Kesehatan seksual masih menjadi hal yang dianggap tabu untuk dibicarakan. Setidaknya anggapan seperti itu masih melekat di sebagian masyarakat kita. Rasanya aneh saja ketika kita menjelaskan apa bedanya laki-laki dan perempuan kepada anak kecil berusia 3 tahun.
Sama seperti Attha, anak sulung saya yang sempat bingung melihat dirinya punya alat kelamin laki-laki (penis) sementara adiknya yang perempuan tidak punya. Atau saat anak saya bertanya kenapa mamanya mengeluarkan darah dari tempat pipis dan memakai pembalut.
Orang normal akan mudah memahami penjelasan yang diberikan. Namun tidak demikian dengan penyandang disabilitas. Begitu juga dengan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK). Sulit bagi mereka memahami apa yang seharusnya mereka mengerti karena keterbatasan yang dimiliki.
Sulit bukan berarti tidak bisa. Nyatanya banyak penyandang disabilitas dan OYPMK yang terbukti bisa memahami kekurangan mereka dan paham tentang pentingnya kesehatan seksual dan reproduksi.
Daftar Isi
Pentingnya Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Disabilitas dan OYPMK
Masih bingung dengan arti disabilitas meskipun kita sering mendengar istilah penyandang disabilitas. Kalau kamu mengartikan penyandang disabilitas sebagai orang yang memiliki keterbatasan fisik atau cacat, maka anggapan itu tidaklah keliru. Namun juga kurang tepat.
Disabilitas secara umum diartikan sebagai orang normal yang memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini disebabkan oleh hambatan yang membuat mereka dianggap kurang mampu melakukan sesuatu hal, seperti hambatan lingkungan, insfrastruktur, perilaku dan pola pikir.
Berdasarkan pengertian disabilitas yang diungkapkan oleh ketua Himpunan Wanita Penyandang Disabilitas Indonesia (HWDI), dapat diartikan jika disabilitas tidak terbatas pada cacat fisik saja. Melainkan juga gangguan mental dan intelektual yang terhambat, sehingga mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.
Penyandang disabilitas perlu dukungan dari orang-orang terdekat untuk bisa beraktivitas layaknya orang normal lainnya. Begitu juga dengan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) yang kebanyakan dijauhi karena penyakitnya yang bersifat menular.
Apa sih kusta itu?
Kusta adalah penyakit infeksi bakteri yang sudah kronis dan menyerang jaringan kulit, saraf tepi dan juga saluran pernapasan. Kusta disebut juga Lepra atau penyakit Hansen
Ciri khas penderita kusta adalah mati rasa di tungkai dan kaki serta diikuti lesi di kulit atau bercak berwarna lebih terang daripada kulit di sekitarnya.
Kusta dapat menular dari percikan air ludah atau dahak yang keluar saat penderita batuk atau bersin. Namun hal ini terjadi jika percikan tersebut terjadi terus menerus kepada orang lain.
Artinya Kusta tidak akan menular kepada orang lain hanya dengan bersalaman, duduk bersama atau berhubungan seksual. Di sinilah masalahnya, masyarakat kadung ketakutan untuk dekat dengan penderita Kusta, sehingga mereka sering didiskrimanasi dan dikucilkan yang berakibat pada kondisi psikisnya.
Bahkan ada yang beranggapan bahwa orang Kusta tidak bisa punya pasangan karena akan menularkan penyakit ke pasangannya. Sehingga tidak perlu mendapatkan pengetahuan tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Jangan salah, disabilitas maupun OYPMK juga bisa punya pasangan dan jatuh cinta loh. Karena pada dasarnya mereka tetap orang normal, tapi memiliki keterbatasan. Kusta juga bisa disembuhkan, jadi tak perlu takut mendekati orang yang pernah mengalami kusta.
Disabilitas maupun OYPMK tetap memerlukan edukasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi layaknya orang normal lainnya. Terlepas dari keterbatasan yang dimilikinya, mereka tetap manusia biasa yang membutuhkan perhatian agar terhindar dari kekerasan seksual dan pelecehan.
Ruang Publik KBR bersama NLR Indonesia hadir untuk bicara dalam talkshow bertajuk Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas. Pematernya keren-keren,
Talkshow KBR Bersama NLR Indonesia dan Biyung Indonesia
Saya senang sekali mendapatkan kesempatan untuk ikut talkshow yang sarat edukasi seperti yang diadakan oleh KBR Ruang Publik. Talkshow yang diadakan pada Rabu, 25 Mei 2022 pukul 09.00 – 10.00 WIB ini tayang di live streaming youtube.
Pemateri yang hadir di acara tersebut tak main-main. Ada kak Nona Ruhel Yabloy selaku project officer HKSR, NLR Indonesia, Westinani Agustin atau kak Ani selaku founder Biyung Indonesia dan Ice atau Wihelimina Ice sebagai salah satu remaja champion program HKSR.
Apa saja yang mereka bicarakan. Yuk kita bahas satu per Saturday
Nona Ruhel Yabloy dari NLR Indonesia
NLR Indonesia adalah yayasan non pemerintah atau LSM yang membantu mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi penyandang disabilitas termasuk di dalamnya akibat kusta.
Kak Nona beranggapan bahwa penyandang disabilitas dan penderita kusta saat ini sering didiskrimnasi dan dijauhi karena keterbatasan yang mereka miliki.
Banyak yang beranggapan mereka tidak perlu tahu soal kesehatan seksual karena mereka tidak akan mampu melakukan hubungan seksual. Bahkan tidak bisa jatuh cinta sehingga sulit mendapatkan pasangan.
Ketidak tahuan inilah yang akhirnya membuat banyak diantara mereka yang mengalami pelecehan seksual bahkan kejahatan seksual. Mereka tidak tahu bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh dan apa saja yang dilakukan untuk menjaga diri mereka.
Mirisnya, remaja perempuan disabilitas dan OYPMK juga banyak yang tidak tahu cara memasang pembalut. Mereka bingung saat mengalami menstruasi dan tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.
Kejadian inilah yang akhirnya mendorong NLR untuk memberikan edukasi kepada mereka tentang hak mereka untuk mendapatkan pengetahuan seksual dan reproduksi. Kalau bisa sedini mungkin sejak mereka kecil yaitu usia 3 sampai 4 tahun.
Pada usia tersebut, anak kecil sudah mengalami yang namanya toilet training. Pastilah anak kecil bertanya-tanya tentang alat kelaminnya dan hal-hal yang berhubungan dengan bagian tubuh. Orang tua wajib memberitahu dengan gaya bahasa yang jelas, sekaligus menjelaskan tentang bagian tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh.
Pemahaman disabilitas tentang hak seksual dan reproduksi memang tidak sama. Ada yang langsung paham, ada juga yang membutuhkan waktu untuk bisa memahaminya. Seperti Ice, salah satu penyandang disabilitas yang mengikuti champion Program HKSR.
Wihelimina Ice sebagai Remaja Champion Program HKSR
Ice, panggilan akrab seorang gadis remaja bernama Wihelimina Ice adalah remaja disabilitas yang berasal dari Labuan Bajo, NTT. Ice ikut program HKSR tahun 2018 ketika masih duduk di bangku SMP kelas 2 di SMPN 4 Boleng, NTT.
Ice mengaku mendapatkan menstruasi pertama kali saat usia 13 tahun. Saat itulah Ice diberi pemahaman tentang menstruasi, bagaimana cara memakai pembalut dan edukasi seksual lainnya. Menurut Ice, teman-teman disabilitasnya belum tentu memiliki pemahaman yang sama dengan dirinya.
Hal ini dibenarkan oleh kak Nona yang menyarankan untuk sedini mungkin memberikan edukasi tentang seksual kepada disabilitas. Tepatnya saat anak pada masa toilet training. Namun masing-masing anak berbeda penangkapannya. Tergantung dari kemampuan daya pikir anak.
Ice sendiri mengaku bahwa pemahaman tentang seksual juga harus diberikan kepada orang tua murid. Faktanya bukan hanya anak disabilitas saja yang sulit memahami tentang hak seksual dan reproduksi, namun orang tuanya juga.
Perlu kesabaran dan bimbingan agar mereka benar-benar paham betapa pentingnya edukasi tentang hak seksual ini diberikan. Seperti cara memakai pembalut yang benar dan apa dampaknya bagi kesehatan. Mereka harus bisa mengenal tubuhnya sendiri agar terhindari dari kejahatan seksual.
Westiani Agustin selaku Founder Biyung Indonesia
Nama biyung dari Biyung Indonesia berarti ibu. Kak Ani, sapaan akrab dari kak Westiani Agustin mengutarakan pemakaian nama biyung untuk mengangkat nama daerah dari ibu agar diangkat. Tujuannya sebagai penghormatan terhadap peran ibu atas jasa-jasanya yang tak terkira kepada kita.
Kak Ani melihat bahwa masih banyak perempuan Indonesia yang belum mendapatkan edukasi tentang hak kesehatan seksual. Keadaan ini menyebabkan banyak perempuan Indonesia yang masih tabu untuk membahas soal seksual.
Banyak ibu yang bingung menjelaskan tentang menstruasi kepada anaknya, tidak tahu bagaimana cara menjelaskan bedanya laki-laki dan perempuan dilihat dari alat kelaminnya, tabu menjelaskan apa sih hubungan seksual itu dan lain sebagainya.
Banyak yang beranggapan semua itu tidak penting karena beranggapan bahwa remaja disabilitas tidak bisa jatuh cinta dan menjalin hubungan asmara sehingga pengetahuan seperti itu tidak perlu disampaikan ke mereka. Miris kan.
Untuk mengenalkan hak seksual dan reproduksi kepada masyarakat Indonesia, Biyung Indonesia membentuk Program Hak Menstruasi Sehat yang memberikan pengetahuan seputar menstruasi dan cara pemakaian pembalut yang benar. Bahkan Biyung Indonesia juga mengenalkan pembalut kain yang lebih ramah lingkungan.
Pengalaman Ikut Talkshow Ruang Publik KBR
Saya hadir di talkshow Ruang Publik sebagai blogger Malang. Saya terpukai dengan pembahasan yang dibicarakan narasumber dalam talkshow tersebut. Semuanya berbobot dan menggugah hati saya. Karenanya saya ikut bertanya kepada narasumber mengenai kegelisahan yang saya rasakan di sekitar saya.
Ada dua pertanyaan yang saya ajukan kepada narasumber.
- Bagaimana caranya mengedukasi remaja disabilitas tentang kesehatan seksualnya tanpa membuat risih dan tersinggung. Apa ada cara yang praktis dan mengena ?
- Bagaimana caranya membatasi pergaulan anak yang sudah mengenal suka sama lawan jenis padahal usianya masih terlalu dini. Masih SD.
Pertanyaan saya belum sempat dibacakan karena tak terasa waktu sudah berakhir. Namun pertanyaan saya yang nomor dua terpilih sebagai salah satu dari 5 pertanyaan terbaik di acara talkhow ruang public KBR tersebut. Alhamdulillah
Terima kasih KBR, NLR Indonesia dan Biyung Indonesia atas ilmu yang diberikan dalam talkshow bertajuk Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) ini. Juga kepada Ice yang hebat. Tidak malu karena menyandang disabilitas. Justru bangga dan menjadi prestasi yang membanggakan karena menjadi bagian dari program HKSR. Semangat ya.
Semoga acara seperti ini terus berkembang, sehingga semakin banyak perempuan Indonesia yang teredukasi tentang pentingnya hak kesehatan seksual dan reproduksi. Keterangan lebih lanjut bisa hubungi Biyung Indonesia atau NLR Indonesia di instagramnya. Semoga membantu.
**
51 Comments. Leave new
Edukasi seperti ini harus gencar dilakukan ya.
karena siapapun berhak utk paham terkait hak kesehatan seksual dan tentang serba/i reproduksi.
Mantab ini!
setuju. semua harus tahu ya kak
edukasi tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi ini sangatlah penting ya untuk remaja begitupun disabilitas
benar. jadi harus disebar luaskan
Edukasi yang kayak gini nih yang harus terus disebar luas kan, agar tidak ada lagi diskriminasi pengetahuan hak kesehatan seksual dan reproduksi khususnya bagi mereka disabilitas maupun OYPMK.
Hal kecil yang dapat menyelamatkan banyak nyawa, acara yg inspiratif mbak ❤️
Alhamdulillah. Terima kasih mbak
Jaman dahulu, gak kebayang ya gimana deritanya para penyintas Lepra. Masyarakat akan ramai-ramai menjauhi mereka, dikucilkan dan dianggap sebagai pembawa sial. Alhamdulillah berkat kemajuan pendidikan hal tersebut tidak terjadi lagi. Bahkan mereka juga berhak terhadap kesehatan seksual dan alat reproduksi. Artikel ini sangat membuka wawasan bagi masyarakat umum untuk lebih memahami lagi saudara-saudara kita penyandang disabilitas
Alhamdulillah mbak, semoga informasi dalam tulisan saya ini bisa tersampaikan ke banyak orang ya mbak.
Mbak, lalu apa jawaban dari pertanyaan Mbak yang terpilih sebagai salah satu dari 5 pertanyaan terbaik itu?
Btw, ini daging banget talkshow hak kesehatan seksual dan reproduksi. Penting sekali para OYPMK dan remaja disabilitas mendapatkan edukasi yang tepat agar mengerti pentingnya hak kesehatan seksual dan reproduksi.
nah masalahnya pertanyaan saya belum sempat terjawab karena waktu sudah habis. dari 5 pertanyaan yang terpilih, hanya dua pertanyaan yang bisa dijawab.
Urusan seksualitas memang kudu diedukasi dari rumah sih. Karena jaman teknologi yang maju begini, remaja mudah banget mendapatkan informasi begitu. Bisa bahaya kalau remaja yang dapat sendiri informasinya kan.
nah, betul itu. harus keluarga sendiri yang memberitahu pertama kali dan diedukasi serta dijaga dari keluarga. peran orang tua penting nih
Ah iya yah. Teman Disabilitas juga punya hak pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Sama orang normal aja masih dianggap tabu. Senang deh sama program-progam Biyung Indonesia dan lainnya. Bantu banget buat mereka
semoga semakin banyak kegiatan serupa untuk membantu sesama ya mbak
Ya ampun mbaa kasihan banget yah kalo para penyandang disabilitas dan OYPMK ini ngga diberi edukasi tentang kesehatan reproduksi. Pastilah mereka juga bertanya2 tentang perubahan yang terjadi pada tubuh mereka. Penting banget deh adanya edukasi berkelanjutan, untungnya NLR memberikan edukasi kepada mereka tentang hak mereka untuk mendapatkan pengetahuan seksual dan reproduksi.
makanya itu sekarang perlu ada perubahan agar informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi ini juga bisa diberikan kepada semua orang. terutama disabilitas dan OYPMK. Jangan diasingkan mereka. mereka juga manusia yang butuh pemahaman
Memang pendidikan seksual sebaiknya diberikan sejak kecil yah, dimulai dari hal2 yang sederhana aja.
Terutama bagi penyandang disabilitas yah, mereka juga berhak mendapat pendidikan seksual supaya terhindar dari pelecehan.
benar. mereka juga berhak tahu dan paham
Semoga dengan gencarnya edukasi dari NLR tentang hak untuk mendapatkan pengetahuan seksual dan reproduksi dapat membuat remaja perempuan disabilitas dan OYPMK tidak bingung lagi saat mengalami menstruasi dan sudah tahu bagaimana cara mengatasinya. Kegiatan positif ini perlu terus diinformasikan.
boleh dishare kok kak informasi tentang acara ini dari tulisan saya. hehe
Wah, senang pasti mbak bisa mengikuti talkshow ini, sehingga lebih tahu soal kesehatan seksual dan reproduksi serta kesulitan yang dialami penyandang disabilitas dan OYPMK 🙂 Kalau sekarang sih sudah mulai banyak sekolah2 yang memberikan penyuluhan maupun informasi tentang menstruasi dan bagaimana cara memakai pembalut. Alhamdulillaah sudah bukan hal tabu lagi disampaikan kepada remaja.
Benar mbak. dapat ilmu baru dan pemahaman baru saya. Alhamdulillah acaranya bermanfaat
Edukasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi penting sejak dini malahan.
Supaya mencegah terjadinya pelecehan seksual saya inget pas anak2 TK sampai beli buku buat edukasi anak soal cara reproduksi dan kesehatan seksual atau semua yang berbau alat reproduksi tapi dg bahasa simpel yg mudah dipahami anak.
Sedih yaa kalau di kalangan tmn2 disabilitas banyak yg kurang paham, alhamdulillah dg adanya acara2 offline atau online ttg kesehatan seksual dan reproduksi banyak yang akhirnya paham
sekarang masalah kesehatan seksual dan reproduksi bukan hal tabu lagi mbak. harus diajarkan pada anak sedini mungkin
Tes
dalem mbak
NLR Indonesia mulia banget ya “aware” dengan para penyandang disabilitas. Sedih memang jika mereka luput dari perhatian. Terutama tentang kesehatan seksual dan reproduksi
makanya perlu perhatian lebih agar mereka juga bisa diperlakukan normal
Masyaallah isu ttg pendidikan seksual amg pemtingbanget ya mbak. Apalagi pada penyandang disibalitas pasti terabaikan padahal mereka berhak dpt informasi yh benar. Keren nih acaranya moga2 rutin diadakan biar para penyandang disabilitas paham pemtingnya pendidikan seksual
Aaamin, coba colek biyung Indonesia dan NLR mbak biar bisa mengadakan acara sekeren ini dengan rutin. hehe
Karena kebiasaan turun menurun ada ketabuan membicarakan seksual padahal untuk masalah kesehatan itu penting banget ya anak mulai dijelaskan sedini mungkin dengan bahasa sederhana sesuai umurnya.
Nah untuk penyandang disabilitas juga perlu banget edukasi ya sehingga tidak merasa dibedakan.
bener banget mbak
Memang penting banget nih pembekalan tentang pengetahuan reproduksi dan hal-hal seputar seksual untuk disampaikan ke anak. Harus tau nih mana bagian tubuh yang harus dilindungi, mana organ reproduksi yang harus diperlakukan dengan benar, dan lain sebagainya. Pengetahuan semacam ini tak lagi tabu, orangtua perlu mendampingi anak agar mereka paham sejak dini.
sepakat
Bener banget remaja disabilitas tetap butuh edukasi tentang seksual dan reproduksi. Kena kusta ga pantas bikin mereka ga bisa bereproduksi dan punya keinginan seksual kan? Makanya penting diedukasi agar ga salah langkah
semoga semakin banyak kegiatan seperti ini ya mbak, jadi banyak membantu mereka.
Senang dengan edukasi yang diberikan.
Sebagai orang awam, akupun belum memahami kondisi sebenarnya mengenai anak-anak dengan penyakit kusta atau yang sudah mengalami disabilitas.
Semoga pengetahuan mengenai hak seksual dan reproduksi ini bisa dipahami seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga semua memiliki hak yang sama untuk merasakan indahnya hidup dalam bermansyarakat.
Benar kak. karena kita semua sama, jadi edukasi tentang seksual dan reproduksi harusnya juga dibagikan rata. tidak dibedakan
Aku masih yang minum edukasi untuk materi ini mba Wahyu. Allhamdulilah bisa membaca konten darimu dan penasaran juga nyimak di youtubenya. Makasih ya Mba. Memang kok di seputaran sini tempatku pun masih tabu.
Alhamdulillah mbak. Semoga bermanfaat dan jadi tambahan ilmu buat kita juga
Alhamdulillah ya banyak yang peduli pada perempuan disabilitas dan orang yang pernah kena kusta jadi dapat pengetahuan tentang reproduksi sehingga bisa menjaga diri sendiri ya…
iya mbak. tinggal bagaimana kita bisa ikut berkontribusi untuk mereka
Pendidikan seksualitas itu penting ya
Sebab terkait juga dengan menjaga organ reproduksi
Termasuk bagi penyandang disabilitas
penting pakai banget mbak
Bener banget nih, pengetahuan seks seperti ini bahkan juga layak diketahui oleh para orang dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Semoga diberikan kemudahan bagi mereka ya.
Aaamin, senang karena ada yang memperhatikan mereka ya mbak
Acaranya sangat menarik, mbak. Aku pun baru tau kalau disabilitas juga termasuk pada gangguan mental.
Talkshow yang menarik temanya. Jangankan penyandang disabilitas, yang bukan aja masih sulit jelasinnya. Aku juga begitu sama anak-anak cowokku. Dari sekarang udah aku kasih tahu alat kelamin cowok cewek, kenapa aku haid, atau perubahan fisik lainnya. Buat para disabilitas ini perlu diperjelas lagi.
nah kalau gak dijelasin sejak kecil bagaimana mereka bisa paham. lebih baik orang tua yang menjelaskan, bukan orang lain. bisa bahaya. banyak kejahatan seksual sekarang.ngeri bayanginnya
bener penting banget sosialisasi edukasi … tentang kesehatan alat reproduksi.. apalagi saat ini sudah mulai terbuka banyak masyarakat yang paham bukan hal tabu untuk dibicarakan, apalagi untuk penyandang disabilitas..
sepakat. kalau dianggap tabu terus, anak-anak bagaimana bisa tahu dan paham. padahal ini penting untuk melindungi diri sendiri juga.