Apakah anda seorang bunda yang punya anak di rumah? Berapa anak bunda? Satu, dua, tiga, empat atau lebih dari itu. Bagaimana karakter anak-anak bunda? Apakah sama satu sama lain? Atau justru berbeda semua?
Menemukan karakter anak memang seperti menemukan harta karun yang terpendam. Kenapa begitu? Karena karakter merupakan modal dasar untuk menentukan identitas anak di masa depan.
Jika sebagian orang tua mengatakan anak akan punya karakter sendiri seiring tumbuh kembangnya, maka saya berpikir lebih dari itu. Karena pada kenyataannya, semua anak tidak tercipta dalam keadaan ajaib. Langsung bisa bicara dan mengatakan nanti kalau sudah besar ingin jadi dokter atau pilot.
Karakter anak itu perlu ditemukan sebelum dipahami bagaimana cara penanganannya. Apalagi setiap anak pasti mempunyai karakter yang berbeda. Inilah kuasa ALLAH. Manusia diciptakan di bumi ini dengan karakter yang tidak pernah sama. Satu dua, mungkin ada kemiripan sifat. Tapi tidak ada manusia satu pun yang mempunyai sifat dan karakter yang sama persisi. Setuju tidak?
Nah, dalam postingan kali ini saya ingin membahas mengenai karakter anak. Kenapa anak? karena otak manusia tumbuh pesat pada masa anak-anak. Dimana ada masa golden age yang merupakan puncak dari perjalanan penemuan karakter anak sejak dini. Kalau anak sudah memasuki masa sekolah, pembentukan karakternya akan mengalami perkembangan. Namun intinya di masa-masa emaslah sebenarnya karakter itu bisa ditemukan.
Daftar Isi
APA SAJA SIH KARAKTER PADA ANAK ITU?
Kita mengenal anak yang pemberani, cerdas, penakut, mental juara, bahkan ada yang pendiam dan penurut. Karakter-karakter seperti itulah yang biasanya nampak pada anak.
Sekali lagi, tidak ada anak yang memiliki kaakter sama persis. Pasti ada satu lain hal yang menjadi pembeda. Misal ada anak yang penakut dan pendiam. Namun anak lain juga ada yang penakut, tapi sebenarnya dia cerdas dan kreatif. Sementara ada yang pemberani, ternyata menyimpan trauma di dalam rumah akibat hal buruk yang disaksikannya.
Karakter anak juga bervariasi tergantung pada apa yang membentuknya. Berikut ini beberapa karakter yang biasanya ditemukan pada anak.
1. PENAKUT
Anak yang penakut, cenderung menarik diri dari lingkungan. Keramaian membuatnya mudah menangis dan mencari sosok yang dekat dengannya. Biasanya ibunya. Anak penakut juga cengeng dan suka mengadu. Misal mainannya diambil teman sebayanya. Anak penakut tidak berani menegur temannya, melainkan akan mengadu kepada orang tuanya tentang mainannya yang direbut tadi.
Banyak faktor yang membuat anak tumbuh menjadi penakut. Seperti terlalu lama berada di rumah sehingga tidak pernah diajak berinteraksi dengan orang lain, tidak diajari untuk berani melakukan semuanya sendiri, memanjakannya, bahkan dengan sengaja menakut-nakutinya. Sehingga anak semakin takut dengan banyak hal.
2. KOMPETISI / MENTAL JUARA
Tipe karakter kompetitor di sini, maksudnya adalah anak yang suka bersaing. Apapun bisa jadi persaingan baginya. Segi positifnya, jika persaingan itu berupa hal yang positif, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang optimis dan punya rasa percaya diri yang tinggi.
Banyak hal yang bisa membuat anak suka berkompetisi. Beberapa diantaranya bisa jadi karena suka dibanding-bandingkan. Tidak suka melihat anak lain melakukan hal yang lebih baik darinya. Orang tua bisa memanfaatkan hal ini untuk membuat anak jadi juara. Misal, siapa yang bisa membereskan mainan lebih baik akan mendapatkan hadiah.
3. PENDIAM
Anak pendiam tidak sama dengan anak yang penakut. Pendiam berarti tidak banyak bicara dan cenderung suka menyendiri. Anak dengan karakter seperti ini seolah punya dunianya sendiri yang tidak ingin dimasuki orang lain. Kalaupun ada, pastilah hanya orang-orang tertentu yang merasa dikenalnya dengan baik. Seperti orang tua, nenek atau kakek.
Anak yang pendiam bisa jadi baik karena tidak banyak merepotkan. Namun jika dibiarkan terlalu lama, akan berdampak buruk pada masa depannya kelak. Karena itu, perlu peranan orang tua untuk membuatnya bergabung dengan keramaian, atau melibatkannya pada diskusi yang seru.
4. PEMBERONTAK
Tipe pemberontak merupakan tipe yang perlu dihindari oleh orang tua. Anak yang tumbuh menjadi pemberontak, biasanya karena selalu dimanja, merasa benar sendiri dan berani melawan orang lain. Perlu ketegasan orang tua dalam menerapkan pola asuh kepada anaknya, agar anaknya tumbuh menjadi penurut dan tidak memberontak.
5. MANDIRI
Tipe anak mandiri mungkin menjadi dambaan banyak orang tua. Anak dengan karakter seperti ini akan bisa mengatasi masalahnya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Tidak perlu hadiah untuk membuatnya mau melakukan apa yang sudah menjadi kewajibannya. Anak mandiri akan melakukan apapun sesuai keinginannya dan bertanggung jawab.
BAGAIMANA CARA MENEMUKAN KARAKTER ANAK SEJAK DINI?
Masa golden age adalah masa dimana otak menerima semua informasi dengan penuh. Belum ada penyaringan karena anak belum mengerti mana baik dan buruk. Semuanya diterima secara mentah. Karena itulah masa-masa ini merupakan masa terbaik untuk menerapkan hal-hal baik kepada anak. sehingga anak bisa memahami sepenuhnya tanpa ada penolakan.
Oh iya, masa golden age ini berada di usia anak 0 sampai 5 tahun. Di masa-masa inilah anak menyaksikan, melihat, mendengar dan merasakan apapun yang ditangkap oleh panca indranya dan mencontohnya seratus persen. Jika kita memberi contoh hal baik, maka itulah yang akan diterapkan anak dalam kehidupannya. Begitu juga jika kita memberi contoh yang tidak baik, itu pulalah yang akan dilakukan anak.
Peran orang tualah untuk bijak menghadapi anak. Orang tua tidak sekedar mengasuh anak, membelikan kebutuhannya. Tapi juga memperhatikan tumbuh kembangnya. Dari situlah akan ditemukan “sesuatu” pada anak kita yang kemudian menjadi “ciri khasnya”.
Untuk lebih jelasnya, mungkin beberapa cara berikut ini bisa membantu para bunda untuk menemukan karakter anak.
1. CERMATI KEBIASAANNYA
Anak usia 2 tahun ke atas, sudah mempunyai kebiasaan yang menjadi ciri khasnya. Kebiasaan ini dilakukan atas dasar kesenangan si anak dan dilakukannya dengan suka cita dan tanpa disuruh.
Dulu … ATTA, anak pertama saya selalu bersembunyi di balik punggung saya setiap kali bertemu dengan orang asing. ATTA takut bertemu dengan orang yang tak dikenalnya. Dan selalu mengadu kepada saya, setiap kali ada orang yang membuatnya tak nyaman.
Saya akhirnya menyadari kalau anak saya penakut. Butuh beberapa waktu bagi saya dan suami untuk menghilangkan rasa takutnya. Terutama dengan sering mengajaknya keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. Lama-lama ATTA tak takut lagi. Dan bisa mulai menyapa anak lain seusianya. Bahkan di sekolahnya, ATTA sudah berani bergaul dengan temannya.
2. KENALI SIAPA DAN APA YANG MEMBUATNYA AMAN
Anak cenderung mencari apa dan siapa yang membuatnya aman dan nyaman. Hal seperti itu lumrah. Karena anak belum bisa mandiri seratus persen. Perlu adaptasi dan banyak pembelajaran untuk membentuk karakternya.
Jika anak merasa aman ketika berada di dekat kedua orang tuanya, kemungkinan anak tersebut penakut. Atau bisa jadi pengamat. Berbeda dengan anak yang mudah bergaul dengan teman sebayanya. Mungkin saja anak anda seorang kompetitor atau tipe mandiri yang ulet.
3. AMATI PERKEMBANGANNYA
Peran orang tua yang utama adalah mengawasi dan mengamati perkembangan buah hati mereka. Sesibuk apapun orang tua, harus sadar dan mengikuti setiap perkembangan anak. itu sudah harga mati untuk para orang tua yang mau dianggap peduli dengan buah hati mereka.
Dengan mengamati perkembangan yang dilaluinya setiap hari, orang tua akan mengetahui kebiasaaan, hobi, kenapa saat anak tiba-tiba ngambek, kapan anak merasa ingin diperhatikan, dan lain-lain. Orang tua diajak untuk “peka” dalam hal ini. Dengan begitu, orang tua bisa sedini mungkin memikirkan solusinya.
4. KENALI HOBI DAN BAKATNYA
Hobi adalah kebiasaan yang paling disenangi. Biasanya hobi yang ditekuni menjadi bakat anak yang berpotensi untuk diasah.
ATTA, anak pertama saya hobi mengoleksi mainan mobil-mobilan. Tidak peduli berapa harga mainannya, yang penting ada mobilnya pasti dia suka. Alhasil, mobil ATTA pun tidak hanya berupa mainan, tapi tempat pensil warna berbentuk mobil, tas sekolahnya juga ada gambar mobil dari film “car” favoritnya. Bahkan beli makanan seperti jelly pun dicari yang ada hadiah mobilnya.
Film yang ditontonnya pun tidak melulu film kartun. Film action yang ada mobil balapnya menjadi favoritnya juga. Bahkan film India pun termasuk incarannya, yaitu yang berjudul TARAPUMPUM. Dimana ceritanya tentang kisah seorang pembalap mobil. Tentu saja yang dilihat adalah bagian mobil balap beraksi di arena balap. Sementara ceritanya tidak ditonton. Hehe.
ALIA, adiknya lain lagi. ALIA lebih tertarik dengan pensil warna dan krayon. Sementara untuk gadget, paling yang ditonton adalah video yang ada di galery saya. sementara kakaknya lebih jago main games.
Saya memang belum tahu persis apa bakat terpendam kedua anak saya. Tapi saya berusaha untuk memfasilitasinya, dengan harapan bisa memberikan yang terbaik untuk mereka.
5. BERIKAN HAL BARU
Anak kecil mudah sekali bosan. Karena itu hal baru akan membuatnya belajar banyak hal. Lalu amati apa yang akan dilakukan anak ketika menemukan hal baru tersebut. Apakah anak malah menghindar, atau justru tertarik dan ingin hal baru lainnya.
Reaksi anak itulah yang dapat memperjelas apa karakter anak kita sebenarnya.
Kesimpulan
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa saya sharing untuk membantu orang tua menemukan karakter anak sejak dini. Tentunya agar bisa segera ditangani dengan cepat.
Jika karakter yang ditemukan adalah sifat positif, orang tua bisa mengembangkannya menjadi lebih fokus. Sehingga bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan berprestasi.
Sebaliknya, jika yang ditemukan adalah karakter negatif, seperti pemberontak misalnya. Orang tua bisa segera mencari solusinya dan mengubahnya menjadi karakter yang positif.
Bagaimana bunda, sudah tahu kan apa karakter anak bunda sekarang? Atau mungkin ada karakter lain yang tidak sama dengan yang saya sebutkan di atas?
Oh iya, saya bukan ahli dalam bidang parenting ya. Saya menulis postingan ini berdasarkan pengalaman dan pemgamatan saya selaku orang tua dari dua anak. Jadi kalau ada yang mau menanggapi, saya terbuka sekali. Yuk sharing
4 Comments. Leave new
Aku baru punya anak satu mba umur 2Y, aku memang sedang meraba raba gimana dia, dulu anaknya gak malu malu sama orang berani deketin orang baru, semakin besar kalo ketemu orang baru di tutupin mukanya
Berarti mungkin anaknya sedang proses mengenal orang yang ada di sekelilingnya mbak. Bagus itu kalau berani ketemu sama orang baru. Tapi tetap didampingi ya mbak, sekalian dikenalkan siapa orang baru tersebut. Karena kita sebagai orang tua harus tetap waspada. Tapi tetap ramah.
Salam Kenal Mbak Indah,
Wah ini artikelnya bagus sekali! Saya sendiri belum punya anak namun kebetulan memang punya kelas musik khusus untuk bayi dan anak usia dini… Memang karakter-karakter yang Mbak sebut mendeskripsikan karakter yang biasa ditemukan anak-anak… Yang menarik juga, adalah karakter pengamat, seringkali mereka malu-malu, diam, tapi sebenarnya belajar dari mengamati dan dapat berhasil melakukan kegiatan dengan baik meski hanya mengamati.
Salam kenal juga mbak. Karakter pengamat memang unik mbak. Biasanya anak seperti itu cenderung cerdas tapi tidak suka jadi pusat perhatian. Kita saja sebagai orang tuanya harus bisa mengarahkannnya agar bisa mengasah kemampuan otaknya yang brillian.