Jika sebagian dari kita pernah sibuk ngomongin orang lain, maka akan berbeda rasanya jika kita ngomongin diri kita sendiri. Yup!! Lebih tepatnya instrospeksi diri sendiri. Tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah tidak semua instrospeksi diri itu mengungkap keburukan kita. Karena arti dari instrospeksi diri menurut saya lebih tepat ke pengenalan diri sendiri. Bukan sekedar mencari kesalahan sendiri.
Dan…. kalau ada yang penasaran seperti apa sih sosok wahyuindah itu?
Ini dia pengenalan diri saya sendiri berdasarkan fakta yang ada.
1. SUKA NULIS
Sudah banyak teman yang tahu kalau saya sejak dulu suka nulis. Saking senangnya saya sampai suka merangkum buku pelajaran dari beberapa sumber. Hahaha… banyak teman yang bilang kalau saya kerajinan. Ngapain juga buku pelajaran segitu banyaknya dirangkum. Tapi ya begitulah, saya senang merangkum kok. hasilnya saya hafal materi pelajaran bab apa ada di halaman berapa. Hehe…
Saya juga suka nulis diary yang akhirnya saya tutup selamanya. Gara-garanya diary saya yang sialnya waktu itu saya bawa ke sekolah, dibaca teman saya. Terbongkarlah rahasia terbesar saya. Sejak itu saya tidak mau menulis diary lagi. Jadi kalau curhat, langsung saja saya buat nulis cerpen. Saya juga novel fiksi dan akhirnya bisa menerbitkan dua buku. Satunya novel, satunya tentang umum. (Novel saya berjudul Nebula dan buku umumnya berjudul Hapus Gelisah Dengan Sedekah). Entah kenapa saya selalu haus tentang dunia kepenulisan sampai akhirnya saya berkenalan dengan naskah skenario. Disitulah saya menemukan rasa nyaman tingkat dewa. Karena akhirnya saya memilih naskah skenario sebagai bidang minat saya. Dan yach. Sekarang saya bangga menyebut diri saya penulis naskah skenario. Bangga karena saya belajar skenario secara otodidak, tidak melewati sekolah menulis. Alhamdulillah semua mengalir dengan begitu indahnya.
2. INTROVERT BANGET
Orang yang mengenal saya pasti tahu banget kalau saya orang yang sangat pendiam, tertutup dan tidak bisa bergaul. Itu dulu. lebih tepatnya saya ini orang yang sangat membosankan. Begitu kali ya yang dipikir orang tentang saya. Karena saya tahunya hanya rumah dan sekolah. Jalan-jalan keluar rumah hampir tidak pernah dan lebih tragisnya lagi, saya baru tahu soal mall dan masuk ke dalam mall saat kuliah.
Hello world! Parah sekali diriku ini.
Itulah kenapa saya berusaha keras merombak image itu dari dalam diri saya. Salah satunya yaitu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pas zaman sekolah SMU dan lanjut di zaman kuliah. Hanya saja di zaman kuliah saya hanya fokus ke satu ekstra kurikuler yaitu KSR (Korp Sukarela). Berbeda dengan zaman SMU yang mengikuti banyak kegiatan yaitu OSIS, PRAMUKA, PMR, KIR dan PASKIBRA. Wuih…. jangan salah, meskipun banyak kegiatan saya tetap berprestasi di bidang akademik. Hehe… peace!
3. PERFECTIONIST
Saya tidak tahu apakah ini termasuk kelebihan atau kelemahan. Tapi yang jelas saya menginginkan semuanya serba sempurna di mata saya. Ketika saya mengajar les anak-anak SMU dulu, saya geregetan karena tidak ada modul pembelajaran yang pas untuk menerangkan materi pelajaran kepada mereka. Akhirnya saya membuat modul sendiri dengan merangkum beberapa materi dari buku yang berbeda. Saya membuatnya super lengkap dan saya yakin tidak ada modul lebih lengkap dari yang saya punya. Patokannya kalau saya mengerti dan bisa melirik lagi contekan saya itu, maka anak didik saya pasti bisa mengerti. Dan pola itu berhasil saya terapkan.
Ketika mendapatkan tugas kelompok selama sekolah dulu, saya lebih nyaman kalau saya mengerjakan tugas itu sendirian dan saya buat selengkap mungkin. Meskipun tugas tersebut sebenarnya tugas kelompok yang artinya dikerjakan banyak orang. Tapi tidak masalah bagi saya kalau teman saya hanya titip nama. Yang penting saya tidak sekedar titip nama. Karena kalau saya diberi tugas, maka saya harus mengerti dari A sampai Z tentang tugas tersebut. Pokoknya semuanya harus sempurna deh. Kalau ada cacatnya sedikit saja, kecewanya bisa tujuh turunan. Dongkolnya pun setengah mati. Hehe.
Akibat dari sifat saya ini, saya jadi tidak mudah percaya sama orang lain. Entah kenapa, saya lebih suka mengerjakan sesuatu sendirian. Kalau saya tidak bisa, saya baru minta bantuan orang lain. Tapi selama saya bisa melakukannya sendiri, maka saya tidak akan pernah meminta bantuan orang lain. Egois ya? Ah, enggak juga sih.
4. CENGENG
Sudah menjadi rahasia umum kalau saya gampang menangis alias cengeng. Ada yang bilang kalau saya gampang terbawa perasaan. Kalau istilah anak muda jaman now, baperan. Hehe…
Saya tidak memungkiri itu sih. Karena saya pada dasarnya orang yang seriusan dan tidak bisa bercanda. Tapi itu dulu. Beruntung saya punya suami yang humoris. Jadi saya sering diajak tertawa setiap hari. Tapi kadang guyonannya membuat saya menangis. Alasannya sih sengaja menggoda aku karena suka lihat aku nangis. Nah lo…
Intinya saya tuh gampang terharu, gampang sakit hati, gampang kebawa emosi yang ujung-ujungnya pasti nangis. Lihat anak jatuh saja, saya nangis. Apalagi dikasih surprise, pasti nangis juga. Tapi kalau yang ini nangis bahagia. Hehe… peace!!
5. MUDAH DOWN DAN PUTUS ASA
Hal kelima ini juga tidak banyak yang tahu. Karena kebanyakan orang memandang saya dari yang bagusnya saja. Wajah good looking, baik hati, tidak sombong, suka menolong. Hahaha… itu sih kata orang lain. (mencoba merendah, hehe…)…
Terlepas dari pujian yang biasanya saya dapat, ternyata saya orang yang gampang putus asa dan mudah jatuh. Kalau sudah jatuh, bakalan susah bangkit lagi dan tidak bisa move on. Karena itulah saya sering galau dan mudah terpuruk. Tapi selama ini saya bisa menyembunyikannya dari semua orang. Karena saya termasuk orang yang tidak suka cerita ke sembarangan orang. Karena bagi saya masalah pribadi adalah urusan saya sendiri dan ALLAH. Bukankah curhat yang baik itu adalah kepada Tuhan-Nya?
Sebenarnya masih banyak sih fakta tentaang diri saya sendiri. Tapi kelima hal di atas sepertinya jadi top five deh. Dengan mengenal diri sendiri, membuat saya lebih bisa menjaga sikap dan berusaha untuk selalu memperbaiki diri. Benar tidak?
Salam sayang,
Wahyuindah
DAY6#BPN30dayChallenge2018