“Mbak, cara login ke BCA Blu gimana ya? Aku tiba-tiba gak bisa login.”
Kataku suatu ketika. Saat itu aku ingin mengecek akun BCA Blu di ponsel karena aku menyimpan sebagian dana di sana. Panik dong karena tiba-tiba aku gagal login. Langsung deh tanya ke group whatsapp dan tanya ke teman-teman komunitas blogger.
Seorang teman menyuruhku tenang dan bilang kalau gagal login itu bisa dikarenakan salah menulis akun atau password sebanyak lebih dari 3 kali berturut-turut. Apakah uangku yang ada di BCA Blu akan hilang? Oh tentu saja tidak mbak indah.
Dengan sabar, teman-temanku memberikan saran ini itu termasuk log out dan login kembali. Mengecek nomor yang aku gunakan untuk mendaftar dan mengulangi login dengan teliti. Setelah aku lakukan saran dari teman, akhirnya aku berhasil login. Alhamdulillah.
“Jangan panik, mbak indah. Semua bisa diatur. Aku juga pernah keblokir kok. Tapi sudah balik lagi.” Begitu kata seorang teman. Sementara teman yang lain berceloteh riang.
“Kayak gak kenal mbak indah saja. Panikan dia. Hahaha…”
Aku pun ikut tertawa karena kenyataannya memang seperti itu. Gampang cemas, panikan dan cengeng adalah ciri khasku yang sudah dihapal oleh sebagian besar teman-teman yang mengenalku.
Aku juga gak tahu kenapa aku seperti itu. Masalah kecil saja bisa membuatku panik dan cemas bukan main. Seperti saat hpku rusak, sementara aku membutuhkan nomor ponsel untuk registrasi akun. Karena panik, aku sampai bertanya ke teman dengan nada tergesa-gesa dan cemas. Dengan santainya temanku berkomentar. Kan yang rusak hpnya, bukan nomornya. Tinggal ambil kartu ponselnya dan pindahkan ke hp lain yang gak rusak. Beres kan.
Begonya aku terlambat menyadarinya dan bilang “Oh iya ya. Wkwkwkw…”
Seorang teman yang gemas dengan serangan panik yang sering aku alami, sampai ingin memelukku dan mencubit pipiku. Oww.. jangan dong mbak.
Bukan satu kali atau dua kali aku mengalami serangan panik dan cemas berlebihan seperti itu. Banyak momen yang memicu kepanikan itu muncul. Terakhir kali saat anakku bermain dan tiba-tiba kepalanya kejedot jendela. Aku pikir hanya benjol biasa, jadi aku elus rambutnya agar benjolnya mereda. Eh tak tahunya, ada darah banyak di tanganku yang berasal dari bagian kepala anakku. Panik pakai banget dong.
Gimana gak panik jika kepala anakku tiba-tiba berdarah dan setelah diperiksa ada robekan lumayan besar di bagian kepalanya yang menyebabkan darah tak berhenti keluar. Untung ada suami di rumah yang langsung melakukan pertolongan pertama. Sementara aku hanya bisa menangis.
Suamiku yang paham banget kalau aku panikan, dengan telaten menekan kepala anakku dengan tissue agar darahnya berhenti mengalir. Sudah habis tissue banyak, tapi darah di kepala anakku belum berhenti mengalir juga. Panik banget dong. Suamiku memintaku untuk tenang, sementara dia pergi ke apotek untuk membeli kasa dan alat untuk membebat kepala anakku.
Aku sampai ngeri melihat luka adik dan hanya bisa menangis tanpa henti. Ironisnya, anakku yang tadinya menangis malah berhenti menangis karena melihatku menangis. Justru dia yang menenangkan aku supaya aku gak nangis. Padahal anakku baru berusia 6 tahun loh. Kuat dia.
Daftar Isi
Penyebab Panikan dan Cemas Berlebihan
Panik adalah gangguan mental dengan tanda munculnya rasa takut berlebihan yang terjadi secara intens dan tiba-tiba. Rasa takut ini akan memicu munculnya reaksi fisik yang parah, seperti kebingungan, mondar-mandir dengan gerakan cepat, cemas berlebihan sampai menangis. Bagi penderita penyakit jantung, serangan panik ini dapat memicu penyakit jantung dan menyebabkan kematian loh.
Kalau ditanya kenapa aku mudah panik dan cemas berlebihan, aku akan menjawab tidak tahu. Serangan panik itu datang tiba-tiba begitu aku melihat sesuatu yang mengejutkan. Aku kurang bisa mengontrol emosi dan terlihat sangat cemas. Ujung-ujungnya aku pasti menangis.
Terganggu dengan sifatku yang mudah panikan ini, akhirnya aku mencari tahu apa penyebabnya dan bagaimana caraku untuk mengatasinya. Setelah aku cari tahu kesana kemari, akhirnya aku menemukan jawabannya di situs dearsenja.com. Dari sanalah aku baru mengetahui bahwa apa yang aku alami ini disebut sebagai mental illness.
Seperti yang dikutip dari blog.dearsenja.com, mental illness yang disebut juga dengan istilah mental disorder yaitu gangguan yang terjadi pada kondisi kesehatan mental seseorang meliputi masalah aspek pemikiran, perilaku dan juga emosi.
Penyebab mental illness sebagaimana tercakup di blog.dearsenja.com ada beragam. Ada yang karena pengaruh lingkungan sosial di sekitarnya, pola asuh keluarga yang keras, sampai masalah biologis seperti genetik, ketidak seimbangan senyawa kimia di otak dan terpapar zat kimia saat masih berada di dalam kandungan. Mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu juga berpotensi untuk memunculkan mental illness ini loh.
Aku tentu saja tidak termasuk dalam penyebab yang terakhir, karena aku tidak pernah minum alkohol maupun obat-obatan tertentu. Sementara genetik sepertinya tidak juga. Karena dalam satu keluarga, sepertinya hanya aku yang panikan. Penyebab yang paling mungkin dari sifatku ini adalah dari faktor lingkungan.
Aku anak pertama dari lima bersaudara. Pola asuh yang diberikan orang tuaku sama semua kepada semua anaknya. Tapi dari kecil, aku yang paling tertutup dan tidak suka bergaul dengan banyak orang. Aku lebih suka berada di tempat yang sepi dan suka melamun.
Aku tumbuh sebagai seorang introvert yang lebih suka menyendiri, tidak mudah percaya pada orang lain, lebih suka mengerjakan sesuatu sendirian, mudah gelisah, cemas, mudah down dan tentu saja gampang panik. Melankolis sempurna banget kan.
Aku bisa sangat fokus pada pekerjaan yang sedang aku lakukan. Tapi ketika serangan panik itu datang, jangankan fokus. Aku bahkan tidak bisa membedakan mana yang harus aku lakukan lebih dulu karena hatiku sedang tidak tenang dan cemas.
Itulah kenapa setiap kali serangan panik menyerangku, aku harus berusaha untuk menemukan penyebab kepanikan itu dan menyelesaikannya dengan segera. Kalau tidak, aku tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaanku yang lain. Jadi aku harus tenang dulu agar semua masalah dapat diselesaikan dengan baik.
Caraku Mengatasi Mental Illness
Serangan panik ini benar-benar mengangguku dan membuatku susah konsentrasi. Apalagi yang aku alami ini bukan hanya serangan panik saja. Tapi juga gangguan kecemasan, mudah depresi dan bisa-bisa aku kehilangan rasa percaya diri. Jika sudah down, aku susah untuk bangkit lagi. Aku butuh seseorang yang bisa menarikku dari depresi dan menyadarkanku bahwa hidup terus berjalan, jadi aku harus segera bangkit dan bergerak.
Apa yang aku alami itu ternyata termasuk jenis-jenis mental illness atau gangguan mental yang harus segera diatasi. Kelihatannya saja tidak berbahaya, tapi jika dibiarkan terus menerus, mental illness ini akan mengurangi produktivitas sehari-hari dan kualitas hidup pengidapnya, yaitu aku sendiri.
Aku merasakan dampaknya. Saat serangan panik menyerang, hidupku seolah-olah berhenti bergerak. Tak ada yang bisa aku lakukan selain cemas dan takut secara berlebihan. Aku juga tidak bisa berpikir secara jernih, sehingga menangis menjadi tindakan yang aku lakukan secara spontan.
Apakah artinya aku sudah gila?
Bisa jadi. Tapi prosentasinya yang masih bisa ditoleransi. Setidaknya aku masih cukup waras untuk menyadari bahwa aku masih bisa menjalani hidup dan bernapas dengan normal. Tapi jika dibiarkan terus menerus, tak menutup kemungkinan aku bisa kehilangan kewarasanku dan benar-benar menjadi orang gila atau orang dengan gangguan mental parah. Oh tidak.
Dulu, aku membiarkan masalah seperti ini terjadi padaku. Itu karena aku belum menyadari bahwa apa yang aku alami adalah bentuk dari gangguan mental yang harus segera ditangani. Seiring berjalannya waktu, aku harus bisa mengatasinya sendiri agar aku terbebas dari gangguan mental yang sangat menganggu ini.
Jika ada pekerjaan dengan deadline ketat, aku akan kesulitan menyelesaikan tepat waktu saat serangan panik dan cemas menyerangku. Untuk mengatasinya, inilah yang akhirnya aku lakukan :
-
Berusaha Bersikap Tenang
Ketika sadar bahwa diriku terkena serangan panik dan cemas berlebihan, hal pertama yang aku lakukan adalah berusaha menenangkan diri. Caranya aku akan duduk dan memandang sekitar. Lalu menarik napas dalam-dalam untuk membuat sirkulasi udara masuk ke otakku dengan lebih teratur. Setelah itu aku berusaha menenangkan pikiran dengan metode mindfulness.
Metode mindfulness adalah teknik relaksasi yang dipakai untuk menenangkan pikiran, sehingga membuat kita lebih fokus ke masa depan. Cara kerjanya yaitu dengan merasakan betul-betul sensasi yang dirasakan oleh tubuh, seperti hembusan napas yang masuk ke paru-paru, mendengar suara detakan jantung, merasakan denyutan nadi dan lain-lain.
Rasa cemas berlebih, perlahan berkurang saat aku menerapkan metode relaksasi ini.
-
Bercerita pada Orang Lain
Suamiku paling tahu jika aku orang yang panikan dan gampang cemas. Ketika aku panik dan menangis, dia pasti bertanya ada apa. Aku memang tidak langsung bisa menjawab pertanyaannya. Setelah aku tenang, barulah aku bisa cerita. Semua uneg-uneg aku keluarkan. Tak jarang disertai tangisan agar perasaanku jauh lebih lega.
-
Menulis
Setelah lega bercerita, biasanya aku akan menulis apapun yang aku rasakan di diary. Tapi sudah lama aku tidak menulis diary. Ada trauma tersendiri yang membuatku berhenti menulis diary, yaitu diaryku dibaca orang lain yang membuatku malu. Diary harusnya tidak boleh dibaca orang lain karena berisi rahasia kita. Tapi setelah semuanya terbongkar, aku jadi tidak percaya lagi dengan diary.
Sebagai penggantinya, aku akan mencari topik yang berhubungan dengan masalah yang aku alami dan menulis tema tertentu di blog. Kadang aku jadikan cerita skenario yang aku kirimkan ke production house. Bukan cerita sebenarnya, tapi cerita fiksi yang mengandung pesan moral untuk diriku sendiri dan orang-orang yang susah mengungkapkan masalahnya seperti aku.
-
Visualisasi
Visualisasi adalah metode relaksasi lain yang dilakukan dengan cara menutup mata dan membayangkan diri kita ada di tempat lain yang sunyi dan nyaman. Di tempat itu, aku bisa berpikir jernih dan memilah masalah dengan lebih detail. Bisa di pantai, tepi danau, gunung atau bahkan di dalam kamar.
Visualisasi juga dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, sehingga tubuh dan pikiran tidak mudah stress. Dimana stress inilah yang memicu munculnya gangguan mental.
Makanlah makanan yang sehat, olahraga, tidur teratur dan bahagia. Saat stress melanda, langsung saja duduk diam dan pejamkan mata. Rileks dan tenangkan pikiran. Bayangkan kamu ada di tempat yang nyaman. Sehingga saat membuka mata, kamu dapat memilah masalah dengan pikiran yang lebih jernih.
-
Ingat Realita
Gagal itu sesuatu hal yang wajar dan tidak perlu ditakuti. Itulah yang aku tekankan pada diri sendiri setiap kali rasa bersalah menyerang, sehingga membuatku cemas dan takut setengah mati. Tak ada salahnya dengan kegagalan. Aku hanya butuh disadarkan bahwa gagal adalah bagian dari realita hidup.
Aku perlu bangkit dan memulai semuanya dari awal atau dari titik yang aku tinggalkan. Untuk itulah aku butuh semangat dan rasa percaya diri bahwa aku bisa melakukan semuanya dan melewati masalah yang aku hadapi. Aku harus bergerak. Bukannya diam saja dan melewatkan semua hal terjadi padaku.
Di saat aku depresi, aku tidak bisa melihat jalan keluar dari masalahku. Bahkan aku seolah kehilangan diriku sendiri. Aku butuh seseorang yang bisa menemukanku dan menarikku keluar dari keterpurukan. Itulah gunanya belajar terbuka dan menceritakan masalah yang kita alami kepada orang lain. Tujuannya untuk menemukan solusi.
-
Berusaha Mengenali Diri Sendiri
Waktunya instrospeksi diri. Biasanya aku akan meluangkan waktu untuk bicara dengan diriku sendiri dan bertanya apapun tentang aku. Mulai dari siapa aku, untuk apa aku dilahirkan, kenapa ada yang orang yang menyakiti aku padahal aku tak pernah menyakiti orang lain, dan berbagai pertanyaan lainnya.
Aku berusaha mengenali diri sendiri dengan terus berusaha muhasabah diri. Memperbaiki kesalahan yang aku lakukan dan berusaha menjadi manusia yang lebih baik lagi dengan belajar memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Lalu memperbanyak kebaikan. Sekecil apapun itu, misalnya dengan memperbanyak senyum dan ramah kepada orang lain.
Gangguan Mental Dialami Hampir Semua Orang
Dulu, aku merasa berbeda dengan orang-orang di sekitarku. Adik-adikku suka keramaian, pergi ke mall, nonton bioskop, nonton konser, karnaval, bahkan mendatangi bazar di kota. Sementara aku lebih suka berdiam diri di dalam rumah. Menghindari pergaulan di luar sana.
Belakangan aku merasa ada yang salah dengan diriku. Bahkan aku merasa seperti bukan manusia biasa. Lebih tepatnya manusia yang tak punya arti di muka bumi ini. Aku takut berbuat kesalahan karena itu akan membuatku depresi dan merasa sangat bersalah.
Bertahun-tahun aku menjalani hidup seperti itu hingga sekarang di usiaku yang sudah hampir kepala 4. Perjalanan yang cukup panjang untuk akhirnya menemukan jati diri.
Apakah ada orang sepertiku di luar sana?
Awalnya aku merasa aku sendirian. Tidak ada manusia aneh sepertiku di dunia ini. Hanya aku yang aneh dan pantas untuk hidup menyendiri. Setelah aku mengenal dunia luar dengan mendatangi tempat baru dan mulai terbuka dengan orang lain, barulah aku menyadari bahwa aku tidak sendiri.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hampir 1 miliar penduduk dunia pernah mengalami berbagai bentuk gangguan mental illness sepertiku. Gangguan mental ini meningkat tajam saat pandemi melanda di tahun 2020, yaitu gangguan kecemasan sebanyak 26 persen dan depresi meningkat sebanyak 28 persen. (sumber : kompas.com)
Masih dari WHO, disebutkan bahwa di tahun 2019 saja ada sekitar 970 juta orang di seluruh dunia yang mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Ironisnya, tidak semua orang menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan mental tersebut. Sama sepertiku yang menyadarinya secara terlambat. Bahkan, hampir 70 persen diantaranya tidak mendapatkan pengobatan sebagaimana mestinya.
Di Indonesia sendiri, diperkirakan 20 persen dari 250 penduduknya mengalami gangguan mental yang cukup serius. Prediksi ini diungkapkan oleh Riskesdas Kemenkes pada tahun 2018. Sebagian besar penyebabnya adalah dari pola asuh keluarga dan faktor genetik.
Makin panik dong aku, karena takut jika gangguan mental yang aku alami terjadi juga pada anakku. Benar saja. Attha, anak sulungku yang saat ini berusia 9 tahun memiliki sikap yang hampir mirip denganku. Bahkan bisa dikatakan Attha adalah aku versi anak kecil. Duplikatku di masa sekarang. Deg!
Attha pendiam, mudah tersinggung, panikan, mudah cemas dan membutuhkan orang yang bisa memahaminya secara penuh. Aku seperti melihat diriku tumbuh pada sosok anak laki-lakiku ini. Ya Allah kok bisa ya.
Untunglah aku sudah menemukan siapa aku dan bisa mengatasi masalah kepanikan meskipun belum seratus persen. Setidaknya aku bisa menangani anakku ketika anakku panik dan cemas berlebihan sepertiku. Aku akan memeluk dia dan mengatakan bahwa semua baik-baik saja.
Jika selama ini aku merasa tidak ada yang bisa memahamiku sepenuhnya, sehingga tak ada orang yang hadir di saat aku membutuhkan bantuan. Maka aku akan hadir untuk anakku. Aku tahu bagaimana rasanya takut berlebihan, cemas berlebihan dan panikan. Aku pernah mengalaminya dan tahu jalan keluarnya. Itulah yang akan aku lakukan untuk anakku. Menuntunnya agar bisa terbebas dari rasa panikan yang tidak semestinya.
Kesimpulan
Mudah panik dan cemas berlebihan membuatku tampil berbeda dengan orang lain. Awalnya aku merasa tersisih dan aneh karena aku merasa tidak sama dengan manusia kebanyakan. Tapi seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa menjadi berbeda adalah hal wajar dan bisa dirasakan oleh siapa saja.
Mental Illness bukan aib dan tak perlu menyendiri karena justru akan semakin mengikrarkan perbedaan itu. Justru menjadi berbeda dengan sekeliling kita, menjadikan kita spesial. ‘
Itulah kata-kata positif yang aku temukan untuk menghibur dan menyemangati diriku. Aku berbeda, aku spesial dan aku pasti bisa lebih tenang saat terjadi masalah yang tiba-tiba saja muncul. Aku butuh ruang dan waktu untuk bisa kembali ke diriku yang optimis dan ceria.
Serangan panik dan cemas berlebihan memang masih aku alami sampai saat ini. Tapi aku sudah bisa mengendalikannya sekarang dan berusaha untuk terbebas sepenuhnya dari gangguan mental ini.
Semuanya butuh proses dan aku menyadari hal itu. Aku nikmati saja prosesnya sambil mengenali lebih jauh tentang diriku sendiri. Kesehatan mental itu penting. Karena dengan mental yang sehat, kita bisa lebih produktif dan menjalani hidup dengan lebih optimis. Benar kan?
Artikel ini aku ikutkan dalam lomba blog #DearSenjaBlogCompetition yang diadakan oleh situs dearsenja.com
**
Referensi :
https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-panik
60 Comments. Leave new
Astagaaaaa, liat fotonya aja di atas, saya udah deg-degan, jantung berdegup kencang. Saya juga nih panikan minta ampun Mba, apalagi kalau masalah anak, bisa jantungan dah, nggak cuman panik 😀
Itu saya gak cuman panik mbak, tapi udah nangis ngejer dan cemas. Darahnya banyak banget. Malah anak saya yang berhenti nangis karena melihat saya nangisnya lebih kenceng.
Saya juga sering ngalamin, walaupun gak sampai panik gimana
biasanya disebabkan hal di luar kontrol
untuk sejenak bingung, trus “nabrak-nabrak” melakukan hal untuk menyelesaikan masalah
Karena saya paling gak bisa berada dalam posisi “ngambang” dan gak tahu
Berarti mbak bisa bersikap lebih tegas. Terima kasih mbak. Mudah mudahan aku juga bersikap seperti itu
Menyadari tentang kelemahan diri sendiri dan mau memperbaikinya aja itu sudah sikap yang patut dipuji loh Mbak Wahyu. Karena tidak semua orang mau bersikap seperti itu. Cari ini juga membuktikan bahwa Mbak Wahyu orang yang lebar sabar dan selalu ingin berpikir positif. Tidak denial akan kelemahan sendiri.
Saya setuju tuh dengan pendapat bahwa kebiasaan panikan itu bisa berbahaya dan merugikan diri sendiri. Dan tips di atas saya kira bisa jadi pilihan pemecahan kasus yang baik. Apalagi jika ditambah dengan keikhlasan dan selalu ingat untuk mengingat Allah SWT sebagai salah satu pemecah permasalahan yang terbaik. Bisa jadi apa yang sedang kita alami justru melatih kita untuk naik kelas, menjadi orang yang lebih baik lagi.
Aaamin ya ALlah. terima kasih mbak. Mudah-mudahan memang ujian untuk naik kelas ya mbak. Melatih diri untuk lebih sabar dan lebih tenang menghadapi masalah. Terima kasih supportnya
Bener banget mba Indah.. akupun kalo ditanya kok bisa punya panic attack, yaa jawabanku gak tau. Sampe hari ini aku masih gabisa kontrol diri sendiri kalo ada sesuatu yang mengejutkan. Kadang orang disekitarku yang mencoba menenangkan dan mengarahkan aku supaya lebih fokus dan kontrol.
Makasi 6 tipsnya mba Indah akan aku coba..
Semoga bermanfaat ya kak.
Sama banget mbak, aku termasuk panikan juga. Jangankan hal yg berhubungan sama m banking, sama keluarga yg cuma klo udh anak2 muntah aja aku langsung gemeter. Malah kaya bingung mau ngapain dan ngelakuin apa. Hehe
Kalau sudah panik gak bisa ngapa-ngapain ya kak. Serba bingung
Semoga kondisinya kini makin mmebaik ya, Mbak
Anak sulungku juga panikan..makin ke sini aku makin kuatir kalau memengaruhi hal lai. Senang membaca artikel ini, bisa dicoba cara untuk mengatasi rasa panik dan cemas agar hidup lebih opstimis
Makasih banyak supportnya mbak. Sekarang masih sama sih keadaannya. Gak bisa dikatakan membaik, tapi juga gak menurun. Stagnan dan bisa muncul tiba-tiba. Aku persiapkan diri saja untuk lebih banyak ibadah dan nenangin diri lewat sholawatan.
Daku juga pernah panikan kak Indah.
Cara atasinya ya ada yang mirip seperti trik di artikel, dan daku tambahin dengan banyak² istighfar jadi lebih adem pikiran
Alhamdulillah mbak. Aku juga sering istighfar sambil nangis. Bikin hati tenang. tapi tetap saja kalau aku nangis, gak berhenti berhenti nangisnya. Butuh waktu lama buat berhenti bisa seharian.
Thanks mbak tipsnya, aku pun hobi panikan, juga suka OVT huhu. Namun gak di semua situasi sih. Biasanya yang terkait anak atau keluarga. Kalau soal ke-lock apa gtu masih bisa berpikir jernih hehe atau mjngkin krn kepikiran bisa minta tolong siapa gtu menjelaskan.
Yaa emang panik wajar tapi kalau terlalu over panik gk bagus jg krn malah bikin gak bisa berpikir jernih yaa,
bener mbak. Kuncinya adalah berpikir secara jernih. Kalau gak ya buyar semuanya. Saya malah gak bisa melakukan apa-apa sebelum rasa panik itu hilang.
Aku juga kadang gitu mbak, kalau sudah mepet deadline atau terjadi sesuatu di luar rencanaku langsung panik dan ambyar semuanya, aku jadi bingung harus ngapain dan bagaimana menjalani hidup 🙁
Sepertinya aku bisa belajar dari tips yang diberikan deh, aku nanti coba deh satu per satu, aku ingat-ingat biar nanti waktu panik bisa menerapkan tips trik yang diberikan
Alhamdulillah. Semoga bermanfaat mbak. Senang bisa berbagi
Keep healthy Mbak Indah. Semoga dengan menuliskannya sebagai salah satu alternaif untuk mengurangi dan atau menghilangkan serangan panik dapat membuat kondisi lebih baik dan lebih tenang dalam menghadapi setiap momen panik dalam hidup
Terima kasih mbak. Ini memang cara saya untuk membuka diri dan menemukan orang lain yang memiliki gejala sama dengan saya, jadi bisa sharing dan saling menguatkan.
So sad to hear about your mental illness mba, semoga bisa melewatinya ya. i wonder, ini hasil self diagnose atau sudah konseling mba? better sih konseling juga agar bisa ditangani dengan tepat oleh orang yang emang berkapasitas terkait mental illness kita ya. bisa dianalisa apa kita punya GERD, karena gerd juga bisa memicu serangan panik dan depresi mba, seperti suami saya (setelah ketemu dokter). semoga lekas pulih dari mental illness ya mbaaa. peluk.
Terima kasih banyak mbak. Pengen banget bisa konseling, tapi saya masih takut. Mendengar kata kata psikolog saja, saya sudah berpikiran yang bukan-bukan. Makanya saya masih maju mundur waktu mau konsultasi ke psikolog. Sudah ada yang namari, tapi belum saya iyakan.
pengalaman saya, menulis bisa bange loh mengurai mental illness. diikuti dengan terapi sih, bisa sendiri bisa juga dengan ahlinya. bicara dengan sesama mengidap mental illness yang sama juga cukup ampuh
Ini yang sedang saya bangun sekarang mbak. Dengan meencoba membuka diri lewat tulisan ini. Siapa tahu di luar sana atau pembaca artikel saya memiliki mental illness seperti saya, jadi bisa sharing.
Kunci utama sangat panik, berusaha tenang dulu, Mbak. semakin panik, maka semakin tegang. Dan itu pernah saya alami. Jadi ceritanya, saya akan terbang dari Surabaya ke Makassar. Tapi saya sesuai rencana masih di solo. nanti malam baru naik kereta ke Surabaya.
Tiba-tiba saya dapat sms kalau penerbangan saya diundur jadi jam 5. Waduh, saya panik. Bergegas saya beberes dan naik bus ke Surabaya, karena mengira penerbangan jam 5 subuh. Ternyata… pas di bus saya cek sms lagi. Alamak, ternyata jam 5 sore hahaha. Hangus sudah tiket kereta dan saya harus nunggu penerbangan sore 12 jam hahaha.
Tapi dari kondisi Mbak Indah, memang yang paling bisa mengatasi adalah Mbak Indah sendiri. Jadi terus semangat mengatasi rasa paniknya, Mbak.
Yah, sayang dong pak tiketnya hangus. Aku pasti langsung panik dan nangis itu. Pannik attact yang aku alami memang hanya bisa disembuhkan oleh diri saya sendiri pak. Masukan dari orang lain termasuk psikiater hanya faktor luar. penentunya tetap di diri saya sendiri. Doakan saya sembuh ya pak. Aaamiin
aku tu biasanya suka panik dan rungsing kalo banyak banget urusan dalam waktu yang padat. Isu-isu mental ilness ini emang perlu dipahami yaa, tapi jangan sampe self diagnose. Hidup tenang dan atur ritme emang solusi yang bisa kita eksekusi langsung yaa
Nah ini masalahnya. Mungkin aku masih self diagnose karena belum berani konsultasi ke psikolog. Ada rasa takut kalau sampai ke psikiater. tapi apa yang aku alami ini sudah sangat menganggu karena berlangsungnya sudah sangat lama. Aku hanya ingin satu kak. Sembuh.
Sebenernya mbak gak sendiri. Aku juga orangnya panikan dan over thinking. Masalah kecil aja bisa aku pikirin berhari-hari. Jadi ada masalah sekecil apapun aku pasti cerita ma paksu. Karena saat ini, dia orang paling dekat yang bisa aku percaya. Alhamdulillah, beliau sering kasih solusi yang menenangkan.
Alhamdulillah mbak jika punya suami yang pengertian. kalau gak itu yang susah. Seperti suamiku yang ternyata gak peka. Kalau gak cerita ya gak tahu dia. Sementara aku orangnya gak bisa ngomong langsung kalau gak dipancing.
untuk panik attack nih kalo yg parah agak nyeremin ya gejala/efeknya gitu, bisa sampe gak bisa nafas krn saking paniknya, memang hrs dihealing melalui konsultasi dokter/psikolog yaa mba
Nah ini yang aku belum berani. Sudah ditawari teman untuk konsultasi ke psikolog tapi aku masih maju mundur. Gak bisa dan gak berani ngomongnya. Gimana dong?
Panik ternyata ada penjelasannya ilmiahnya, saya baru tahu nih. Ternayat orang panik juga harus ada terapinya agar memperbaiki mental illness
Ada kak. Karena panik yang parah cenderung disertai dengan gangguan lainnya, seperti cemas berlebihan, susah tidur, depresi dan lainnya. Bahkan bisa terkena serangan jantung loh
Mengenali diri sendiri bukan sesuatu yang bisa secepat itu ya kalau benar² ditelaah. Namun dengan mengenali diri, jadi bisa tahu pula solusi apa yang tepat
Proses mengenali diri sendiri itu adalah perjalanan seumur hidup kak. Tidak sebentar dan ada masanya kita akhirnya tahu siapa diri kita dan bagaimana mengatasi masalah dalam diri. Prosesnya panjang
Kalau emang panikan emang rada susah ya. Ada yang nggak sesuai ingin kita dikit saja. Kita udah panik nggak karuan. Hehehe
bener mbak dan itu menganggu banget
Jujur nih, saya sendiri juga menyadari kalau memiliki sedikit gangguan mental. Bukan panikan, tapi serba gak enakan atau berperasaan. Ujung-ujungnya nangis. Untuk mengatasinya aku tuliskan saja supaya terasa lega dan olong
kalau udah ditulis langsung lega ya mbak. Berasa curhat
Wah iya, bahaya juga kalau terkena serangan panik
Memang harus selalu optimis dalam menjalani aktivitas sehari-hari ya mbak
Kalau paniknya biasa masih bisa diatasi mbak. kalau sudah tak biasa itu yang harus segera dicari solusinya karena bisa menganggu aktivitas sehari hari
Panik kudu diatasi biar ngga berlebihan. walaupun manusiawi tetep harus dibatasi dan harus diatasi biar saat mengambil keputusan tidak tergopoh gopoh. nanti malah bahaya
Bener bang. Ini lagi belajar ngatasi panik biar gak makin parah. Mohon supportnya ya
Aku dulu juga mudah panik Mbak, tapi sekarang udah enggak sih. Caraku mengatasinya dulu ya kalau cerita ke orang yang orangnya santai. Karena kalau orang yang diajak cerita panikan ya malah makin panik. Karena jujur aja, aku kalau panik terus takut malah jadinya kepikiran.
Alhamdulillah mbak bisa cerita ke orang lain. Kalau aku gak bisa mbak. Makanya orang kadang bingung apa yang bikin aku panik. Sementara aku gak bisa ngungkapin apa yang ada di hatiku. pokoknya nangis aja bisanya dan merasa hidup tak berarti lagi
whaaa pengen peluk mbak Indah… akupun panikan mbak, kalau pas kambuh bisa sampai gemetaran sendiri rasa nggak berpijak di bumi. meski kadarnya sudah mulai membaik, tips dari mbak indah membantu banget nih, thanks ya
Makasih banyak mbak. Semoga membantu ya, tips itu juga aku terapin buat terapi diri sendiri sebenarnya. Siapa tahu ada yang mengalamai hal sama kayak aku dan bisa bermanfaat. kita saling support mbak
mbakkkk… peluk sini.
tapi wajar gak sih dalam sepersekian detik dalam kondisi panik kita kayak blank gitu.
Aku pernah gitu terus ambil napas berhentik sejenak buat merileksikan pikiran .
beruntung ya suaminya telaten mbak masya Allah.. buat yang baru kenal kayake gemes deh sama mbak hehe.. makanya pengen nyubit pipinya hihihi
Temen temen blogger di kotaku udah tahu sifat panikanku mbak dan mereka sering gemes sama aku. Entah gemesnya gimana, tapi aku artikan itu sebagai perhatian mereka sama aku. Alhamdulillah mereka sering ingetin aku dan memberikan solusi untuk tenang. Aku jadi ngebantu.
Yaallah semoga luka di kepala adik cepat sembuh ya mbak Indah
Aku juga kalau panik gitu suka blank mbak, sampe naruh dompet, kunci atau apa gitu sampe ga tau kemana, padahal ya kadang kuncinya ga sadar udah dipegang.
kalau cengeng, aku mengakui, bisa dibilang cengeng ahahaha, nonton drama atau tontonan aja bisa nangis, denger lagu yang sedih bisa nangis, mungkin saat itu kondisi hati lagi ga imbang kali ya
kalau misalnya panik, aku mencoba rileks, tenang dulu, biar bisa mikir dengan baik
Alia sudah sembuh mbak. Alhamdulillah. Memang kalau lagi panik, yang dibutuhkan pertama kali adalah tenang ya mbak.
Menjadi beda dari kebanyakan orang apalagi dari sisi mental, tentu membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat agar bisa keluar dari keadaan tersebut.
Alhamdulillah, kak Indah memberikan sudut pandang yang bagus beserta solusinya melalui artikel ini.
Aku hanya ingin berbagi mbak dan berusaha membuka diri. Selama ini aku menutup diri dan itu justru salah karena aku gak bisa menemukan solusi. Bicara pada orang lain itu butuh keberanian mbak dan alhamdulillah aku belajar untuk berani. Sebelumnya takut dan memilih menutup diri. mudah mudahan dengan artikel ini aku bisa mendapatkan lebih banyak solusi. Aaamiin
Kok sama sih aku juga pernah gagal login blu. Alhamdulillah bisa mengatasi kepanikan dan mencoba tenang. Akhirnya bisa login lagi yeay.
panik ya mbak kalau gagal login seperti itu. Tapi panik yang aku alami bukan hanya itu. Ini lebih kompleks. Jadi aku merasa beda aja. Paniknya gak panik biasa.
kalau saya menambahkan lagi dengan cara traveling mba, keluar melihat keindahan alam itu cukup membantu saya menghidnari kepanikan jangka pendek maupun jangka panjang
Terima kasih masukannya mbak. Pengen sih travelling sendirian karena ingin menyendiri dan memahami diri sendiri. Jauh dari rutinitas. Tapi saat ini saya masih belum bisa jauh dari anak. Pengennya benar-benar solo travelling. sendirian tanpa bawa anak-anak. Tapi di sisi lain, masih belum bisa jauh dari anak. dilema
Panik memang manusiaw, tapi kalau berlebihan perlu diatasi. Untungnya ada orang-orang terdekat yang memahami dan menjadi support sistem ya Mba. Semangat untuk mengurangi kepanikannya ya Mba.
terima kasih supportnya kak