Menulis merupakan kegiatan yang kini banyak diminati. Itu karena dari kecil kita sudah diajari tentang menulis. Bahkan pelajaran pertama kali yang kita dapat saat batita adalah mengenal huruf A sampai Z. Benar kan?
Menulis memang kegiatan yang menyenangkan. Apalagi bagi yang menganggap menulis sebagai hoby yang dapat menyelematkan jiwa kita dari stress dan moody. Kalau dua hal itu menjadi bagian dari diri saya. Karena itulah jika orang lain mungkin menganggap menulis sebagai pelarian dari perasaan yang tak enak, maka saya menjadikan menulis sebagai nyawa yang membuat saya merasa “hidup”. Mungkin karena alasan itulah saya akhirnya menekuni profesi “penulis naskah”. Sesuatu yang justru bertolak belakang dengan background pendidikan saya yang “sarjana fisika”.
Kok bisa?
Saya hanya tersenyum saja setiap kali ada yang menanyakan hal itu. Tapi bagi yang mengenal saya sejak lama pasti akan mengerti kalau saya memang suka menulis dari dulu. Kecemplung ke dunia menulis naskah bukan hal yang membuat saya lantas berkata “kebetulan” atau “menyesal”. Karena justru saya menekuninya dengan serius. Itu karena saya menyukainya dan akhirnya menjalaninya dengan sepenuh hati.
Apa yang saya dapatkan dari komitmen saya untuk menekuni dunia yang akhirnya saya cintai itu? BANYAK. Dan tidak semuanya bisa saya katakan satu per satu. Ini soal rasa dan mencintai itu berjuta rasanya. Ciye…
Berawal dari rasa penasaran tentang menulis naskah, saya berlanjut untuk mendalaminya dan mempelajari ilmunya. Dari situ saya mendapatkan pengalaman menulis naskah dan mengetahui seluk beluk program acara di televisi. Bahkan saya mendapatkan penghasilan dari menulis naskah. Hal yang sama juga terjadi pada saya ketika saya mulai melek dunia blogging. Dunia yang dulunya saya pandang sebelah mata karena hanya berisi diary online saya pribadi, sekarang saya lirik dengan sepenuh hati. Karena Blogging menawarkan kelas menulis tersendiri yang membuat rasa ingin tahu saya muncul. Sama halnya ketika saya penasaran dengan dunia penulisan skenario, saya juga penasaran dengan perkembangan blogging yang sangat pesat. Saya sebenarnya ngeblog sudah lama. Tapi saya tidak pernah menekuninya dengan serius. Karena itulah melihat banyak keuntungan yang ditawarkan blog, membuat mata saya terbuka. Karena saya secara tidak langsung dapat mempertajam tulisan saya lewat blogging.
Blogging identik dengan artikel. Dimana dibutuhkan riset dan data yang akurat untuk menulisnya. Berbeda dengan naskah skenario yang membutuhkan banyak imajinasi. Meskipun sama-sama di dunia kepenulisan, jelas sekali jika naskah skenario berbeda dengan artikel. Karena itulah saya perlu adaptasi terlebih dulu jika menyeberang ke penulisan artikel. Lain halnya jika menulis novel yang masih satu level dengan skenario. Yaitu sama-sama dibutuhkan imajinasi yang tinggi dalam pengerjaannya.
BLOGGING menawarkan banyak hal yang tidak saya peroleh di dunia penulisan skenario ataupun novel. Yaitu media menulis yang menuntut untuk didatangi banyak pengunjung. Konten yang menarik, dan juga aturan main seperti SEO dan SSL atau semacamnya. Semuanya masih baru di pikiran saya dan saya beruntung ada teman yang mau mengajari saya. Bergabung di komunitas blogger perempuan juga membawa keuntungan lebih bagi saya karena saya mengenal banyak blogger yang sudah profesional. Sekali lagi, bloggerperempuan juga membuka mata saya tentang dunia blogging yang kaya tulisan inspiratif dan informatif.
Ketika saya menekuni dunia penulisan skenario, saya mendapatkan ilmunya dan juga penghasilan. Maka dari kegiatan blogging pun saya ingin mendapatkan hal yang sama. Banyak media menulis yang bisa kita gunakan. Tapi apapun medianya, jika ditekuni dengan komitmen yang kuat dan konsistensi yang tinggi, insyaALLAH akan mendatangkan banyak keuntungan bagi kita. Bagaimana, setuju?
Salam sayang,
Wahyuindah
3 Comments. Leave new
Memang benar. Menulis akan lebih baik kalau disertai dengan banyak membaca. Jadi ada input dan outputnya. salam berkarya.