Saya suka bersepeda. Olahraga satu ini sudah saya lakukan rutin sejak saya masih kelas 1 SD. Bahkan waktu usia 3 tahun, sudah naik sepeda roda tiga. Habis itu, naik kelas jadi sepeda roda dua. Awalnya hanya bersepeda di depan rumah. Lama-lama keliling kampung. Terus mulai menjelajajah keluar kampung deh. Seru karena dilakukan bersama teman-teman SD yang kebanyakan tetangga sendiri.
Saya ingat betul, bagaimana tantangan yang dirasakan ketika bersepeda. Tidak boleh takut jatuh, dan teruslah mengayuh. Jalanan yang dilalui pun dicari yang beresiko. Untuk cari aman, bisa di jalanan beraspal. Lalu mulai mencari jalanan yang masih berbatu, lalu jalanan yang masih beralasakan tanah. Kan susah tuh mengayuhnya. Nah, coba ditaklukkan. Sudah berhasil. Cari lagi jalanan yang naik turun, belok-belok, jalanan terjal dimana di sisi kiri sungai, di sisi kanan tebing. Nah lo.
Eh pernah juga merasakan melewati jembatan bergoyang. Dilewati pakai jalan kaki saja, sudah goyang-goyang. Ini dilewati pakai sepeda. Wuih, tantangannya bikin adrenalin menggelora. Belum lagi melewati jalanan yang menanjak naik drastis, setelah itu turunnya juga drastis. Kalau tidak pandai memainkan rem tangan, bisa-bisa rem blog dan nyungsep. Huhuhuhu… saya pernah tuh.
Jadi ceritanya, saya bersama teman-teman sekolah SD yang memang tetangga sendiri, melakukan tur sepeda yang rutin kami lakukan tiap hari minggu pagi. Saya ingat betul, ketika itu teman saya mengajak untuk mencari rute baru yang belum pernah kami lewati. Tepatnya di luar kampung. Saya ngikut saja. Karena yang lebih tahu rute, teman saya. Namanya FERA.
Jadi singkat cerita, rute yang dimaksud teman saya adalah jalanan berbelok tajam, menanjak tajam dan turun tajam. Ngeri. Harus pintar mengatur rem nih. Lebih ngerinya itu jalanan menurun tajam, karena di ujung jalanan menurun adalah sungai dengan arus deras. Ada pertigaan yang menikung tajam di sana. Jadi kalau tidak hati-hati, bisa nyungsep dan masuk ke sungai.
Masalahnya itulah yang saya alami. Saya sudah menaklukkan jalanan menanjak tajam. Sempat berhenti di tengah jalan karena tidak kuat mengayuh. Tapi akhirnya berhasil juga sampai puncak. Leganya. Nah, pas giliran jalanan menurun, rem tangan saya blong. Saya tidak bisa menghentikan kecepatan sepeda saya yang meluncur turun. Panik dong dan mau nangis. Suara teman-teman saya yang ikutan histeris tergiang di telinga saya. Hingga akhirnya saya pun jlep…. Nyungsep di balik semak. Untunglah saya langsung banting setir, sehingga saya tidak masuk ke dalam sungai yang deras.
Saya masih SD saat itu. Lupa kelas berapa. Tapi masih kecillah. Wajar kalau saya menangis bombay karena terjatuh dari sepeda. Muka saya mencium aspal setelah banting setir tadi. Jadi berdarah kemana-mana. Teman-teman saya panik dan takut. Kegiatan bersepeda pagi itu pun diakhiri. Untunglah, sepeda saya tidak apa-apa. Masih bisa dikayuh meskipun sedikit bengkok. Saya masih ingat, sepanjang perjalanan pulang itu, FERA minta maaf sama saya. Takut dimarahi ayah saya karena sudah mengajak saya bersepeda pagi itu.
Orang-orang juga melihat saya dengan tatapan ngeri. Saya tidak tahu bagaimana bentuk wajah saya saat itu. Yang saya rasakan hanya perih dan darah yang terus mengalir di wajah sebelah kiri. Saya mengayuh sepeda sambil menangis. Teman-teman mengiringi dari belakang.
Bagaimana reaksi ayah saya saat itu?
Tepat sesuai dugaan FERA. Ayah marah karena anaknya sudah jatuh dengan wajah rusak akibat bersepeda. Teman-teman saya minta maaf dan kabur ke rumah masing-masing dengan ketakutan. Sementara saya, dilarang bersepeda lagi.
Apakah saya berhenti bersepeda sejak saat itu?
Oh tentu tidak Ferguso. Bersepeda sudah mendarah daging bagi saya. Sementara waktu memang saya tidak bersepeda lagi. Menunggu sampai luka di wajah sembuh. Saya malu keluar rumah, karena luka menganga di pipi sebelah kiri, melebar sampai ke bagian dahi. Seperti si buruk rupa. Luka saya mengeras dan muncul seperti kulit terbakar. Sekolah diliburkan dulu pastinya, karena saya malu berangkat ke sekolah dengan kondisi wajah rusak seperti itu.
Untunglah wajah saya tidak rusak selamanya. Perlahan tapi pasti, luka di wajah saya mengering dan menipis. Lalu mengelupas dengan sendirinya. Akhirnya muncul kulit baru dan saya pun bisa kembali menatap dunia.
Senangnya, bisa bersepeda lagi.
Ayah tak bisa menahan keinginan saya untuk bersepeda lagi. Karena sudah hobi dan gimana ya. Susah deh dijelasin. Karena bersepeda itu seperti menemukan kehidupan baru. Bisa mengenal tempat lewat rute yang berbeda setiap saat, bertemu hal-hal baru di jalanan. Bahkan pengalaman seru yang tak terlupakan. Seperti cerita saya tadi.
Percaya atau tidak, sejak kejadian itu. Saya malah lebih gila mengayuh sepeda. Menemukan rute yang baru dan lebih jauh dari sebelumnya. Juga menaklukkan banyak jalanan dengan kayuhan sepeda. Ada rasa bangga yang tak terkatakan ketika sudah bisa melewati semuanya. Juga bisa menaklukkan rute jalanan tersulit.
Jadi kalau misalnya jatuh lagi, tak masalah. Namanya juga bersepeda. Tidak seru kalau tak pernah jatuh. Ya kan. Hehe.
Daftar Isi
BERSEPEDA BERSAMA KOMUNITAS SEPEDA
Kegiatan bersepeda masa kecil itu, kini menjadi kenangan saja. Karena sejak menikah saya tidak pernah bersepeda lagi. Rasa kangen itu pastinya ada. Ditambah saat ini banyak yang melakukan kegiatan bersepeda lagi. Bukan hanya untuk olahraga, tapi juga sebagai sarana transportasi ke kantor. Keren ya.
Untuk mengobati rasa kangen itulah, saya mengikuti seminar online bersama komunitas bersepeda. Temanya “Yuk sepedaan Sehat dan Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baru.” Pas banget kan temanya untuk keadaan pandemi seperti saat ini.
Seperti yang kita ketahui, di masa penyebaran virus Covid 19 masih merajalela, banyak perubahan yang terjadi di sekeliling kita. Kesadaran penuh bahwa si Covid 19 belum pergi, membuat kita harus bisa beradaptasi. Hidup bersama virus itu memang tidak enak. Tapi kalau kita bisa menyiasati dengan menjalankan protokol kesehatan, semua akan menjadi nyaman kok. Ingat, virus ini sudah menjadi pandemi. Artinya penyebarannya tidak di satu daerah saja. Melainkan sudah ke seluruh dunia.
Berbulan-bulan di dalam rumah demi isolasi mandiri, memang menimbulkan kebosanan. Karena itulah satu-satunya cara untuk terus bertahan adalah mencegah virus datang ke kita. Caranya ya dengan mematuhi protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak minimal 2 meter dan mencuci tangan menggunakan sabun serta memakai hand sanitizer.
Protokol kesehatan ini juga berlaku ketika kita bersepeda loh. Karena bersepeda termasuk kegiatan outdoor. Aneh kan kalau sepedaan di dalam rumah. Hehe…
Nah, menyikapi permasalahan itulah para narasumber dalam seminar online itu berpendapat. Masing-masing menyikapinya dari sudut pandang yang berbeda. Sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Mereka adalah :
- Rizkiyana Sukandhi Putra, M. Kes (Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI).
- Anwar Hadi Kusuma (Founder Indonesian Folding Bike Community)
- Poetoet Sudarjanto (Ketua Bike to Work Indonesia)
- Sonny Harry B. Harmadi (Ketua Bidang perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid 19)
Acara yang berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 7 November 2020 kemaren. Pukul 13.00 WIB sampai selesai ini dibawakan oleh host yang kece badai. Yosh Aditya. Sangat interaktif dan bisa membawakan acara menjadi seru sampai ending.
Apa saja sih yang mereka sampaikan dalam seminar online tersebut. Lengkap gais, mulai penjabaran mengenai perilaku baru melalui kegiatan bersepeda, sampai cara tetap bersepeda yang aman dan nyaman di masa pandemi.
PERILAKU BARU MELALUI KEGIATAN BERSEPEDA. INI TIPSNYA
Tak bisa dipungkiri jika bersepeda adalah salah satu kegiatan positif untuk menyehatkan badan. Bahkan membantu mengurangi polusi udara, karena bersepeda tidak meninggalkan asap selama perjalanan. Namun perlu diperhatikan jika bersepeda di masa pandemi berbeda dengan bersepeda sebelum pandemi. Gambaran intinya, dulu boleh bergerumbul. Sekarang gak boleh lagi.
Kenyataannya, batasan itu rupanya tidak menyurutkan para penggemar olahraga sepeda. Bahkan orang-orang mulai melirik sepeda sebagai alternative kendaraan untuk kegiatan sehari-hari. Ke kantor misalnya. Fakta ini dipertajam dengan meningkatnya permintaan sepeda di beberapa kota.
Menurut bapak Sonny Harry B. Harmadi, selaku ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid 19, di Jakarta sendiri pengguna sepeda meningkat 1000 persen loh atau 10 kali lipat di sejumlah titik. (sumber data : survey The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) di Jakarta pada bulan Oktober 2019-Juni 2020)
Bagaimana dengan Negara lain?
China memiliki 20.000 sepeda yang sudah terjual atau dipesan. Padahal masih dalam proses produksi. Amerika Serikat menunjukkan kenaikan penjualan sepeda listrik Van Moof sebesar 138 persen. Sementara penjualan sepeda listrik yang sama di Inggris meningkat lebih banyak, yaitu 184 persen. Italia bahkan didukung pemerintahnya untuk menyediakan sepeda, dengan subsidi sampai 60 persen dari harga sepeda. Keren ya.
Masih menurut pak Sonny, ada beberapa faktor yang memicu naiknya aktivitas bersepeda ini. Diantaranya :
- Sepeda menjadi pilihan saat menghindari transportasi umum
- Bersepeda menjadi salah satu pilihan olaharga bagi mereka yang tidak bisa ke gym selama pandemi.
- Kebanyakan orang sudah mulai bosan di dalam rumah. Jadi bersepeda keluar rumah, bisa membuang rasa bosan. Sehingga pikiran jauh lebih jernih.
- Kebutuhan rekreasi tidak dapat dipenuhi dengan aktivitas di dalam rumah. Jadi meskipun kita berusaha menyibukkan diri di dalam rumah. Tetap saja butuh aktivitas keluar rumah yang aman dan positif. Bersepeda jadi salah satu alternative yang positif loh
- Bersepeda juga bisa menjaga imunitas tubuh. Sehingga lebih sehat.
Terlepas dari semua faktor tersebut, tetap harus diperhatikan syarat-syarat bersepeda yang aman dan nyaman saat pandemi. Karena keadaan lingkungan sudah berubah. Jadi kebiasaan kita pun harus diubah.
Pak Poetoet Sudarjanto selaku ketua Bike to Work Indonesia, mengemukakan 3 trik yang harus diperhatikan untuk menciptakan suasana bersepeda yang aman dan nyaman. Diantaranya :
- Kenali Sepedamu
- Kenali Dirimu
- Kenali Lingkunganmu.
KENALI SEPEDAMU
Jika kita mengendarai kendaraan. Satu hal yang penting adalah mengetahui seluk beluk kendaraan yang kita kendarai. Penting ini, karena tanpa pengetahuan yang memadai. Kita bisa saja mengalami kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun semuanya bisa saja terjadi di luar kendalai kita, tetap saja kita butuh mengetahui apapun tentang sepeda kita.
Berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan nomor 59 tahun 2020 tentang keselamatan Pesepeda di jalan raya, maka ada beberapa bagian sepeda yang wajib ada pada sepeda kita. Yaitu
- Spakbor
- Bel
- Sistem Rem
- Lampu
- Alat pemantul cahaya berwarna merah
- Alat pemantul cahaya roda berwarna putih atau kuning
- Pedal
Artinya jika alat-alat di atas belum lengkap. Urungkan dulu niat bersepeda di jalan raya. Karena bisa membahayakan diri dan orang lain.
Lalu apa yang dilakukan terhadap perlengkapan tersebut? Pak Poetoet memberikan gambaran detailnya pada gambar berikut :
Jadi bisa dipastikan kita tidak asal goes ya kawan. Harus mengenal apa itu pegal, rem mana yang dipakai untuk menahan laju sepeda, bagaimana keadaan ban dan sebagainya. Penting ini sebagai bentuk proteksi diri.
Jadi sebelum berangkat bersepeda, pastikan memeriksa kondisi sepedamu.
KENALI DIRIMU
Setelah mengetahui alat tempurnya, yaitu sepeda. Kita juga harus memperhatikan diri kita sendiri. Pastikan kita mengetahui beberapa hal penting berikut sebelum memutuskan untuk bersepeda :
1. RUTE YANG AKAN DILALUI
Pastikan sebelum berangkat, kita bisa memperkirakan jarak tempuh yang akan kita lalui. Ini berkenaan dengan kesiapan fisik dan mental kita. Jangan sampai kita belum sarapan, padahal rute yang akan dilalui jauh sekali. Bisa pingsan di jalan nanti.
Perhatikan juga kondisi jalanan yang akan dilalui nanti. Apakah ada tanjakan atau turunannya, apakah kondisi jalanan berlubang, rusak, atau baik-baik saja. Dalam hal ini diperlukan seseorang yang sudah hafal rute. Jika rute yang akan dilalui memang benar-benar baru, kita tetap harus memperhatikan kemungkinan kondisi jalanan yang akan dilalui nanti. Termasuk jalanan yang rawan lalu lintas, area padat atau rawan kriminalitas. Semuanya harus dipikirkan ya
2. LOKASI PENTING
Lokasi penting ini termasuk rumah sakit, pos polisi, bengkel, tempat makan, dll. Jadi jika di jalan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kita bisa segera mendapatkan pertolongan dengan menuju ke lokasi penting ini.
3. CAIRAN TUBUH
Bersepeda pastilah mengeluarkan banyak keringat dari tubuh. Itu bisa membuat banyak cairan dalam tubuh keluar. Sebelum hal itu terjadi, pastikan kamu melakukan beberapa hal ini :
- 10 sampai 20 menit sebelum start bersepeda, pastikan minum air putih sebanyak 150 sampai dengan 300 ml
- Minumlah sesering mungkin. Jangan menunggu haus untuk minum
- Mengkonsumsi air sebanyak satu setengah kali lebih banyak daripada cairan tubuh yang keluar menjadi keringat.
- Perhatikan mengenai perkiraan kebutuhan air, yaitu sebanyak 500 – 700 ml selama satu jam bersepeda. Jadi kalau mau bersepeda lebih dari satu jam, pastikan bekal air minumnya sudah dipersiapkan lebih dari perkiraan ya.
Selama pandemi, kegiatan bersepeda pastinya mengikuti adaptasi baru. Sehingga persiapan yang perlu dilakukan juga harus menyesuaikan, seperti :
- Memastikan kondisi tubuh kita dalam keadaan sehat dan bugar. Kalau sedang sakit, tunda dulu sampai badan benar-benar sehat kembali.
- Rencanakan rute bersepeda dari awal. Cari yang tidak terlalu ramai untuk mencegah penularan covid 19. Sehingga lebih aman dan nyaman.
- Pakai pakaian tertutup ya selama bersepeda.
- Pakai masker cadangan, hand sanitizer, air minum dalam botol tertutup.
Nah, mengenai masker yang digunakan selama bersepeda. Harus diperhatikan aman dan nyaman ya. Karena bersepeda kan mengeluarkan banyak keringat. Kebutuhan oksigen pun menjadi meningkat untuk membakar kalori dalam tubuh menjadi energi untuk bersepeda. Sementara penggunaan masker sendiri menyebabkan berkurangnya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Karena posisi masker yang menutupi indra pernafasan kita. Bisa bahaya kalau kita menggunakan sembarangan masker selama badan beraktivitas lebih. Akibat yang ditimbulkan adalah hipoksia atau kondisi kekurangan oksigen yang dapat memperlambat kinerja jantung. Nah, kalau detak jantungnya mendadak berhenti gimana? Haduh…
Makanya disarankan bagi para pesepeda untuk menggunakan masker yang breathable. Yaitu masker yang memberikan cukup sirkulasi udara kepada penggunanya. Sehingga kita masih bisa bernafas dengan lega, meskipun hidung kita tertutupi masker. Bahan dari masker breathable ini juga mudah menyerap keringat. Sehingga nyaman saat dipakai.
Oh iya, bersepedanya jangan lama-lama ya. Cukup 3 sampai 5 kali per minggu. Dengan intensitas sedang selama kurang lebih 30 sampai 45 menit saja. Kalau mau bersepeda lebih dari itu, persiapannya harus ditambah. Pastikan tetap mematuhi protokol kesehatan ya.
KENALI LINGKUNGANMU
Setelah kita memperhatikan sepeda dan diri kita, pastikan lingkungan kita juga diperhatikan. Pak Poetoet memberikan patokan bagi kita mengenai bersepeda yang aman yang nyaman selama pandemi. Yaitu :
- Usahakan bersepeda secara mandiri. Kalaupun berkelompok, usahakan dalam kelompok kecil saja yang terdiri dari maksimal 5 orang.
- Gunakan helm, kacamata dan masker berbahan breathable selama bersepeda.
- Menjaga jarak antara pesepeda satu dengan lainnya. Baik depan, belakang mapun samping.
- Lakukan olahraga bersepeda dengan instensitas ringan sampai sedang. Dilihat dari durasi bersepeda dan jarak tempuhnya. Mudahnya, jangan jauh-jauh sepedanya. Lingkungan kompleks saja. Hehe.
- Patuhi rambu-rambu lalu lintas
- Hindari sosialisasi atau istirahat makan dan minum secara bersamaan.
Oh iya, selama bersepeda di jalanan, perlu juga diperhatikan larangan beberapa hal berikut ini :
- Dilarang dengan sengaja membiarkan sepeda ditarik oleh kendaraan bermotor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ini bisa membahayakan keselamatan pesepeda maupun mengendara motor.
- Dilarang mengangkut penumpang. Kecuali jika sepedanya ada bagian tempat duduk dibelakang. Kalau model sepedanya tidak ada tempat duduk penumpangnya, jangan memaksakan membawa penumpang. Misalnya didudukkan di bagian depan. Bisa bahaya.
- Dilarang menghindupkan alat elektronik saat berkendara. Jadi kalau tiba-tiba hpmu berbunyi. Jangan paksa mengangkatnya sambil terus berkendara ya. Berhenti dulu di tepi jalan yang aman, lalu baru angkat hp. Atau biarkan saja, dan baru diangkat setelah sampai di tempat tujuan yang aman.
- Dilarang menggunakan payung saat berkendara. Kalau sedang hujan, pakai jas hujan saja. Atau hentikan bersepeda jika takut tergelincir akibat jalanan licin terhempas air hujan.
- Dilarang berdampingan dengan kendaraan lain saat bersepeda. Bisa bahaya juga, pastikan di belakangnya atau di depannya ya.
- Dilarang berkendara dengan berjejer lebih dari 2 sepeda. Jalan raya itu milik umum gais, kalau dipakai sendiri mending bikin jalan raya sendiri. yee kan.
Sudah puas bersepeda? Capek dan ingin pulang ke rumah?
Wait, ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan ketika sampai di rumah. Karena masih dalam masa pandemi, jadi pastikan kamu :
- Menghindari kontak fisik dengan anggota rumah begitu kamu sampai di rumah.
- Lepaskan dulu masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, helm dan topi di luar rumah.
- Semprot disinfectant pada helm, kacamata, sepatu, sepeda dan alat yang dipakai saat bersepeda tadi.
- Segera mandi dan ganti baju.
- Setelah selesai semua, boleh deh peluk cium anak istri dan bermain bersama mereka.
PERAN KOMUNITAS BERSEPEDA
Bersepeda memang olahraga yang mengasyikkan. Lebih asyik lagi kalau dilakukan bersama komunitas bersepeda. Bergabung bersama orang-orang yang punya hobi sama dengan kita. Itulah dasar dibentuknya Bike to Work Indonesia yang diketuai oleh pak Poetoet Sudarjanto.
Menurut pak Poetoet, tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengkampanyekan penggunaan sepeda sebagai alternative moda transportasi. Utamanya ke tempat kerja. Karena itulah dinamakan Bike To Work.
Lahirnya Komunitas Bekerja Bersepeda (Bike to Work Community) ini berawal dari sekelompok penggemar sepeda mountain bike (MTB) yang ada di Jakarta. Mereka ingin mewujudkan harapan punya udara bersih di perkotaan. Bebas polusi dari kendaraan bermotor.
Visinya agar tercipta kualitas hidup yang lebih baik dengan bersepeda. Sementara misinya adalah meningkatkan jumlah pengguna sepeda untuk beraktivitas sehari-hari melalui gerakan #AyoBersepeda.
Visi misi itu baru bisa dijalankan kalau dilakukan secara bersama-sama kan. Ibarat kata satu batang ranting tak kuat. Tapi jika banyak ranting dijadikan satu, maka jadi kuat dan bisa digunakan untuk menyapu halaman. Eh…
Artinya secara tidak langsung, kegiatan bersepeda yang dilakukan dalam sebuah komunitas bisa menjadikan kita role model yang baik untuk lingkungan sekitar. Ditambah lagi saat ini masa pandemi. Dimana masih banyak orang yang mengabaikan soal protokol kesehatan.
Para goweser dalam komunitas bersepedalah yang punya peran dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan. Tentunya dengan memberikan contoh yang baik. Menerapkan 3 M (Mencuci tangan pakai sabun, Menjaga jarak dan memakai hand sanitizer), menjaga pola hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi dan rajin olahraga. Serta aktif melakukan sosialisasi dan edukasi melalui kegiatan bersepeda.
Harapan bagi komunitas bersepeda saat ini perlu kita wujudkan loh. Agar kita bisa bersepeda dengan nyaman dan aman selama pandemi. Yaitu dengan tetap disiplin menerapkan 3 M saat olahraga, mengajak masyarakat untuk tidak acuh terhadap keadaan krisis pandemi ini, dan juga menjadi inspirator bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat sekitar dengan memberikan contoh baik yang bisa ditiru dan diteladani.
KESIMPULAN
Akhirnya sampai juga kita pada kesimpulan bahasan soal bersepeda ini. Bahwa bersepeda adalah pilihan bijak dalam berolahraga yang ramah lingkungan. Alternative yang baik dalam menghilangkan kebosanan selama di rumah saja, dan tentunya tetap sehat dengan menerapkan protokol kesehatan. Kita bisa loh menjadi role model bagi orang lain melalui kegiatan bersepeda. Caranya dengan aktif memberikan contoh yang baik kepada orang lain dalam kegiatan 3 baik 5 sempurna, yaitu :
- Menjaga jarak
- Memakai masker
- Mencuci tangan menggunakan sabun
- Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Menjaga ketahanan tubuh dengan olahraga. Salah satunya dengan bersepeda.
Nah, jadi pemicu semangat kan jadinya. Kalau dulu saya rajin sepedaan. Bahkan rutin seminggu sekali dengan teman-teman, sekarang malah gak pernah sama sekali. Duh pengen ngegoes lagi deh. Ada yang mau ngajakin gak?
**
28 Comments. Leave new
Bagus banget seminar online ini ya mbak. Soalnya memang sekarang kan lagi menjamur kegiataan bersepeda. Jadi memang perlu banget mengedukasi mereka, agar tetap bisa bersepeda dengan aman dan nyaman di masa pandemi, plus bisa tetap selalu sehat.
bener mbak.biar bersepedanya tetap aman dan bebas covid.
Sepedaan memang favorite saya juga. Apalagi dikolaborasi bersepedaan sama teman2/keluarga di pagi hari/sore pasti akan lebih seru. Mantap, silaturahmi dapet dan tentunya menyehatkan. BWt, sepedaan masih booming ya skrg?
lagi booming-boomingnya kak. sejak pandemi banyak yang beralih ke sepeda buat transportasi. bukan hanya untuk olahraga.
Semenjak pandemi ini komunitas gowes malah pada banyak yang turun ke jalan deh. Emang bener kalau kadang bosen di rumah aja, jadi mending olahraga dengan mematuhi protokol kesehatan. Btw keren banget ada Komunitas Bekerja Bersepeda, semoga bisa mewujudkan udara bersih di perkotaan ya..
Aaamiin. menurut komunitas bersepeda itu, mbak. sepedaannya jangan di jalanan rame. Selama pandemi justru disarankan ke tempat yang sepi, untuk mencegah penularan covid. disarankan juga gak berkelompok kok. kalau berkelompok maksimal 5 orang saja dan itu pun jaga jarak sekitar 1,5 meter antara pesepeda satu dengan yang lain. jadi aman.
Yuk bareng saya sepedaan Mbak
saya rutin bersepeda pagi atau sore selang-seling sama jogging. Tapi sekitar komplek aja, sendiri atau sama anak-anak saya, tapi peralatan lengkap, masker dan helm pakai juga. Belum ikut komunitas sepeda nih..pengin ah biar banyak teman juga tahu aturan aman dan nyaman sepedaan
wah asyik nih sepedaan rame-rame bareng keluarga. yuk mbak agendakan. hehe
Akutu waktu SD dulu rajin bener mbak bersepeda. Dinoyo-Ijen udah biasa. Tapi makin tua, sekolah, jadi berlemak dan lemah kalau sepedaan. Eh, sekarang lagi booming banget ya, kyaknya ini waktu yang tepat buat sepedaku keluar gudang deh
yuk sepedaan lagi. aku juga pengen. hehe
Di tempatku, mungkin karena masih di pelosok desa, aktivitas bersepeda ini banyak dilakukan baik oleh orang dewasa atau anak-anak. Jalanan yang masih sangat lengang membuat anak-anak bebas bermain sepeda kapan saja mereka suka. Dari kacamataku, untuk anak-anak bersepeda ini tidak hanya menyehatkan tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian.
bener mbak. jadi ingat masa kecilku ya. tiap minggu sepedaan sama tetangga. rame rame. seru
Kalau anakku biasanya bersepeda di dekat rumah, dan melaju ke area pesawahan. Aman sih. Namun, tetap harus jaga keamanan baik dari keselamatan bersepeda maupun dalam menjaga penularan covid19. Biasanya saya langsung bekali dia dengan masker atau face shield.
harus pakai masker ya mbak selama bersepeda. tapi pastikan maskernya yang breathable atau yang mudah menyerap keringat. biar gak susah nafasnya. tetap semangat bersepeda
Aduuh Mbak Indah, ga kebayang Ayah marahnya kayak apa. Saya juga pernah sih jatoh dr sepeda, paling lutut yang bonyok. Tetapi mudah-mudahan engga deh smp mencium aspal. Asyiknya ya ada komunitas sepeda. Saya sih, seputeran sini aja kalo sepedahan…
marahnya kayak vampir yang mau hisap darah orang mbak. wkwkwkwk… temen-temenku sampai kabur semua. gak berani ngajakin naik sepeda lagi. Tapi setelah sembuh, marahnya ayah hilang kok.saya sepedaan lagi tuh sama temen temen. hehe
Kalau sudah hobi, insyaallah akan disempatkan untuk melakukan kegiatan yang disukai tersebut. Apalagi hobinya menyehatkan kayak bersepeda. Saya juga memilih bersepeda untuk olahraga sekarang-sekarang ini. Anak-anak juga suka bersepeda.
bener mbak, hobi menyehatkan itu senang ya. apalagi anak anak suka bersepeda. seru nih
Tips nya sangat bermanfaat mbak, layak untuk diaplikasikan buat para pesepeda. Saya sih sebenarnya juga pengen, tapi belum punya sepeda
yuk beli sepeda, uda. asyik loh sepedaan di jalan yang sepi. sembari menikmati pemandangan.
Bersepeda adalah favorite saya dulu bahkan saya mengalami kecelakaan sehari sebelum ujian sekolah SD dan SMP karena sepeda. Kecelakaan cukup parah, yang satu menabrak mobil dan satu lagi patah tangan.
Sayangnya di Jerman, saya malah jarang sekali bersepeda. Hanya karena rambu lalu lintasnya banyak banget, dan malas bersepeda tanpa suami yang hapal dengan rambu.
Sehabis membaca ini, saya jadi kangen buat gowes lagi ditambah dengan pengetahuan yang harus saya kenali sebelum gowes. Makasih informasinya mbak.
Masya Allah jatuh dari sepeda sampai patah tulang. lebih ngeri dari kecelakaan saya yang rusak wajah dong. haduh, tapi bisa jadi kenangan yang tak ternilai ya mbak. Gak seru rasanya kalau sepedaan gak pernah jatuh. hehe.
Pingin banget sepedaan. Udah bertahun2 ngga pernah sepedaan lagii. Kangennn. Tapi gapunya sepedanya hahaha
pinjem kak. hihihi
Kalo deket kuajak sepedaan bareng nih. Enak sepedaan soalnya. Sebelumnya aku males olahraga, sekarang sepedaan aja gitu gak berasa olahraga tau2 udah keringetan, mantap
memang mantap bang. apalagi sepedaan di pagi hari melewati sawah dan ladang. asyik
seru ya kalo bisa sepedaan dan gabung komunitas sepeda. lebih semangat tentunya. saya juga ada pengalaman seru sih waktu belajar sepeda, sama – sama nyungseb ke solokan, hihihi. tapi sekarang mah gak sepedaan lagi, hihihi
sepedaan gak seru ya kak kalau gak pakai jatuh alias nyungsep. hahaha… bisa jadi kenangan sepanjang masa. jadi kangen masa masa sepedaan.