Menjadi ibu adalah anugerah tersendiri yang patut disyukuri. Begitu pula menjadi seorang istri dan juga anak dari orang tua kita. Masing-masing punya tempat dan kewajibannya sendiri-sendiri.
Disadari atau tidak, posisi sebagai anak, sebagai ibu, sebagai istri sekaligus sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain kadang membuat seorang perempuan merasa kepayahan. Tak perlu membahas soal lingkungan sosial dulu. Lingkungan keluarga dengan mengasuh buah hati saja mampu membuat seorang ibu stress.
Beruntung saya menemukan buku Literasi Emosi karya Dandi Birdy dan Diah Mahmudah yang menjawab kegelisahan saya dalam mengolah emosi saya yang sering naik turun. Taglinenya begitu mengena. Intelligence with a heart. Jadi penasaran kan sama isi bukunya.
Daftar Isi
Review Buku Literasi Emosi
Banyak yang bilang buku karya mbak Diah Mahmudah ini adalah buku bagus yang pantas untuk dibaca dan direkomendasikan banyak orang. Isinya berbobot dan mengena dengan pengendalian emosi kita. Pas banget kan dengan kebutuhan saya untuk mengatur emosi diri.
Saya sepakat. Setelah membaca buku terbitan Dandiah Care ini, saya menemukan banyak ilmu dan masukan yang membuat saya mengangguk-ngangguk.
Buku setebal 212 halaman dengan kertas yang colorfull ini menarik perhatian. Dari sampul depannya saja sudah eye catching, apalagi isinya. Kertasnya juga tebal dan diberi warna untuk beberapa bagian yang penting.
Paling suka sama pembatas bukunya. Berisi 4 zona emosi dasar disertai warna dan juga artinya.
Biru menunjukkan kesedihan, lemas, lemah dan tidak berdaya. Hijau menunjukkan hati senang, antusias, energik dan semangat. Kuning menggambarkan perasaan takut, kurang fokus, ragu dan gelisah. Sementara merah menunjukkan frustasi, marah, terganggu dan juga kesal. Unik ya.
Ada beberapa hal yang menarik dari buku Literasi Emosi ini, beberapa diantaranya :
-
Membahas Intelligence With a Heart
Saya mengutip salah satu halaman di buku Literasi Emosi yang menurut saya mewakili kecerdasan hati.
“Penting dan genting sekali merawat hati agar ia tetap baik. Salah satu aspek kepribadian yang memiliki andil pada hati yang baik adalah hadirnya emosi yang sehat. Emosi yang sehat berpengaruh pada tumbuhnya hati yang sehat. Sebaliknya, hati yang sehat adalah media tumbuh yang baik untuk kehidupan emosi yang sehat.” (Literasi Emosi – hal 19)
Satu paragraph yang begitu mengena hati saya. Ternyata selama ini hatilah yang bisa mengendalikan emosi. Hati itu raja, bukan otak. Hati bisa memerintahkan otak untuk bergerak. Tapi otak tidak bisa memerintahkan hati. Skatmat. Saya kena.
Untuk memiliki emosi yang baik dan terarah, kita memang harus mengolah hati menjadi baik dulu. Emosi akan ikut baik setelahnya. Noted banget kan.
-
Mengajarkan Pengendalian Emosi
Ada banyak emosi yang ternyata bisa dikendalikan. Sebut saja rasa empati, simpati, rasa cinta dan masih banyak lagi. Ada kuadran emosi dan juga jenis emosi yang dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. Semuanya dibahas tuntas dan detail dalam bab dekat dengan dunia rasa dan emosi.
Saya terkagum-kagum dengan tulisan mbak Diah yang sangat runtut dan detail dalam memberikan penjelasan. Bahkan ada pengetahuan tentang otak dan bagian tubuh yang berhubungan dengan emosi. Penjabarannya ilmiah sekali karena mbak Diah menyertakan sumber data yang dapat dipertanggung jawabkan.
Baca dengan tenang deh. Bahasanya mudah dipahami dan secara tidak langsung kita belajar mengendalikan emosi dari buku ini.
-
Referensi dalam Mendidik Anak
75-80% orang tua mengaku tidak mendapatkan literasi emosi baik di rumah maupun di sekolah di masa kecil mereka. (survey Dandiah Care, 2021).
Untuk itulah hadir buku Literasi Emosi yang bisa dijadikan pegangan para orang tua dalam mendidik anak melalui literasi emosi yang tepat.
Saya melihat hampir seluruh bab dalam buku ini memang membahas mengenai bagaimana mengolah emosi anak dan mengajarkan mereka untuk memiliki emosi yang baik. Sangat pas untuk dijadikan pegangan orang tua seperti saya dalam mengontrol emosi anak-anak.
Tahu sendiri kan, perkembangan emosi anak-anak saat ini cepat berubah. Apalagi jika sudah memasuki usia remaja. Segala macam teknologi dan pergaulan bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak, sehingga berpengaruh pada kepribadian anak.
Orang tua harus bisa menjaga anak-anaknya dengan membelaki mereka literasi emosi yang sehat. Sukanya lagi mbak Diah juga memaparkan step by step dalam mendampingi anak melalui perkembangan emosinya. Berasa dituntun. (Literasi Emosi – hal 96-98).
Mendidik anak tak susah lagi kalau berpedoman pada buku Literasi Emosi ini.
-
Dilengkapi Contoh Teladan
Membaca buku bisa menjadi membosankan jika isinya mengalir datar. Tidak demikian dengan buku Literasi Emosi ini. Ada banyak contoh teladan yang disertakan oleh mbak Diah dalam memaparkan pengetahuan tentang parenting atau bahasan penting dalam buku.
Misal tentang film Monster Inc yang cuplikan adegan di dalamnya yang ternyata membawa pesan moral tersendiri dalam pengasuhan anak. Saya pun semakin paham dengan maksud yang diberikan oleh mbak Diah dalam bukunya.
Contoh teladan seperti ini penting untuk membangun kepercayaan dan juga pemahaman mendalam pembaca akan isi buku yang dibaca. Terlebih lagi mbak Diah seolah menuntun pembacanya untuk melakukan apa yang ditulisnya. Bahasanya soft selling dan sangat mengena.
-
Praktek Untuk Mengetahui Keadaan Emosi Diri
Kita baru bisa dikatakan memahami isi buku, jika bisa menerapkan apa yang ada dalam buku tersebut. Literasi Emosi dilengkapi dengan praktek melalui metode aktivasi bermain. Disana, pembaca diberikan panduan untuk menerapkan apa yang dipelajari dalam bab yang sudah dibaca.
Praktek sangat membantu pemahaman dan mengukur emosi diri sendiri karena jawaban yang kita berikan didasarkan pada pengalaman pribadi. Jawaban akan berbeda pada masing-masing orang tergantung pengalaman yang dimiliki orang lain dalam mengendalikan emosinya.
Mau tahu bagaimana emosi kita hari ini. Ada 4 zona emosi dasar yang bisa dijadikan patokan untuk mengontrol emosi. Isi saja data yang diberikan dalam buku. (hal 173) berdasarkan suasana hati kita dan cari solusi agar zona kembali ke hijau.
Seru sekali kan. Para orang tua wajib punya buku Literasi Emosi ini. Begitu juga para anak dan siapapun yang ingin mengelola emosi menjadi sehat dan terarah. Saya merasa terbantu sekali dengan bab demi bab yang saya pelajari. Begitu juga dengan kamu. Gak percaya? Langsung saja dipinang bukunya.
Judul Buku : Literasi Emosi
Penulis : Dandy Birdy dan Diah Mahmudah
Penerbit : Dandiah Care
Tahun Terbit : 2012
Tebal : 212
Informasi lebih lengkapnya bisa langsung kunjungi website www.dandiah.com
“Artikel ini dipilih untuk dimasukkan dalam kampanye “Blog Parenting
**
13 Comments. Leave new
Sejumlah penjelasan buku ini bagus untuk parenting anak dan keluarga dalam mengendalikan emosi anak. Emosi anak dan pengasuhan memang penting diperhatikan agar terbentuk bonding dan kelekatan positif.
Bagus memang bukunya.
Saya jadi kepikiran soal nama penerbitnya: Dandiah Care, apa gabungan dari nama Dandy dan Diah kali ya. Terlepas dari itu, konten buku mengenai pengendalian emosi ini memang sangat penting bagi setiap orang
waduh, kalau itu tanya ke penulisnya mbak. hehe.
eh uda ya. maap maap, aku bilang mbak tadi. gak nyimak.
menarik mba pembahasannya, literasi emosi sedini mungkin mulai dibiasakan ya, agar bisa me-manage emosi di usia dewasa nanti.
harus mbak, pelan tapi pasti.
Literasi emosi yang fokusnya pada pengelolaan hati. sesuai dengan nasihat ; bahwa dalam diri manusia ada segumpal darah, bila ia baik baik maka baiklah semuanya, segumpal darah itu adalah hati. Hati yg dapat dimaknai secara harfiah dan lahiriah
bener banget. hati menentukan segalanya dan itu adalah segumpal daging yang dimaksud dalam ayat tersebut
Aku lagi butuh banget nih manajemen emosi, kayaknya makin anak tumbuh besar, makin besar banget juga tantangan emosi baik dari sisi aku sebagai ibu, maupun dari sisi anaknya sendiri. Pernah baca bukunya Teh Diah tentang Luka Pengasuhan, aku suka gaya tulisannya. Buku Literasi Emosi ini juga pasti bagus deh isinya. Aku mau coba baca juga buat pedoman dalam mengenali emosi lebih baik lagi.
Luka pengasuhan juga bagus. karya teh Dinda memang patut diacungi jempol. isinya inspiratif semua
Sepertinya saya perlu baca juga buku ini. Saya lihat ini buku terbitan tahun 2012 tapi masih dibaca sampai sekarang. Berarti isinya memang bagus. Mengendalikan emosi itu penting agar hidup lebih nyaman dan bahagia.
bukunya memang bagus mas. isinya berbobot dan bisa banget jadi referensi dalam mendidik anak