayat. Kenapa aku seperti ini, ayah. Kenapa aku jadi mudah sakit hati. Padahal ayah selalu mengajariku untuk memaafkan sebelum orang lain minta maaf. Jangan membalas perbuatan siapapun kepadamu kecuali kebaikan. Aku selalu mendengarkan nasehatmu, ayah. Namun tak ada ayah di sisiku membuatku mudah jatuh. Aku tak kuat ketika hatiku terusik. Tak ada yang mendengar tangisku seolah aku baik-baik saja. Hanya ketika aku berdoa untukmu di hadapan Rabb-ku hati ini bisa tenang. Tapi tetap saja, hatiku mudah galau. Apa yang salah, ayah. Ajaran mana darimu yang tidak aku laksanakan. Bukankah aku telan semuanya dengan sempurna. Kenapa sepertinya ada yang kurang?
Ayah…
Bantu aku hadapi masalah hidup yang kian njelimet ini. Aku ingin berdiri tegak seperti dulu. Ketika ayah selalu berdiri di sampingku untuk memberiku semangat. Aku ingin bisa tersenyum seperti yang selalu ayah ajarkan. Dengan senyuman, semuanya akan baik-baik saja. Dan benar ayah, masalah selalu ada jalan keluarnya dan ayah membuat semuanya jadi nyata. Doaku untukmu ayah… cinta di hati ini selalu untuk ayah. Allah tahu dan aku yakin akan selalu menjaga ayah untukku.Wassalam…
Singkat cerita, ayahku sudah berpulang tahun 2006 lalu. Tapi ayah seperti selalu hadir di hari-hariku hingga saat ini. Doaku selalu menyertaimu ayah… ALLAH sayang ayah, begitu aku dan semua yang ada di sini.
Surat cinta untuk ayah ini saya tulis sebagai pengganti tema tempat makan favorit. Karena saya dan keluarga jarang makan di luar. Tapi ke depannya saya pasti masukkan list wisata kuliner untuk cari tempat makan keluarga. Semoga list nya terpenuhi ya. Amin…
Salam sayang,
Wahyuindah
DAY7#BPN30dayChallenge2018
2 Comments. Leave new
Aminn, semangat kak nulisnya. mudah-mudahan sesuai target. Dan semoga ayah kamu juga di tempatkan di tempat yang paling indah dialam sana… aminn, jangan putus mendoakannya, karena itu cara kita berbakti kepada mereka yang sudah tiada :\’)
Terima kasih… doa anak insyaALLAH sampai kepada yang sudah berada di sisi ALLAH. dan ayah bagi saya selalu ada di hati. tak pernah pergi.