Sadar tidak sih kalau pergantian tahun itu terasa begitu cepat. Sepertinya kemaren masih tahun 2020. Saya juga masih merasakan betul ketika awal-awal pandemi berlangsung.
Penulisan skenario terhambat, gagal syuting karena semua syuting dihentikan, larangan keluar rumah, sekolah mulai memberlakukan system daring. Semuanya itu seolah baru terjadi kemaren sore. Lalu tahu-tahu saja kita sudah mulai terbiasa dengan semua itu.
Kalau dulu pakai masker itu hanya untuk orang yang kena flu, sekarang kita harus pakai masker setiap kali keluar rumah. Dulu aneh, sekarang terbiasa. Kita memasuki perubahan peradaban baru dengan hadirnya kenormalan baru.
Lalu kalau ditanya, apa resolusi kamu ada yang sudah terwujud?
Dengan hadirnya pandemic yang tanpa diduga ini, tentu saja saya menjawab ada. Bahkan saya harus mengubah semua resolusi demi mengikuti era baru dalam sejarah kemanusiaan.
Lalu bagaimana dengan tahun 2021? Bukankah resolusi yang dibuat sudah menyesuaikan keadaan?
Baca juga : Hijab Authentism
Ya, tapi saya masih butuh adaptasi. Lalu muncul trial and error dan segala kondisi yang datang tiba-tiba. Ada saatnya saya begitu tertata, ada pula saat saya mendadak sangat berantakan dan patah semangat.
Hingga pada akhirnya saya pun berpasrah. Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan pula yang akhirnya menentukan kemana arah jalan saya.
Daftar Isi
Semangat baru di tahun 2021
Tahun 2021 sudah berjalan 4 bulan. Kalau ditanya apa resolusi tahun 2021 sudah terwujud semua. Jawabannya tentu saja belum. Tahunnya saja masih berjalan. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk mewujudkan satu demi satu project yang direncanakan.
Apa saja sih project itu? Ini dia
Konsisten Menulis
Konsisten adalah hal yang harus menjadi komitmen di setiap perjalanan menulis saya. Namun banyak hal yang ternyata membuatnya tersendat-sendat. Seperti anak atau ibu mertua yang mendadak sakit, kehidupan rumah tangga yang mulai muncul masalah, rencana jalan-jalan yang batal, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya semua akan baik-baik saja dan berjalan seperti yang sudah direncanakan, kalau saja tidak ada kejadian tak terduga di tengah jalan.
Saya tetap bisa menulis setiap hari untuk cerita fiksi maupun non fiksi saya. Tapi dengan banyaknya permasalahan yang mendadak bermunculan, saya jadi tidak bisa menulis setiap hari.
Seperti ketika anak sakit, ibu saya sakit, ibu dan bapak mertua sakit. Gelagapan saya dan suami merawatnya. Saya bahkan harus pulang ke rumah ibu saya untuk merawatnya di sana. Sementara suami merawat mertua yang dua-duanya sakit. Panik tingkat dewa kami, ketika anak kami juga demam.
Dalam kondisi seperti itu, tidak mungkin saya memegang laptop dan menulis. Banyak kegiatan yang harus saya batalkan. Banyak job yang harus saya tinggalkan. Demi merawat orang tua.
Alhamdulillah, ibu saya saat ini sudah baik-baik saja. Tinggal ibu mertua yang harus rutin control ke rumah sakit dua hari sekali. Saya masih bisa menulis, tapi tidak sekonsisten dulu.
Permasalahan rumah tangga juga sempat membuat saya stag di tempat. Pertengkaran suami istri, dan masalah kecil lainnya sempat membuat pikiran saya buntu.
Menangis dan menyendiri adalah teman terbaik saya dalam kondisi seperti itu. Lupakan pekerjaan menulis karena percuma. Saya sedang tidak bisa berpikir logis dan jernih.
Melahirkan minimal satu karya buku di tahun 2021
Buku pertama saya, yang berjudul Hapus Gelisah Dengan Sedekah lahir tahun 2007. Setelah itu saya tidak menulis buku lagi. Lalu lahir buku kedua saya bergenre novel dengan judul Nebula. Tiga Serangkai Metamind meminangnya di tahun 2018. Menyusul Pintar Fisika SMP kelas 7,8,9 di tahun 2019.
Apa kabar tahun 2020 dan 2021?
Belum ada buku lagi yang terbit. Sebenarnya ada editor buku yang menghubungi saya untuk dibuatkan buku. Tapi genrenya buku pelajaran untuk anak sekolah dasar. Saya jadi berpikir, kok saya larinya jadi penulis anak-anak ya.
Awalnya saya iyakan. Tapi makin ke sini saya batalkan. Karena bertentangan dengan hati saya.
Tulisan remaja dan dewasa adalah fokus saya. Belum pernah saya menulis tentang cerita anak-anak. Kalau saya mengiyakan, berarti saya belajar lagi dari nol dong. karena tulisan anak-anak itu berbeda dengan tulisan dewasa atau remaja.
Daripada menulis hal baru, mengapa saya tidak memaksimalkan ilmu yang sudah ada. Dikembangkan lagi menjadi lebih baik dan konsisten. Jadi ya begitulah, saya tidak melanjutkan tulisan anak-anak itu, padahal teman-teman saya sudah banyak yang ingin membaca.
Tahun 2020 belum ada buku yang terbit. Karena saya harus menyesuiakan keadaan dengan banyaknya kejadian tak terduga seperti yang saya sebutkan di atas. Sementara tahun 2021, insyaAllah akan ada buku yang terbit. Jadi ditunggu saja.
Aktif Menulis Naskah Skenario Lagi
Saya berhenti menulis naskah skenario sejak pandemi. Saat itu saya sedang menulis naskah untuk tayangan Ningsih Tinampi The series yang tayang di tv. Sudah jalan syutingnya, sudah jadi naskahnya. Eh mbak Corona datang.
Syuting dilarang dimana-mana. Naskah banyak yang tidak diproduksi dan tentu saja, honor banyak yang tidak cair. Stress dong. iya. Apalagi sudah ada project tambahan setelah series yang saya tulis itu. Yaitu striping di bulan-bulan berikutnya. Semuanya berhenti di tempat.
FTV juga sedang sepi, dan saya baru ingat kalau ada honor tulisan saya yang belum dibayar bertahun-tahun yang lalu. Jumlahnya cukup banyak bagi saya. Namun belum ada kejelasan kapan akan dibayarkan sampai detik ini.
Lemas dan frustasi. Tentu saja. Hingga saya sampai pada titik hilang semangat menulis skenario lagi. Makanya saya mulai ngeblog dan menyalurkan hobi menulis saya ke tempat lain. Istirahat dulu menulis naskah skenario.
Berhenti menulis naskah skenario, bukan berarti kesenangan saya terhadap film berkurang. Saya memberi komentar dan menulis review tentang flm. Itu semacam adrenalin yang menumbuhkan kembali semangat saya untuk menulis lagi. Hingga akhirnya saya ditawari untuk menulis naskah film pendek.
Tertantang dong. Karena saya baru satu kali menulis naskah film pendek. Itu pun membauatkan naskah untuk adik saya yang saat itu masih kuliah. Lomba film pendek tingkat universitas. Alhamdulillah juara satu tingkat nasional.
Penulisan naskah saya ditantang lagi dengan tawaran menulis naskah iklan untuk radio. Ilmu bagi saya karena memang belum pernah menulis iklan radio. Sewaktu saya melihat contoh naskahnya, kaget dong. karena simple banget.
Syukurlah saya diberi kebebasan untuk menentukan format tulisan. Yang penting isi ceritanya. Hingga akhirnya saya menulis naskah iklan radio seperti format menulis naskah ftv. Kalau dipanjangin jadi naskah film itu. Hahaha…
Kontrak Rumah Sendiri
Saat ini saya masih tinggal bersama mertua. Keinginan mengontrak rumah sendiri, pisah dari mertua adalah keinginan bertahun-tahun yang lalu. Itu karena saya menginginkan kehidupan rumah tangga tanpa campur tangan mertua.
Saya ingin belajar menjadi istri untuk suami saya dan ibu bagi anak-anak saya. Tapi tinggal bersama mertua, sepertinya tidak semudah itu. Semuanya diatur mertua. Sehingga saya merasa tidak berguna di rumah.
Saya mungkin salah dan harus selalu mengalah. Tapi hati kecil saya selalu berontak. Keinginan untuk hidup pisah dari mertua tidak pernah terwujud sampai sekarang.
Kenapa?
Pertama, karena suami saya adalah anak tunggal. Punya kakak sebenarnya, tapi sudah meninggal sebelum saya mengenalnya.
Kedua, ibu mertua mulai sakit. Otomatis suami merawatnya. Saya juga tak bisa meninggalkan mertua yang sakit. Sehingga mau tak mau kami tetap tinggal satu atap. Mungkin gusti Allah tidak ingin saya pergi meninggalkan mertua. Ini semacam teguran untuk bersikap sabar dan himbauan untuk menjaga orang tua.
Saya tertegun cukup lama. Betapa saya egois dengan mementingkan perasaan saya saja. Sementara perasaan suami dan orang lain saya kesampingkan. Ya sudahlah, di sinilah saya akhirnya. Tetap tinggal bersama mertua sambil merawat beliau.
Banyak Pintu yang Belum Dibuka
Saya mendapatkan banyak hal tak terduga belakangan ini. Rencana yang sudah disusun, diubah sepenuhnya oleh Allah lewat kejadian tak terduga. Seolah saya diberitahu bahwa masih banyak pintu lain yang belum saya buka.
Contoh. Ketika saya kehilangan semangat menulis naskah skenario, saya diberikan semangat untuk menulis artikel di blog. Saya juga diberi kesempatan merasakan staycation gratis di hotel dan mereviewnya.
Saya juga diberikan ilmu baru lewat pelatihan design yang diadakan dinas ketenagakerjaan kota Malang. Menginap di hotel selama 3 hari 2 malam dan diberi uang saku. Selain itu saya diundang untuk ikut pertemuan wirausaha Jawa Timur dan bertatap muka langsung dengan wakil gubernur Jawa Timur. Pak Emil Dardak.
Semua keberkahan tersebut tidak ada dalam rencana saya. Tapi Allah seolah memberinya kepada saya sebagai petunjuk. Bahwa saya tidak boleh terlalu fokus pada satu pintu.
Ada banyak pintu yang belum saya buka. Jika saya tidak bisa membuka satu pintu, bukalah pintu yang lain. Karena pintu rejeki itu ada dimana-mana dan datang dari segala arah.
Ada rencana lain dari Tuhan yang Selalu Indah Pada Waktunya
Satu hal yang harus saya tanamkan dalam diri saya adalah rasa syukur. Memang banyak hal yang saya rencanakan gagal di tengah jalan. Namun Allah menggantinya dengan hal lain yang benar-benar baru bagi saya.
Ketika ibu saya sakit, mertua dan anak juga sakit. Itu menjadi teguran bagi saya untuk tidak menghabiskan waktu saya di depan layar laptop terus. Ada keluarga yang harus jaga. Ada anak-anak dan suami yang ingin merasakan kebersamaan dengan saya.
Sadarlah saya, bahwa selama ini saya selalu menghabiskan waktu dengan laptop. Mengesampingkan keluarga demi tulisan-tulisan saya di laptop.
Allah menegur saya dengan mencabut rutinitas menulis saya, menggantinya dengan rutinitas merawat ibu, anak-anak dan suami. Mereka lebih penting daripada tulisan di laptop.
Konsisten menulis bukan jadi hal pertama lagi. Tapi konsisten menjadi istri yang baik dan ibu yang baik untuk anak-anak saya yang utama. Saya banyak bercermin dan muhasabah diri dalam hal ini.
Kesenangan saya menulis naskah skenario juga dicabut. Karena ketika saya menulis naskah skenario, saya tak kenal waktu. Sepanjang hari saya ada di layar laptop. Hingga suami tak terurus, kebersamaan dengan anak-anak juga hilang.
Allah mencabut kesenangan saya. Agar saya bisa berkumpul dengan suami dan anak-anak. Bercanda bersama, hingga jalan-jalan keluar rumah bersama.
Saya juga diberikan ilmu baru oleh Allah. Lewat pelatihan design oleh dinas ketenagakerjaan kota Malang, lewat kelas SEO untuk blog, dan ilmu lain yang sebelumnya belum saya ketahui. Saya juga merambah ke konten video dan mulai masuk dunia youtube.
Ada banyak hal baru yang saya temui, ketika rencana saya digagalkan oleh Allah. Ilmu baru, pengalaman baru, teman baru, keluarga baru adalah hadiah terindah dari Allah. Second plan yang sudah dibuatkan Allah untuk saya.
Terima kasih ya Allah. Rencana-Mu memang selalu indah. Terima kasih karena sudah menegur saya dengan cara yang begitu mengasyikkan. Sekarang saya tinggal menjalani apa yang sudah terjadi dan memaksimalkannya.
**