Dalam dunia psikologi, menulis menjadi salah satu terapi yang bisa dilakukan secara mandiri. Dengan menulis, seseorang dapat mengeluarkan emosi-emosi tersembunyi yang ada dalam dirinya. -Psikologi Oktina Burlianti dalam program Dear Nitizen, pada hari Jumat, 8/11/2019-.
Aku sepakat dan akhirnya paham kenapa aku menjadi begitu tenang setiap kali selesai menulis tentang hal-hal yang aku rasakan. Terutama hal-hal yang tak sanggup aku utarakan lewat lisan. Tulisan adalah teman terbaik yang mampu menjaga rahasia dan menyembuhkan segala luka.
Lupakan segala aturan menulis baku sebagai permulaan. Tulis saja apapun yang ada di hati sesuai dengan suara nurani. Lepas, liar, dan apa adanya. Tulisan ekspresif seperti itulah yang justru dapat membebaskan diri dari kekangan pikiran yang sedang penuh.
Aku semakin lega ketika mengetahui adanya penelitian yang memberikan bukti bahwa tulisan ekspresif ternyata juga dapat membantu seseorang untuk sembuh dari penyakit. Penelitian tersebut dilakukan oleh seorang psikolog bernama James Pennebaker, PhD dari University of Texas yang ada di Austin serta Joshua Smyth, PhD dari Syracuse University.
Kedua peneliti tersebut menunjukkan bahwa menulis mengenai emosi diri dan juga stress ternyaata mampu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh pada pasien yang menderita penyakit asma, radang sendi hingga penyakit mematikan seperti HIV / AIDS.
Aku semakin paham sekarang, kenapa aku yang dari kecil sudah sakit-sakitan karena menderita kejang demam hingga usia 6 tahun dan sering kena tipes dapat tumbuh sehat hingga sekarang. Alhamdulillah tidak sakit-sakitan lagi.
Aku jadi ingat, keadaanku yang sering sakit-sakitan sejak kecil membuat orang tuaku membatasi kegiatanku di luar ruangan. Bagaimana tidak, bermain terlalu lama di depan rumah, aku bisa tiba-tiba kejang. Begitu juga ketika terlalu capek, aku bisa langsung opname di rumah sakit. Aku merasa lebih aman dan nyaman ketika berada di dalam rumah. Ogah bergaul dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan membaca buku dan menulis.
Aku tidak keberatan dengan aturan orang tua karena semua demi kesehatanku. Toh aku tak pernah keberatan berada di dalam rumah. Terlalu lama bermain di bawah terik matahari membuatku sering pusing, sama pusingnya ketika aku harus ke jalanan menonton karnaval kota dan melihat puluhan manusia berdesak-desakan di sepanjang jalan. Aduh lebih baik di dalam rumah saja deh. Jauh dari hiruk pikuk kota.
Daftar Isi
- 1 Menulis Adalah Terapi Penyembuhan Luka
- 2 Menulis untuk Hidup atau Hidup untuk Menulis
- 3 Catatan Perjalanan Menulis Cerita di Blog dari Masa ke Masa
- 4 Menulis Cerita Bersama Asus VivoBook 14 A1400 Full HD yang Mempesona
- 4.1 Powerful untuk Bekerja
- 4.2 Kenyamanan di Depan Laptop dalam waktu Lama
- 4.3 Ringan dan Mudah Dibawa Kemana-mana
- 4.4 Transfer Data Cepat Anti Lemot
- 4.5 Pengalaman Mengetik yang Nyaman
- 4.6 Bisa Fokus Bekerja dengan AI Noise – Canceling Technology
- 4.7 Keamanan Data Lewat Fingerprint Sensor
- 4.8 Bisa Bekerja di Kendaraan yang Berjalan dengan Nyaman karena Anti Guncangan
- 4.9 Desain Stylish dan Mempesona
- 5 Kesimpulan
Menulis Adalah Terapi Penyembuhan Luka
Seiring bertambahnya usia, aku semakin sadar bahwa kesehatanku semakin membaik berkat kegiatanku yang senang menulis. Aku mudah stress, tapi bisa perlahan hilang stressnya ketika semua beban pikiran itu aku tuangkan ke dalam tulisan.
Bisa dikatakan bahwa tulisan adalah teman terbaik yang tak pernah protes dengan apapun yang kita katakana. Tulisan akan selalu menjadi pendengar yang baik dan teman yang selalu menerima apapun diri kita.
Satu hal yang aku pegang tentang kegiatanku menulis adalah pepatah yang dikatakan oleh Fiersa Besari.
“Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media sosial, menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai berapa”. – Fiersa Besari
Ya benar. Menulislah tanpa harus memikirkan tulisan kita dihargai oleh orang lain atau tidak. Bagiku menulis sudah menjadi kebutuhan otak yang membantuku untuk lepas dari kepenatan. Dengan menulis, aku merasa punya dunia baru yang begitu tenang. Stress hilang dan ketenangan batin muncul dengan sendirinya.
Menulis itu terapi dan obat untuk seseorang yang susah mengutarakan isi hati sepertiku. Aku merasa jauh lebih baik setelah menulis tentang apa yang aku rasakan, meluapkan emosi dan mengatakan hal-hal yang tak bisa terucap oleh lisan. Aku sembuh perlahan.
Dengan menulis, otot-otot tegang menjadi kendur kembali, pikiran yang penuh bisa teranulisir dengan baik, panik hilang dan ketenangan jiwa akan mudah datang. Keadaan demikian inilah yang membuat organ tubuh juga merespon dengan baik, sehingga fungsi kerja organ tubuh dapat kembali bekerja dengan baik. Penyakit pun perlahan minggat. Benar tidak?
Itulah mengapa seiring berjalannya waktu, aku mulai berproses dengan banyak tulisan. Hingga akhirnya menjadi catatan perjalanan menulis cerita. Mulai dari cerpen, novel, buku ajar, artikel hingga naskah skenario.
Menulis untuk Hidup atau Hidup untuk Menulis
Menulislah untuk hidup atau hiduplah untuk menulis. – Adthitya Mulya, Penulis buku Sabtu Bersama Bapak.
Quote dari bang Adthitya Mulya itu sempat membuatku bingung. Apa maksudnya menulislah untuk hidup dan apa maksudnya hiduplah untuk menulis.
Di sebuah acara bedah bukunya yang saat itu ada di kota Malang dan kebetulan saya hadir, cuman maaf saya lupa tanggalnya. Bang Adthitya menjelaskan filosifi yang katanya menjadi pegangan hidupnya tersebut.
Rupanya menulislah untuk hidup bermakna orang-orang yang menulis untuk menyambung hidup. Orang-orang yang termasuk dalam golongan ini adalah orang-orang yang menjadikan menulis sebagai pekerjaan sehingga mendapatkan penghasilan dari tulisan yang dihasilkannya.
Jika tidak menulis, orang di golongan ini ya tidak dapat menjalankan kehidupan karena tidak mendapatkan penghasilan, makanya agar dapur tetap ngebul ya harus menulis karena dengan menulis, dia mendapatkan penghasilan.
Contoh orang yang menulis untuk hidup adalah jurnalis, copywriter, goshwriter, scriptwriter.
Sementara itu orang-orang yang hidup untuk menulis adalah orang-orang yang mengabadikan hidupnya untuk menulis. Orang macam ini biasanya tidak memancang cuan. Menulis sudah menjadi kebiasaan dan kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Apa artinya orang yang hidup untuk menulis tidak bisa menghasilkan cuan. Ternyata jawabannya di luar ekspektasi loh. Justru orang-orang yang hidupnya diabadikan dengan menulis, memiliki penghasilan yang luar biasa banyak jika kegiatan menulisnya selalu diasah dan dilatih.
Siapa sih yang tak kenal JK Rowling, atau kalau di Indonesia Dewi Lestari, Andrea Hirata, Tere Liye. Mereka adalah sosok sosok inspiratif yang mendedikasikan hidupnya untuk tulisan. Lihat bagaimana hasil tulisan mereka yang mampu menyihir pembacanya. Dasyat bukan?
Baiklah. Mungkin ketinggian kalau kita melihat para inspirator yang karyanya selalu best seller. Faktanya banyak kok yang bisa jadi penyemangat kita untuk terus menulis, terlepas seseorang itu sudah expert atau masih pemula. Karena pada intinya, semua keberhasilan itu tergantung usaha kita sendiri. Kita ingin menjadikan tulisan itu sebagai apa.
Apakah kita menulis hanya sebagai pelampiasan, tempat curhat, catatan perjalanan atau bahkan pekerjaan. Kalau aku sih semuanya. Selama kita menulis dengan hati yang senang dan suka cita, apapun hasil tulisan akan berdampak baik untuk diri kita sendiri.
Aku melampiaskan segala perasaan lewat diary, menulis catatan perjalanan menulis cerita dengan jurnal, membuat buku ajar Fisika untuk SMP Kelas 7,8,9 sebagai dokumentasi kegiatan mengajar saat aku menjadi tentor fisika di sebuah bimbingan belajar. Menulis cerita dan menciptakan tokoh maya lewat Novel Nebula yang diterbitkan Tiga Serangkai, menghilangkan kegalauan mengenai keampuhan sedekah dengan menulis buku Hapus Gelisah dengan Sedekah yang diterbitkan Qultummedia.
Percaya atau tidak, semakin sering aku menemukan kesenangan dalam menulis, semakin penasaran aku dengan banyak hal. Seperti ketika aku penasaran dengan tayangan cerita FTV di televisi. Kaget dong saat pertama kali aku mengetahui ternyata para pemain FTV dan sinetron itu ternyata baca naskah dan menghafalkan dialog untuk memerankan karakter yang dimainkannya. Akhirnya timbul keinginan untuk membuat naskah. Bagaimana caranya.
Setelah berhasil menangani rasa penasaran tentang naskah skenario, timbul kegelisahan mengenai banyaknya berita yang aku lihat di TV atau media sosial. Misalnya tentang karhutla, tentang pembuliyan anak-anak sekolah, tentang bagaimana peran orang tua menemani anak belajar, dan banyak lagi lainnya.
Ada banyak pendapat yang bermunculan di otak tentang berbagai isu yang terjadi. Ditambah dengan fakta menarik yang mendukung berita yang muncul. Syukurlah aku mendapatkan media untuk menyalurkan hasrat menulis tentang kejadian di sekitar, yaitu lewat blog.
Melalui blog, aku tidak hanya menulis untuk hidup tapi juga bisa hidup untuk menulis. Di sanalah aku menuliskan semua catatan perjalananku dalam menulis cerita.
Catatan Perjalanan Menulis Cerita di Blog dari Masa ke Masa
Tagline catatan perjalanan menulis cerita yang aku sematkan di blog wahyuindah.com muncul begitu saja. Seolah aku ingin mencatat dan merekam semua perjalananku dalam menulis cerita dari masa ke masa melalui blog.
Platform menulis satu ini memang belum lama aku jalani. Baru awal tahun 2019 aku mengenal blog dan memutuskan memiliki blog sendiri setelah membaca artikel yang aku temukan di google. Artikel di blog berbeda dengan artikel di koran atau berita. Gaya tulisan yang mengalir seperti curhat, tetapi memiliki pesan kuat lewat penyampaian data dan fakta membuatku tertarik untuk belajar menulis artikel di blog.
Semua butuh proses. Sama seperti ketika aku belajar menulis novel dan naskah skenario. Artikel di blog juga butuh dipelajari hingga akhirnya aku temukan gaya bahasa sendiri yang khas. Bisa dilihat perbedaan tulisanku di blog di awal lahirnya wahyuindah.com hingga sekarang. Lumayan ada peningkatan kan. Hehehe.
Pretasiku di bidang blogging juga masih anak ayam. Belum sebagus blogger senior lainnya. Sampai sekarang pun aku masih merasa jadi pemula yang butuh banyak belajar. Alhamdulillah beberapa prestasi mampu membuatku semangat untuk terus ngeblog, seperti menang beberapa lomba blog, atau menulis cerita hingga menjadi pembicara di kelas kepenulisan online.
Blog rupanya bukan akhir dari perjalanan menulis. Melainkan pintu awal yang membuka banyak peluang lainnya. Kenapa? Karena artikel di blog tidak hanya berupa rangkaian kata, tapi juga harus ada gambar dan data penting yang menguatkan tulisan. Aku butuh belajar infografis dan juga SEO.
Artinya aku bukan hanya dituntut untuk bisa menulis saja, melainkan juga harus bisa membuat desain gambar dan infografis yang selama ini aku membuatnya lewat aplikasi canva. Belum lagi jika harus membuat video dan menyematkan linknya ke artikel. Bisa triple nih ilmunya.
Kalau sudah begini, aku butuh device yang mendukung kegiatan ngeblog aku dong. Pilihanku jatuh pada laptop Asus yang Full HD. Biar sudut pandangnya luas, jadi gak bosan lama-lama di depan layar laptop.
Menulis Cerita Bersama Asus VivoBook 14 A1400 Full HD yang Mempesona
Jika orang lain bisa mengetik lewat smartphone, maka aku tidak bisa. Aku baru bisa menulis dengan segala pemilikiran dengan feel yang mendalam lewat komputer atau laptop. Nah berhubung aku sukanya mobile, maka aku lebih suka laptop karena bisa dibawa kemana-mana.
Menulis juga butuh suasana yang tenang dan mendukung kan. Jenuh kalau menulis di kamar saja. Sesekali bisa menulis di café, atau di pinggir pantai. Suasana yang mendukung bisa membangun mood menulis lebih baik loh.
Untuk mendapatkan mood yang bagus saat menulis, aku membutuhkan device yang mendukung kegiatan menulis ceritaku, seperti Asus VivoBook 14 A1400 yang Full HD. Kenapa? Tentu saja karena beberapa keunggulannya seperti berikut ini :
Powerful untuk Bekerja
Meskipun ngeblog sebagian besar hanya menulis, tapi dibutuhkan juga kemampuan infografis yang didapat dari aplikasi edit foto dan video yang resolusinya besar.
Beruntung Asus VivoBook 14 A1400 memiliki processor 11 th Gen Intel core i7 dengan memory 8 GB DDR4 RAM 3200 MHz yang dapat diupgrade hingga 16 GB. Dilengkapi dengan 802.11 ac wifi membuat kegiatan berselancar di internet makin kencang dan lancar.
Menulis atikel di blog juga butuh referensi data dari sumber bacaaan lain yang lebih akurat kan. Makanya butuh yang namanya internet untuk membaca sumber bacaan terpercaya, agar artikel yang dibuat semakin kuat dan menarik.
Makanya berselancar di dunia maya dalam waktu lama tak jadi soal jika menggunakan VivoBook 14 A1400. Tenaganya powerful sehingga bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Kenyamanan di Depan Laptop dalam waktu Lama
Berapa jam biasanya kamu berada di depan laptop? Kalau aku bisa seharian. Apalagi jika menulisnya mengejar deadline dan ditambah dengan kegiatan menulis naskah skenario misalnya. Bisa rusak nih mata jika berlama-lama di depan layar laptop.
Untunglah VivoBook 14 A1400 sudah dilengkapi dengan Full HD resolution yang memberikan kenyamanan bekerja di depan layar laptop. Pandangan jadi luas dengan resolusi 1920 x 1080 pixel membuat mata lebih luas memandang seluruh layar yaitu seluas 1780 sehingga memberikan kenyamanan saat berada di depan layar laptop.
Ada perlindungan anti glare pada lapisan matte di layar laptopnya sehingga kenyamanan semakin meningkat saat berada di depan layar laptop.
Ringan dan Mudah Dibawa Kemana-mana
Salah satu keunggulan laptop yang membuat mood menulisku meningkat yaitu mudah dibawa kemana-mana. Jadi aku bisa bekerja dimanapun yang aku mau. Bisa di dalam rumah, di café, di kebun, bahkan di pantai.
Makanya aku senang dengan design VivoBook 14 A1400 yang ringan. Beratnya hanya 1,5 kg dengan dimensi 325 x 216 x 19,9 mm. Layarnya 14 inchi dan mudah dimasukkan ke dalam tas. Asyik kan.
Transfer Data Cepat Anti Lemot
Paling sebel kan jika kita tidak bisa transfer data dengan cepat. Waktu lama itu sama saja dengan membuang waktu loh. Nah kejadian seperti itu tidak akan terjadi jika menggunakan VivoBook 14 A1400 ini. Kecepatan data transfernya didukung oleh port USB – C 3.2 reversibel dengan desain any-way-up yang membuat perangkat terhubung lebih mudah.
Kecepatan transfer data ini juga mencakup port USB 3.2 tipe A dan USB 2.0 dengan output HDMI yang dapat menghubungkan semua perangkat dengan mudah dan cepat. Mau memindahkan file berupa foto atau video dari smartphone ke laptop atau sebaliknya jadi lebih mudah dan cepat nih.
Pengalaman Mengetik yang Nyaman
Pertama kali yang aku test tiap kali memilih laptop adalah keyboardnya. Karena sumber kenyamanan dalam mengetik terletak pada keyboardnya. Itulah kenapa aku jatuh cinta pada laptop Asus VivoBook 14 A1400 yang memiliki keyboard dengan desain ergonomis ini. Tiap panelnya dilengkapi backlit3 yang dapat menyala, sehingga dapat tetap digunakan di tempat yang redup atau gelap sekalipun.
Sukanya lagi, panel keyboard dari Asus VivoBook 14 A1400 ini kokoh. Jadi tidak mudah lepas. Key travelnya 1,4 mm sehingga nyaman sekali dipakai untuk mengetik. Tangan jadi lincah menari di atas keyboard.
Bisa Fokus Bekerja dengan AI Noise – Canceling Technology
Tenang gak sih jika kita sibuk menulis artikel di laptop, tapi suasana sekitar berisik sekali. Ada suara kakak adik yang bermain sambil teriak-teriak, suara TV menyala dengan keras, suara tukang bakso yang lewat depan rumah dan suara bising lainnya. Aduh, aku sih auto gak bisa fokus dan bisa jadi langsung tutup laptop atau kalau gak ya pindah tempat yang lebih tenang.
Nah, VivoBook 14 A1400 ini bisa membantu kita untuk tetap fokus menulis meskipun berada di tempat yang bising sekalipun. Semua berkat AI Noise Canceling Technology yang berada di tombol audio. Pencet saja tombol audionya dan rasakan kebisingan di sekitar yang perlahan memudar.
AI Noise Canceling Technology ini mampu mengisolasi kebisingan dan mengoptimalkan kualitas panggilan. Jadi kalau mau nge-zoom atau webinar online bisa tetap fokus tanpa khawatir terganggu oleh suara bising. Nyaman kan kalau kerja kayak gini.
Keamanan Data Lewat Fingerprint Sensor
Fingerprint sensor sudah jadi ciri khas laptop Asus yang jadi andalan para blogger. Tanpa perlu mengetik kata sandi, kita dapat membuka laptop hanya dengan satu sentuhan jari tangan saja. Itu pun hanya jari kita saja sebagai pemilik yang dapat membukanya. Selain kita, gak ada yang bisa buka dong.
Keamanan inilah yang menjadikan VivoBook 14 A1400 menjadi laptop andalan buat ngeblog yang handal. Apalagi data di blog kan harus kita sendiri yang tahu. Kalau sampai dimasuki oleh orang lain dan mengobrak abrik blog kita, wah bisa berabe. Nangis sepanjang tahun dong.
Makanya aku merasa aman dan nyaman ngeblog bareng laptop Asus VivoBook 14 A1400.
Bisa Bekerja di Kendaraan yang Berjalan dengan Nyaman karena Anti Guncangan
Lagi di perjalanan dan lupa kalau harus revisi tulisan di blog karena sudah diminta clien. Tenang, Asus VivoBook 14 A1400 ini sudah dilengkapi dengan perlindungan hard drive otomotif yang dapat mendeteksi guncangan dan getaran yang ada di sekitar.
Tahu sendiri kan ya, jika laptop yang terkena guncangan rawan rusak. Terutama bagian HDD-nya. Laptop Asus VivoBook 14 A1400 ini sudah memiliki peredam kejut HDD E-A-R yang dapat melindungi laptop dari benturan, sementara sasisnya memudahkan membuka dan menutup penutup laptop dengan gerakan halus.
Bekerja di dalam kendaraan yang sedang berjalan bukan masalah lagi dengan Asus VivoBook 14 A1400. Kita bisa tetap mengetik dengan nyaman tanpa khawatir laptop terkena benturan. Aman deh.
Desain Stylish dan Mempesona
Ini nih bagian yang paling aku suka. Desain stylish dan mempesona. Asus VivoBook 14 A1400 punya desain yang simple, namun tetap terlihat berkelas dan elegan. Warnanya juga simple yaitu tranparant silver dan indie black. Elegan banget kan.
Cocok untuk para pelajar maupun professional yang membutuhkan laptop sebagai alat tempur untuk produtivitas hariannya. Termasuk blogger seperti aku.
Kesimpulan
Apa sih yang sebenarnya dibutuhkan seorang blogger dalam menunjang produktivitasnya. Selain kemampuan menulis cerita yang mumpuni lewat artikel yang menarik, juga alat tempur yang mendukung.
Asus VivoBook 14 A1400 ini bisa menjadi alat tempur terbaik untuk kebutuhan ngeblogku. Performanya oke, loading cepat, kecepatan menunjang, keamanan terjamin, pengalaman mengetik yang menyenangkan lewat keyboardnya yang ergonomic dan bisa menyala dalam gelap, dan tentu saja stylish.
Aku orangnya simple, jadi suka sama laptop yang simple juga. Tapi punya tenaga yang powerful dan keunggulan lainnya yang menunjang banget kegiatan ngeblogku. Asus VivoBook 14 A1400 ini cocok banget kan jadi teman setia ngeblog sepanjang waktu. Kalau kamu, pakai Asus Vivobook 14 A1400 juga gak? Sharing yuk.
Oh iya, spesifikasi Asus Vivobook 14 A1400 ada di bawah ini ya. Catet.
**
Referensi :
https://www.apa.org/monitor/jun02/writing
https://www.asus.com/id/laptops/for-home/vivobook/vivobook-14-a1400-11th-gen-intel/
24 Comments. Leave new
menulis menggunakan laptop Asus Full HD memang sangat menyenangkan terlebih lagi di dungun oleh teknologi yang mempuni
bener banget. menulis jadi lebih lancar ya karena alat tempurnya keren
Selamat terus menulis, Mbak. Menulis bisa jadi terapi dan juga manfaat bagi orang lain.
Terima kasih mbak. Semoga bisa terus menulis sampai akhir hayat dan menerbitkan buku lebih banyak lagi. Aaaamin
Wah emang asus terbaik sih, aku juga pake laptop asus awet sampe sekarang,,
Waaah awet ya mas
Pengalaman menulis akan lebih mudah dan lancar kalau bisa menggunakan laptop ASUS seri terbaru ini ya mbak
Sangat mendukung pekerjaan sebagai penulis
Aaamin. Terima kasih. Butuh laptop Asus ini buat nulis
MasyaAllah watabarokallah
Keren nih produktifitas menulis Mbak Indah dari buku maupun kejuaraan-kejuaraan blognya. Inspiratif banget nih. Mudah-mudahan bisa mengikuti jejaknya. Aamiin
Aaamin. Makasih kak. Belum terlalu produktive sih aku. Mudah-mudahan bisa produktive terus dan menghasilkan buku lagi. kangen nerbitin buku lagi nih
Memang menulis salah satu cara untuk mengungkapkan dan terkadang melampiaskan perasaan. Jadi lebih efektif lagi kalau bisa dituangkan dalam cerita fiksi. Apalagi menggunakan ASUS yang bisa mengakomodir kerja lebih nyaman. Cakep bener
kalau udah cerita itu rasanya plong ya mas. Beban terasa berkurang
Laptop HD memang bisa membuat mata lebih nyaman, sehingga lebih produktif dalam bekerja. ASUS salah satu penyedia laptop HD yang oke ya
Iya, udah terkenal dari dulu kalau Asus juaranya laptop HD
Sejujurnya, aku iri sekali dengan orang yang bisa menuangkan ide dimana saja kapan saja dengan media apapun. Karena aku selama ini rewel banget terkait produktifitas menulis.
Kalau gak ada laptop, sungguh gak produktif dan cenderung mager.
Bagiku, antara laptop dan HP yang kudu di upgrade adalah laptop.
Dan bersyukur sekali dengan adanya Asus Vivobook 14 A1400 yang spesifikasinya mendukung segala aktifitas menulis ka Indah. Serasa menemukan belahan jiwa ya..
Bener banget mbak. Gak ada laptop serasa gak bisa hidup. soalnya aku gak bisa kalau ngetik di hp. Harus di laptop. rasanya beda aja. Lebih menjiwai kalau di laptop.
Wah teknologi Noice canceling nya ini bagus juga nih, semisal pas lagi pengen kerja di kafe kan dapat meredam suara sekitar ya
iya bener. jadi bisa fokus meskipun tempatnya berisik
MasyaaAllah, Mbak, ikut seneng akutuh. Memang sebagai penulis sebisa mungkin bukan cuma ngebahagiain diri tapi juga orang lain ya. Aku baru tau kalo buku Mbak Indah udah sebanyak itu, hehe.. Prestasi ngeblog juga keren nih.
Sebagai pengguna ASUS, aku juga banyak terbantu bikin tulisan di blog juga nulis buat antologibareng temen-temen. ASUS speknya oke, dan yg ku suka sih praktisnya itu loh.
Prestasi ngeblogku belum banyak mbak. Banyakan yang sebelah tuh bolak balik menang. Semoga nular ya. Pengen menang lomba terus. Aaammin. Bakalan makin semangat ngeblognya kalau pakai Asus ya mbak. Speknya juara banget
yang aku suka dari Asus VivoBook 14 A1400 Full HD adalah fitur backlit pada keyboardnya. selain tentu saja kualitas gambar dan video yang resolusinya full HD ya
bener banget. jadi bisa ngetik di malam hari atau pas mati lampu ya mbak.
Menulis emg terapi yg manjur utk mencegah pikun dan pnykit2 mental lainnya. Saat kita mampu menyalurkan smua pikiran, rasanya emg plong bgt sih.
Tp kalo lagi dpt infus ya tangan kita bakal sakit sih. Terutama kalo hrs ngetik2 di laptop. Tp dgn laptop mumpuni kyk pny Asus ini, kita bs lihat video hiburan/ilmu pengetahuan yg sesuai minat.
Soalnya kalo nonton tv di rumah sakit, ya bosen jg krn tahu sendiri isi siaran tv kita. Haha.
kalau lagi sakit gak usah ngetik dulu mas. biar sembuh total aja dulu. ganti dengan nonton film aja di laptop. kan sama-sama asyik tuh. wkwkwk