Merdeka! Satu kata itu bisa mengandung banyak semangat yang langsung memicu adrenalin kita. Jauh di alam bawah sadar, muncul semangat yang membara seakan kita bisa merasakan kembali perjuangan para pahlawan saat berperang dahulu. Memperebutkan kemerdekaan negara dengan berkorban nyawa.
Apakah kamu seperti itu?
Hmm, tidak banyak sih yang ternyata masih memiliki jiwa patriotis. Merasakan aura perjuangan para pahlawan dan akhirnya sangat menghargai jasa para pahlawan yang berjuang untuk kita. Tanpa mereka, kita tak pernah ada. Karena negara kita masih dijajah.
Sebagai penerus bangsa, ada baiknya kita menghargai jasa para pahlawan dengan mengisinya melalui kegiatan yang positif. Merayakan kemerdekaan boleh saja, sebagai tanda syukur atas kemerdekaan yang kini bisa kita nikmati. Tapi tetap harus mengenang jasa para pahlawan dengan tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang sudah mereka rebut untuk kita.
Daftar Isi
Makna Lomba Agustusan
Di Indonesia, merayakan kemerdekaan dengan berbagai lomba sudah menjadi hal biasa. Tradisi lomba seakan lahir begitu saja sebagai bentuk kita mengenang jasa para pahlawan. Meskipun jenis lomba yang diadakan terlihat sepele, seperti makan kerupuk, atau memasukkan paku dalam botol. Namun ada sejarah di balik lomba sederhana itu loh.
Jadi kalau ditanya, perlu tidak sih merayakan kemerdekaan dengan berbagai lomba. Jawaban saya perlu. Karena lomba yang diadakan mengandung makna mendalam yang bisa membuat kita mengenang jasa para pahlawan. Penasaran apa makna terpendam dari berbagai lomba kemerdekaan yang kerap kali kita ikuti sejak kecil. Yuk simak penjelasannya.
Lomba Makan kerupuk
Lomba makan kerupuk biasanya menjadi lomba paling favorit di hari kemerdekaan Republik Indonesia. Caranya pun sederhana. Hanya dengan menggantungkan kerupuk pada tali dan peserta harus memakannya tanpa menyentuh tangan. Jadi makan langsung dengan kerupuk yang digantung.
Lomba makan kerupuk terlihat seru ya. Para penonton bisa bertepuk tangan dengan meriah untuk menyemangati peserta lomba agar bisa menghabiskan kerupuk dalam batas waktu yang ditentukan panitia. Siapa yang tercepat, dia yang menang dan berhak mendapatkan hadiah. Sementara yang kalah tetap mendapatkan tepuk tangan meriah.
Tahukah kamu, kalau makan kerupuk juga menjadi tradisi para pejuang kita jaman dulu. Bedanya makan kerupuk tidak dilombakan. Melainkan menjadi keprihatinan para pejuang yang saat itu sulit sekali mendapatkan makanan. Kerupuk adalah bahan makanan yang murah dan mudah dicari sehingga dijadikan pengganjal perut.
Bisa dibayangkan ya. Kalau sekarang kita makan kerupuk sebagai pelengkap makanan, para pejuang kita dulunya menjadikan kerupuk sebagai bahan makan utama. Waktu makan kerupuk pun dibatasi dan harus cepat habis. Kalau tidak, mereka tidak akan mendapatkan jatah makan lagi.
Siapa yang menang dan paling cepat menghabiskan kerupuk, bisa bernapas lega karena perutnya terisi. Tidak ada hadiah yang diberikan kepadanya. Sementara yang kalah akan kelaparan.
Sedih kan kalau mengingat bagaimana pejuang kita bertahan hidup pada masa perang melawan penjajah. Karenanya lomba makan kerupuk dijadikan symbol untuk mengenang perjuangan pahlawan kita, sekaligus sebagai pengingat kita untuk selalu bersyukur. Tanpa mereka, mungkin sekarang kita juga makan hanya dengan kerupuk saja. Tanpa nasi dan kelaparan. Hiks
Lomba Memasukkan paku dalam Botol
Memasukkan paku dalam botol ternyata tidak mudah. Butuh konsentrasi untuk bisa memasukkan paku yang kecil ke mulut botol yang sempat. Kalau memasukkannya pakai tangan, pasti mudah. Tapi kalau pakunya dikaitkan ke tali, dan tali diikatkan ke pinggang bagaimana. Paku berada di bagian belakang tubuh kita dan kita harus memasukkannya dengan sedikit berjongkok.
Waktu kecil, saya pernah berhasil memenangkan lomba memasukkan paku dalam botol. Senang sekali rasanya. Butuh konsentrasi diantara tepuk tangan dan support para penonton. Suara berisik itu bsa saja memecah konsentrasi dan membuat kita gagal memasukkan paku ke dalam botol.
Tahukah kamu, jika para pahlawan kita dulunya juga penuh perjuangan untuk tetap fokus dan konsentrasi dalam berperang melawan penjajah. Suara meriam dimana – mana dan tembakan di setiap jalan, tentu saja bisa memecah konsentrasi para pejuang kita. Belum lagi anak – anak yang pastinya trauma dengan suara tembakan tersebut.
Kemampuan konsentrasi para pejuang kita itulah yang diadaptasi dalam perlombaan memasukkan paku dalam botol. Kita patut mengapresiasikannya dan menjadi penerus bangsa yang membanggakan bagi pendahulu kita.
Lomba Berlari Membawa Bendera Merah Putih dan Memasukkannya ke Dalam Botol
Pekikan suara merdeka adalah sebuah kebahagiaan terdasyat yang dirasakan oleh penduduk Indoensia. Adrenalin mengucur deras, rasa lega karena telah terlepas dari belenggu penjajah mampu membuat para pejuang berani mengangkat bendera merah putih dan berkata “Merdeka”.
Tidak seperti sekarang, dimana kita bsia bebas meneriakkan kata merdeka dan membawa bendera merah putih. Pada masa penjajahan dulu, siapapun yang berani membawa bendera merah putih di tengah jalan, akan ditangkap Belanda dan dimasukkan ke dalam penjara.
Makanya bersyukurlah kita karena bisa berlari sambil membawa bendera merah putih sambil meneriakkan kata merdeka. Semangat empat lima inilah yang mengilhami lomba berlari memasukkan bendera merah putih.
Bendera yang digunakan dalam lomba adalah bendera dalam bentuk persegi panjang kecil yang terbuat dari kertas dan dikaitkan ke kayu panjang. Bendera akan diletakkan di sebuah botol dalam beberapa jumlah. Peserta harus memindahkan bendera dari botol di tempat start, ke botol lain yang berada di depannya sejauh beberapa meter satu per satu.
Jadi missal jumlah benderanya ada lima. Maka peserta harus mengambil satu bendera untuk dimasukkan ke botol yang berada beberapa meter di depannya, lalu kembali lagi untuk mengambil bendera yang lain. Begitu seterusnya sampai bendera dalam botol sudah terpindahkan semua. Siapa yang paling cepat, dialah yang menang dan berhak atas hadiah. Seru ya.
Lomba Balap Karung
Balap karung adalah jenis perlombaan dengan menggunakan karung. Jadi kita memasukkan sebagian tubuh kita ke dalam karung goni dan menginjak dan melompat-lompat dengan karung tersebut sampai garis finish.
Kelihatannya seru dan menantang ya. Karena melompat dengan kaki terkurung di dalam karung goni sangatlah sulit dan tidak mudah. Kita bisa saja terjatuh jika tidak hati-hati.
Tahukah kamu jika perlombaan balap karung itu terwujud sebagai bentuk kekesalan kita kepada penjajahan bangsa Jepang . Saat itu para pejuang kita dipaksa untuk kerja paksa atau yang dikenal dengan sebutan romusha. Selama kerja paksa tersebut, rakyat dipaksa untuk memakai karung goni sebagai pakaiannya. Jepang sama sekali menyetop pasokan pakaian.
Tahu sendiri kan kain goni itu tidak nyaman dipakai karena penuh kutu dan menimbulkan banyak penyakit. Rakyat kita sangat tersiksa saat dipaksa untuk memakai karung goni saat bekerja paksa. Penderitaan itulah yang mendasari munculnya lompa balap karung. Peserta menginjak-nginjak karung goni karena kesal dengan apa yang sudah dilakukan bangsa Jepang terhadap rakyat kita dulu dan berharap agar penderitaan itu tidak terulang lagi.
Lomba Panjat Pinang
Panjat pinang dilakukan secara berkelompok. Mereka harus memanjat pinang yang sudah diolesi dengan minyak agar licin. Tujuannya adalah mengambil hadiah yang sudah dipasang di puncak pinang. Seru ya.
Saya sih belum pernah ikut lomba panjat pinang. Tapi melihatnya saja sudah membuat deg-degan dan juga semangat. Peserta harus mengatur strategi dan bekerja sama untuk bisa mengambil hadiah yang sudah disediakan.
Tahukah kamu jika perjuangan para pendahulu kita adalah ekspetasi dari panjat pinang ini. Pejuang kita harus mengatur strategi yang matang dan bekerja sama untuk melawan penjajah. Kerja samanya dilakukan dari rakyat kecil sampai pejabat atas. Jika kerja sama itu tidak ada, tujuan untuk menggulingkan penjajah akan sulit dilakukan.
Seperti halnya panjat pinang, harus ada yang dikorbankan untuk bisa mencapai atas. Peserta saling naik ke bahu peserta lain dan memberi dukungan untuk bisa terus memanjat. Bahkan tak jarang peserta terjatuh dan kembali memanjat lagi. Itulah perjuangan pendahulu kita. Saling bekerja sama dan berjuang bersama untuk mencapai tujuan yang sama yaitu satu kata “Merdeka”
Merdeka Versi Sekarang
Lomba yang diadakan pada bulan Agustus bisa menjadi cara kita untuk mengenang perjuangan para pahlawan kita. Dari perlombaan itu, kita bisa melihat betapa kerasnya perjuagan para pahlawan untuk merebut kemerdakaan negara kita.
Pertanyaannya, apa yang sudah kita lakukan untuk meneruskan kemerdekaan yang sudah dihadiahkan para pahlawan kepada kita sebagai anak cucu mereka.
Kita tidak perlu lagi susah makan dengan hanya makan kerupuk untuk mengisi perut, kita juga tidak perlu memakai karung goni sebagai pakaian dan bisa bebas berlari memegang bendera merah putih sambil meneriakkan kata merdeka tanpa takut dipenjara.
Rasa syukur atas kemerdekaan yang bisa kita rasakan ini alangkah baiknya bisa kita gunakan untuk berkarya dan melakukan sesuatu untuk membangun bangsa. Jangan bermalas-malasan dan melakukan tindakan negative yang merugikan masyarakat. Pendahulu kita bisa menangis nantinya.
Yuk buat negeri kita bangga dengan prestasi dan karya kita dalam mengisi kemerdekaan. Hargai perjuangan para pendahulu kita dengan memberikan yang terbaik dari apa yang kita bisa. Mereka berjuang untuk kita, masa kita tidak melakukan apapun untuk balas jasa. Iya gak?
**