Dulu sebelum mengenal blog, aku adalah seorang tentor di bimbingan belajar. Saat itu belum marak les matematika online atau kursus online lainnya seperti sekarang. Jamanku belum sedigital sekarang.
Maklum kuliahku di tahun 2001, dimana teknologi masih terbilang baru. Handphone saja belum smartphone. Masih hp jadul yang saking awetnya sampai tidak rusak meskipun jatuh berkali-kali.
Background pendidikanku adalah fisika. Tapi aku tidak hanya memberikan les fisika saja kepada anak didikku. Tapi juga MIPA (matematika, biologi, kimia, fisika) untuk tingkat SMP dan SD. Sementara untuk tingkat SMA, aku khusus memberikan les fisika. Sesuai dengan jurusan yang aku ambil di kampus.
Aku terbiasa memberikan les sejak kuliah. Mulai dari les di bimbingan belajar sampai les privat. Jadi aku lumayan tahu tentang karakter anak didikku dalam belajar. Ada yang gampang paham, ada juga yang sulit menangkap pelajaran.
Pengalamanku dalam mengajar itulah yang membawaku pada cerita tentang pentingnya kemandirian belajar.
Daftar Isi
- 1 Kemandirian dalam Belajar itu Penting
- 2 Pengalaman Belajar Dapat Meningkat Lewat Teknologi
- 3 Hasilkan Buku Ajar Setelah Mengajar di Bimbingan Belajar
- 4 Memaksimalkan Kemampuan Belajar Anak Melalui Bimbingan Belajar
- 5 Mengenal Kumon Sebagai Teman Anak Belajar Mandiri Sejak Dini
- 6 Bagaimana sih Metode Belajar Kumon yang Unik itu?
- 7 Tingkatan yang Tepat untuk Penggalian Potensi Belajar Anak
- 8 Kumon Digital Hadir untuk Melengkapi Pembelajaran Mandiri di Kumon
- 9 Kembangkan Potensi Belajar Anak dalam bidang Matematika dan Bahasa Inggris di Kumon
- 10 Kesimpulan
Kemandirian dalam Belajar itu Penting
Belajar mandiri menurutku tidak hanya bisa belajar sendiri tanpa didampingi oleh guru atau orang tua. Tapi mendapatkan wawasan lebih melalui pengalaman belajar yang didapatkan di lingkungan yang kondusif.
Aku jadi ingat dengan teman sesama tentor di bimbingan belajar. Namanya Riska dan dia khusus mengajar matematika SD dan SMP. CIta-citanya adalah mendirikan bimbel matematika anak di rumahnya. CIta-cita sederhana yang ternyata mampu membuatnya makin cemerlang.
Riska berasal dari keluarga tidak mampu. Gadis manis itu bahkan membiayai kuliahnya sendiri dengan bekerja sampingan selama satu tahun setelah lulus SMA dan mengejar beasiswa. Usahanya belajar mandiri membuahkan hasil dengan keberhasillannya mendapatkan beasiswa selama S1 dan beasiswa lanjut S2 tanpa biaya. Masya Allah.
Kecintaannya pada matematika sungguh berbanding terbalik dengan salah satu muridku yang benci sekali dengan matematika. Katakanlah namanya Dicky. Anak keturunan Cina yang orangtuanya kaya raya.
Di artikel ini, aku akan sedikit menceritakan tentang Dicky dan bagaimana Dicky bisa menemukan kemandirian belajar versinya sendiri yang mengubah pemikirannya tentang pentingnya belajar mandiri.
Dicky sebenarnya adalah anak yang baik, periang dan ramai. Dicky suka bercanda dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. Masalahnya Dicky agak lemah dalam hal pelajaran sekolah.
Kemampuannya menangkap pelajaran masih kurang baik. Jadi Dicky belum bisa belajar secara mandiri. Dia butuh pendampingan belajar secara ekstra. Salah satu pelajaran tersulit baginya adalah matematika.
Mungkin karena belum bisa belajar mandiri itulah, mamanya Dicky memasukkan Dicky ke bimbingan belajar. Selain untuk membantunya meningkatkan nilai akademik sekolah, Dicky rupanya perlu motivasi untuk senang belajar tanpa perlu lagi dipaksa.
Aku sendiri agak stres yang bercampur dengan geregetan dan kasihan setiap kali Dicky datang ke tempat les dan merasa terpaksa belajar matematika. Soalnya kalau sudah kena pelajaran matematika, dia bisa stress sampai nangis. Besok ada ulangan dan PR nya banyak. Kalau tidak belajar, bagaimana dong?
Aku termasuk salah satu tentor yang sering sekali dibuat geregetan olehnya karena sering lupa rumus matematika. Kemampuan hitungnya rendah. Saking stresnya, Dicky bahkan sering bilang kalau dia ingin pindah sekolah ke sekolahan yang tidak ada matematikanya.
“Ada gak sih kak sekolahan yang gak ada matematikanya. Kalau bisa matematika dimusnahkan saja dari muka bumi ini.”
Aduh Dicky. Mana ada sekolah yang gak ada matematikanya. Tukang jualan gorengan di depan tempat les saja butuh matematika untuk menghitung uang kembalian. Kalaupun ada mungkin bahasa inggris solusinya.
Nah masalahnya, si anak ini tidak jago bahasa inggris juga. Istilahnya dia sekolah hanya karena tuntutan umur saja. Orang tuanya sudah kaya raya dan otomatis dia mendapatkan warisan dari harta kekayaan orangtuanya.
Jadi Dicky menganggap sekolah itu tidak penting, apalagi kerja. Baginya sekolah tinggi-tinggi itu ujung-ujungnya untuk mencari kerja. Sementara Dicky tidak perlu capek-capek cari pekerjaan karena orangtuanya sudah memberikan warisan harta dan perusahaan kepadanya.
Hiks, aku kok nangis ya. Padahal di luar sana masih banyak anak yang tidak mampu sekolah dan ingin bersungguh-sungguh dalam belajar. Tujuanya bukan hanya untuk mencari pekerjaan. Aku yakin siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam belajar pasti mendapatkan apa yang diinginkan di masa depan.
Kesungguhan dalam belajar itu tidak aku lihat di satu muridku itu. Sampai akhirnya Dicky masuk SMA di sekolah pariwisata yang katanya tidak ada pelajaran matematika.
“Akhirnya ada kak sekolah yang gak ada pelajaran matematikanya. Sekolah pariwsiata. Yeeee….” Katanya senang. Aku jadi tertawa melihat sikapnya yang memang lucu dan menggemaskan. Bandel tapi baik anaknya.
Aku pun memberinya semangat karena sekolah apapun butuh keseriusan dalam belajar. Meskipun pelajarannya sesimple belajar melipat sapu tangan untuk hiasan meja tamu di hotel.
Syukurlah Dicky mendengarkan ucapanku. Di sekolah barunya itu, Dicky berhasil mendapatkan nilai bagus dan magang di beberapa hotel untuk menguji kemampuannya. Ya iyalah nilainya bagus. Soalnya Dicky gak perlu menghafal rumus lingkaran atau rumus matematika lainnya. Bebas dari matematika itu seperti anugerah terindah dalam hidupnya.
Aduh Dicky. Itu baru matematika. Kalau kenal Fisika mungkin lebih mumet lagi hidupnya. Di SMP sudah ada fisika dan Dicky makin dibuat stress karena fisika ternyata lebih sulit dari matematika. Wkwkwkw.
Makin gak mau nerusin sekolah nih anak. Bahkan sempat terbesit dalam pikirannya mau berhenti sekolah dan menamatkan sekolah sampai SMP saja. Ngeri melihat pelajaran SMA. Hahaha.
Untunglah semangat Dicky untuk melanjutkan sekolah kembali muncul ketika orangtuanya mencarikan sekolah pariwisata untuknya. Kata Dicky, mamanya sudah stress melihat nilai akademik Dicky yang buruk. Jadi mamanya mencarikan sekolah apapun yang penting anaknya mau sekolah.
Mau sekolah yang gak ada matematikanya. Fix masuk sekolah pariwisata. Di sana Dicky tidak akan menemui pelajaran matematika, fisika, kimia dan biologi. Senangnya karena akhirnya Dicky mau sekolah lagi.
Aku mendengarkan ceritanya dengan antusias. Apalagi ketika mendengar dia mendapatkan uang tips saat magang. Uang hasil kerjanya sendiri yang jumlahnya tidak seberapa. Hanya 65 ribu per hari.
Jumlah itu tentu saja kecil bagi seorang Dicky yang uang jajannya saja lebih dari seratus ribu per hari. Bahkan jika Dicky minta uang satu juta untuk jajan pun, pasti langsung dikasih oleh orang tuanya. Makanya aku terharu sekali ketika Dicky akhirnya bilang bahwa dia lebih suka mendapatkan uang dari magang daripada pemberian orangtuanya.
Ada nilai kerja keras dirinya dalam uang 65 ribu itu yang tidak bisa dibandingkan dengan uang pemberian orangtuanya yang didapatkannya tanpa usaha. Dicky bersyukur dan antusias belajar demi bisa mengumpulkan uang hasil magang.
Senangnya lagi, Dicky cerita kalau dia juga sering mendapatkan tips dari tamu hotel saat dia membawakan barang milik para tamu. Jumlahnya bisa seratus ribu atau dua ratus ribuan per tamu. Hasilnya di akhir magang yang berlangsung selama 6 bulan itu, Dicky berhasil mengumpulkan uang sebanyak 5 juta rupiah. Wow.
5 juta rupiah bagi Dicky mungkin kecil kalau itu pemberian orangtuanya. Tapi jika uang itu didapatkannya dari hasil kerja kerasnya sendiri, tentu saja itu jumlah yang banyak. Meskipun pada akhirnya uang itu digunakannya untuk membeli mainan PS, tapi aku tetap memberinya semangat dan selamat. Karena Dicky akhirnya bisa lebih menghargai proses belajar.
“Akhirnya aku bisa beli mainan dari duitku sendiri kak. Bukan duit hasil minta sama papa. Yeeeee.” Serunya dengan senang.
Aku pun berbisik padanya. Jika dia sebenarnya sudah belajar matematika. Dicky awalnya tidak menyadarinya dan terlihat kurang suka. Tapi setelah aku jelaskan bahwa dia mengumpulkan uang kan artinya dia belajar berhitung hingga terkumpul uang 5 juta rupiah.
Setelah sadar, Dicky pun senang dan sejak saat itu dia bilang mulai menyukai matematika dan berjanji akan belajar lebih serius lagi. Masya Allah. Pengalaman memang dapat mengubah sikap seseorang ya.
Pengalaman Belajar Dapat Meningkat Lewat Teknologi
Dari cerita Dicky, aku menyadari satu hal. Bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pemahaman anak mengenai proses pembelajaran.
Dicky tentu saja tidak serta masuk sekolah pariwisata. Dia pasti sudah menggunakan teknologi internet untuk mencari tahu sekolah apa saja yang tidak ada matematikanya. Ditambah orangtuanya yang gigih mencarikan sekolah terbaik untuk anak-anaknya.
Mereka menggunakan teknologi untuk mencari apa yang mereka butuhkan. Tidak heran sih, karena pengggunaan teknologi saat ini sudah seperti kebutuhan primer yang dibutuhkan untuk dikonsumsi sehari-hari. Bahkan bukan orang dewasa saja yang saat ini menggunakan teknologi. Anak-anak juga sudah familiar dengan dunia digital.
Fakta mengejutkan datang dari studi yang didanai oleh UNICEF untuk mengetahui siapa saja yang menggunakan internet di Indonesia. Studi yang dilaksanakan oleh Kementrerian Komunikasi dan Informatika ini memberikan hasil yang cukup mengejutkan.
Ada sekitar 98 % anak-anak dan remaja di Indonesia (usia 10-19 tahun) yang ternyata sudah tahu dan mengenal internet. 79,5% diantaranya bahkan sudah menggunakan internet dengan lancar dan menjadi konsumsi sehari-hari.
Rata-rata tujuan anak-anak terhubung dengan internet adalah untuk mencari informasi, terhubung dengan teman lama dan hiburan.
Artinya apa? Jika pada jamanku dulu internet baru masuk ke Indonesia, maka sekarang penggunaan internet sudah menjadi keseharian yang mempermudah mobilitas banyak orang. Termasuk anak-anak. Inilah yang dimanfaatkan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar anak dengan memanfaatkan 3 tujuan anak memakai internet.
Pencarian informasi dengan memasukkan berbagai info penting tentang dunia pendidikan terutama materi pelajaran yang saat ini bisa didapatkan secara online, terhubung dengan orang lain dalam hal ini pendidik serta hiburan dengan memberikan edukasi berbasis hiburan sehingga proses belajar jadi lebih menyenangkan.
Secara garis besar, teknologi memberikan peranan penting loh bagi peningkatan pendidikan anak. Diantaranya yaitu :
-
Peningkatan Pengalaman Belajar Interaktif
Teknologi dapat memberikan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan melalui sistem belajar interaktif.
Siswa tidak hanya belajar di dalam ruangan kelas dalam jangka waktu yang lama, tapi juga dapat belajar di mana saja dengan menghadirkan buku teks digital, simulator virtual atau media pembelajaran digital lain yang bisa diakses melalui internet.
Penggunaan perangkat teknologi seperti laptop, smartphone atau tablet sangat membantu penyerapan materi oleh siswa saat ini karena dinilai lebih praktis dan lengkap. Apalagi anak-anak sudah sangat familiar menggunakannya. Jadi belajar pun jadi lebih mudah dengan pengalaman belajar interaktif yang lebih menyenangkan.
-
Akses terhadap Teknologi yang Lebih Luas
Dulu sebelum adanya internet. Anak-anak yang berasal dari daerah pedalaman kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan. Tapi sekarang hal seperti itu tidak terjadi lagi karena internet sudah merambah hingga ke pelosok.
Anak-anak pun sekarang lebih mudah mendapatkan akses pendidikan lewat seminar online, webinar online, video pembelajaran yang bisa diakses lewat internet sampai kursus online yang dapat diikuti tanpa harus meninggalkan rumah.
-
Evaluasi dan Pemantauan yang Lebih Efektif
Evaluasi belajar secara manual itu melelahkan loh. Belum lagi faktor human error ketika lelah sudah merajai badan. Aku pernah mengalami itu ketika menjadi asisten praktikum di kampus dan juga pengajar di bimbingan belajar.
Keberadaan teknologi sangat membantu mengurangi risiko human error karena evaluasi dilakukan oleh perangkat elektronik yang lebih akurat dan tepat. Pekerjaan pun jadi lebih mudah dan ringan karena terbantu oleh teknologi terkini. Kirim soal dan mengevaluasi jawaban tak sesulit dulu.
-
Peningkatan Kolaborasi antara Guru dan Siswa
Tak bisa dipungkiri jika kolaborasi antara guru dan siswa sekarang jauh lebih baik sejak keberadaan teknologi semakin dekat dengan pendidikan.
Murid bisa kirim tugas bisa lewat google classroom, diskusi bisa lewat zoom atau mengirim proposal lewat email. Tak ada batasan yang menghambat kedekatan siswa dengan gurunya.
-
Perluasan Kesempatan Belajar di Luar Kelas Fisik
Teknologi benar-benar hadir untuk memanjakan suasana belajar anak. Hal ini berkaitan dengan suasana nyaman saat belajar yang sangat dibutuhkan anak agar pelajaran yang diterima lebih mudah dipahami dengan baik.
Melalui perangkat teknologi yang dimiliki anak, suasana belajar jadi lebih menyenangkan karena tidak terpaku dalam satu ruangan fisik saja. Tapi bisa lewat rumah dengan pembelajaran secara online. Lebih praktis dan hemat waktu.
Saat anak butuh pemahaman yang lebih mendalam pun, anak dapat mengikuti kursus online tanpa menganggu aktivitas utama.
Hasilkan Buku Ajar Setelah Mengajar di Bimbingan Belajar
Aku sempat punya cita-cita memiliki bimbel untuk mengajari anak-anak mengembangkan kemampuan akademiknya. Tapi impian itu belum terwujud karena aku belum punya rumah sendiri. Saat itu aku belum menikah dan masih tinggal dengan orang tua.
Maunya sih punya rumah sendiri yang dijadikan tempat bimbel. Tapi seiring berjalannya waktu, aku malah melakukan kegiatan di luar kegiatan les. Selesai kuliah, aku kerja ke Jakarta untuk menekuni dunia penulisan naskah skenario film.
Kegiatanku yang semula berkutat dengan soal latihan dan proses belajar mengajar berubah menjadi suasana syuting dan kejar tayang penulisan naskah. Beda jauh. Impian punya bimbel sendiri pun akhirnya terlupakan begitu saja. Hingga suatu ketika, aku kembali ke Malang dan dipertemukan dengan bimbingan belajar lagi.
Entah ini jodoh atau apa. Jiwa mengajarku muncul lagi dong. Bahkan aku tidak ingin ketinggalan momen mengajar dengan mengabadikan ilmu mengajarku lewat buku.
Ya, aku menerbitkan buku solo berjudul Pintar Fisika SMP kelas 7,8,9. Gabungan materi pelajaran fisika untuk kelas 1,2, dan 3 SMP.
Materinya aku dapatkan dari mempelajari beberapa buku ajar fisika dengan beragam soal yang aku dapatkan dari banyak sumber. Mulai dari bank soal, latihan soal anak-anak di sekolah, soal ujian yang aku modifikasi sendiri sampai soal yang aku buat sendiri berdasarkan materi pelajaran yang terkait.
Pokoknya risetnya mendalam banget dan aku sesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku saat itu. Yaitu kurikulum 2006. Sayangnya kurikulum belajar sekarang sudah pakai kurikulum merdeka dan buku ajar untuk sekolah selalu diperbarui berdasarkan kurikulum pendidikan yang sedang berjalan.
Ketika berlaku kurikulum 2013 atau K13, bukuku sudah tersisihkan dong. Hiks.
Meskipun tersisihkan, aku mengambil banyak sisi positifnya dari proses pembuatan buku ajar fisika tersebut. Pengalaman mengajar ditambah pengetahuan mendalam tentang ilmu fisika menjadi poin plus. Pemikiran seperti itulah yang aku bawa dan aku bekalkan kepada semua anak didikku sampai ke anak-anakku sekarang.
Memaksimalkan Kemampuan Belajar Anak Melalui Bimbingan Belajar
Pengalaman menjadi seorang pengajar di bimbingan belajar mengajariku banyak hal. Salah satunya adalah bagaimana memberikan pemahaman yang baik kepada anak melalui proses belajar yang menyenangkan dan edukatif.
Berbekal pengalaman itulah, aku menyadari bahwa suasana bimbingan belajar sangat dibutuhkan anak untuk meningkatkan minat belajarnya. Contohnya anak pertamaku yang saat ini duduk di bangku 4 SD.
Ya, aku sekarang bukan single seperti saat aku aktif mengajar dulu. Aku sudah menjadi ibu rumah tangga dengan dua anak yang lucu-lucu dan pintar. Attha yang kini kelas 4 SD dan adiknya Alia yang masih TK B.
Kalau adiknya, aku masih belum bisa menganalisa kemampuan akademiknya karena pelajaran TK masih seputar hafalan surat pendek, menulis, membaca dan mewarnai. Masih belajar sambil bermain.
Kalau kakaknya sudah bisa kebaca minat dan kemampuannya. Ternyata anak pertamaku lebih jago matematika dan Bahasa Inggris daripada pelajaran lainnya. Hal ini terlihat dari nilai pelajarannya di sekolah.
Sebenarnya aku bisa mengajari sendiri anakku di rumah tanpa perlu ke bimbingan belajar. Tapi kesibukanku menulis kadang menyita banyak waktuku, sehingga aku tidak bisa fokus menemani anak belajar. Poin pentingnya adalah motivasi belajar anakku yang ternyata terbangun dengan baik di tempat les.
Menurut guru pembimbingnya, kemauan belajar anakku meningkat seiring peningkatan pemahamannya belajar ketika satu ruangan dengan anak lain yang sama-sama belajarnya.
Jika belajar sendiri di rumah, anakku merasa kurang tertantang dan malas-malasan. Berbeda dengan di bimbingan belajar yang banyak anak seumurannya yang sama-sama belajar. Jadi anakku merasa banyak teman seperjuangan dan itu yang memotivasinya untuk serius dalam belajar.
Masalahnya hal yang sama tidak berlaku untuk pelajaran Bahasa Inggris. Anakku yang gemar main games dan menonton youtube ternyata belajar mandiri dengan memilih tontonan luar negeri yang notivenya pakai Bahasa Inggris.
Terbiasa mendengarkan notive Bahasa Inggris membuat anak-anak meniru ucapannya meskipun belum paham apa artinya. Aku dan suami jadi terpikir dong. Bagaimana jadinya jika anak-anak aku masukkan les Bahasa Inggris ya.
Tidak les Bahasa Inggris saja, kemampuan Bahasa Inggrisnya sudah meningkat. Tinggal dipoles sedikit di tempat les Bahasa Inggris anak, kemampuan Bahasa Inggris anak-anak pasti lebih baik lagi.
Pas banget ketika suatu hari anakku pulang sekolah sambil menyerahkan sebuah brosur. Ternyata brosur bimbingan belajar Kumon. Nama Kumon memang tak asing bagiku.
Sejak dulu, Kumon terkenal bagus dan terdepan dalam memberikan les Bahasa Inggris anak. Bukan hanya itu, Kumon juga terkenal sebagai bimbel matematika anak terbaik dan terdepan loh.
Lulusan Kumon kebanyakan pasti jago matematika dan Bahasa Inggris karena Kumon punya metode belajar mandiri yang mampu mengembangkan kemampaun anak dengan maksimal.
Mengenal Kumon Sebagai Teman Anak Belajar Mandiri Sejak Dini
Siapa sih yang tak mengenal Kumon. Sejak jaman aku masih kuliah, Kumon sudah terkenal dengan metode belajarnya yang unik dan lain daripada yang lain. Anak-anak bisa jago matematika dengan metode hitung yang unik. Salah satunya semphoa.
Pernah melihat anak kecil bisa menghitung hingga puluhan juta tanpa menggunakan kalkulator. Anak Kumon nih yang jago menghitung tanpa bantuan alat hitung. Kalau aku sih belum bisa. Meskipun aku lebih suka menghitung tanpa kalkulator, tapi kalau menghitung cepat ala anak Kumon sepertinya ampun deh. Nyerah duluan.
Kumon memang dikenal sebagai bimbel matematika anak yang dapat mengajarkan ilmu hitung yang unik. Nama Kumon diambil dari pendirinya, yaitu Toru Kumon. Seorang guru matematika SMA di Jepang yang sangat peduli dengan kemampuan akademik anaknya yang bernama Takeshi Kumon.
Jadi ceritanya anak laki-laki Toru Kumon yang saat itu masih kelas 2 SD kedapatan mendapatkan nilai matematika yang tidak sebagus biasanya. Ibu Takeshi yang menemukan hasil tes matematika anaknya. Gelisah dong si ibu.
Sama dengan kegelisahanku ketika melihat nilai matematika anakku anjlok. Sepertinya semua ibu yang menyanyangi anaknya, pasti akan merasakan kegelisahan yang sama dengan ibunya Takeshi. Setuju ya.
Nah, usut punya usut. Ternyata ibunya Takeshi mengadu ke suaminya. Kalau di Indonesia, mungkin ngadunya seperti ini.
“Pak, kenapa nilai matematika anak kita bisa jelek. Biasanya kan bagus. Bapak kan guru matematika, ajarin dong anak kita biar nilai matematikanya bisa bagus lagi.”
Begitulah kira-kira ya buk ibuk.
Singkat cerita, dayung bersambut dong. Pak Toru Kumon terpanggil untuk mengajari anaknya matematika tanpa menyita waktu berharganya sebagai guru, sehingga pak Toru Kumon tetap bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Mengajari anak itu butuh tenaga dan waktu ya gais. Gak bisa instan. Jadi aku pun bisa memahami apa yang diresahkan pak Toru Kumon. Sama lah seperti aku yang bingung mengerjakan deadline tulisan sementara anakku minta ditemanin belajar.
Kalau ditemaninya tinggal duduk manis sih gak masalah ya. Anakku bisa belajar, sementara aku bisa tetap mengetik di ruangan yang sama. Nah ini ditemaninya harus full memberikan perhatian pada anak. Artinya gak boleh meninggalkan laptop atau handphone atau melirik pekerjaan menulis lainnya.
Kalau sedang tidak ada pekerjaan menulis, tak masalah ya. Nah kalau lagi bejibun deadline nulisnya gimana. Mau gak mau aku harus membiasakan anakku belajar mandiri.
Itu sih yang aku tangkap dari keresahan pak Toru. Jadi aku paham banget. Apa yang dilakukan pak Toru pun sempat aku lakukan juga. Membuat soal untuk anakku dan membuatnya paham dengan metode belajar yang aku buat sendiri.
Kerennya pak Toru ini. Anaknya diajari metode belajar yang dilakukannya untuk murid-muridnya di SMA. Lah anaknya kan masih SD. Tapi metode belajar yang diterapkannya ternyata mampu diserap sang anak dan anaknya pun makin berkembang. Buktinya kemampuan matematika meningkat tajam.
Rupanya pak Toru Kumon memakai konsep pemahaman pelajaran matematika dan membaginya dalam beberapa level berdasarkan tingkat kesulitan. Aku jadi ingat dengan metode yang aku pakai dalam menyusun buku pintar Fisika SMP. Pahami konsepnya dan bagi berdasarkan tingkat kesulitan.
Mungkin seperti itulah yang dilakukan Pak Toru dalam membuat metode belajar mandiri untuk anaknya. Buktinya anaknya berhasil memahami matematika sejak dini bahkan bisa mengerjakan soal yang lebih sulit di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Keren ya.
Melihat keberhasilan yang ditunjukkan sang anak inilah, akhirnya pak Toru mengembangkan metode belajar yang diciptakannya ke dalam bimbingan belajar yang akhirnya dinamakannya Kumon. Metode belajar Kumon ini terbukti berhasil membuat anak belajar mandiri dengan pencapaian maksimal.
Seiring berjalannya waktu, bimbel Kumon semakin banyak diminati, sehingga banyak cabangnya. Proses pembelajarannya pun semakin berkembang seiring perkembangan jaman, hingga muncullah Kumon digital. Jadi anak-anak tidak hanya bisa belajar di tempat les, tapi bisa juga belajar secara online di rumah.
Bagaimana sih Metode Belajar Kumon yang Unik itu?
Dari dulu aku penasaran dengan metode belajar yang diterapkan di Kumon. Karena metode belajarnya memang terkenal berbeda dengan yang lain. Anak-anak yang belajar di Kumon rata-rata mandiri dan dapat berpikir secara kritis dan berkembang.
Konsepnya ternyata adalah pendekatan yang dilakukan secara perseorangan oleh pembimbing, sehingga setiap anak yang belajar di Kumon dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuannya. Selain itu ada juga penggalian potensi anak yang membuat anak dapat maju selangkah demi selangkah sampai target terpenuhi.
Jadi anak benar-benar dibimbing secara mandiri sesuai kemampuannya. Tidak ada anak yang tertinggal di Kumon. Misalnya ada anak yang kemampuan menyerap pelajaran lebih baik, pembimbing akan terus membimbing anak ini hingga terus maju. Sementara anak yang kurang bisa menyerap pelajaran dengan cepat, tetap akan dibimbing pelan-pelan sampai anak tersebut paham, sehingga akan naik tingkat dengan sendirinya.
Penasaran kan gimana caranya? Nih aku kasih bocorannya ya.
-
Kumon Mengembangkan Kemampuan Motorik Anak
Pernah gak terpikir bahwa kemampuan akademik anak berawal dari kemampuan memegang pensil dengan benar dan tepat. Di Kumon, hal yang dianggap sepele ini diperhatikan dengan betul loh. Sedini mungkin anak-anak diajari bagaimana cara memegang pensil dengan benar karena akan berpengaruh pada kemampuan motorik anak saat menulis atau mewarnai gambar.
Keterampilan memegang pensil dengan baik ini rupanya dapat meningkatkan konsentrasi anak hingga mengembangkan kemampuan motorik anak loh. Bahkan anak bisa menarik garis sederhana dengan ketelitian tinggi. Percaya gak percaya, dari keterampilan memegang pensil ini anak dapat meningkatkan kemampuan otaknya dengan maksimal.
-
Kumon Menanamkan Kemampuan dan Keterampilan Akademik
Kumon merupakan anak belajar matematika dan juga Bahasa Inggris. Konsep dasar yang digunakan Kumon untuk menanamkan kemampuan akademik anak rupanya didasarkan pada dua hal yaitu membaca dan menulis.
Sebagai bimbel matematika anak, Kumon menerapkan konsep mambaca, berhitung, menebalkan serta menulis angka. Sedangkan sebagai les Bahasa Inggris anak, Kumon mengajarkan anak-anak mengucapkan kata, frasa, menebalkan serta menulis huruf alphabet.
Kemampuan dasar inilah yang ternyata mampu menumbuhkan keterampilan anak sedikit demi sedikit. Pantas saja kan anak-anak Kumon selalu tanggap dalam menghadapi soal. Dasarnya saja sudah diajarkan dengan begitu maksimal.
-
Kumon Menumbuhkan Sikap Belajar yang Baik
Kumon menerapkan kolaborasi yang baik antara pembimbing, orang tua dan siswa itu sendiri. Jika anak mendapatkan peningkatan belajar, pembimbing akan memberikan apresiasi untuk memberikan semangat kepada anak. Begitu juga ketika anak mengalami kemunduran.
Apresiasi serupa juga diberikan oleh orang tua yang sudah berkonsultasi dengan pembimbing mengenai kemajuan belajar anak. Sikap belajar yang baik inilah yang dipercaya mampu menumbuhkan semangat belajar yang baik untuk anak-anak karena anak merasa didukung dan diberi perhatian.
-
Mengembangkan potensi anak berdasarkan Tingkatan Usia yang Tepat
Kumon sadar bahwa kemampuan otak anak akan berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Potensi inilah yang terus digali dengan memberikan metode pembelajaran yang merangsang kemampuan otak anak di usia tertentu.
Artinya materi anak usia 5 tahun tentu saja berbeda dengan anak usia 10 tahun. Metode belajar mandiri yang diberikan Kumon dapat merangsang kemampuan anak sehingga dapat menyelesaikan soal di tingkatan lebih tinggi sedini mungkin.
Tingkatan yang Tepat untuk Penggalian Potensi Belajar Anak
Kumon memberikan pengelompokan tersendiri loh perihal metode belajar yang diberikan untuk siswa-siswanya. Semuanya didasarkan pada usia anak karena melihat perkembangan otak pada usia tersebut.
Tingkatan yang tepat untuk memaksimalkan potensi belajar anak di Kumon yaitu :
-
Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia di bawah 5 tahun
Anak usia pra sekolah dapat meningkatkan kepercayaan diri di Kumon melalui metode belajar mandiri yang sudah diterapkan. Para pembimbing akan menemani anak secara perseorangan dan memberikan pembelajaran sesuai dengan tingkatan kemampuan anak.
Jadi anak yang sudah pintar, dapat terus meningkatkan kemampuan belajarnya dengan pemberian soal yang lebih sulit agar lebi tertantang. Sementara anak yang masih lambat dalam menerima pelajaran, tetap akan dibimbing sehingga anak tidak akan merasa tertinggal.
Cocok kan jika anaknya pemalu dan sulit ditebak.
-
Membentuk Kemandirian untuk Anak Usia 5-12 Tahun
Kemandirian anak sudah harus dibentuk ketika anak memasuki usia 5 sampai 12 tahun atau masa-masa TK sampai sekolah dasar. Di usia inilah, Kumon berperan aktif dalam memberikan soal dan jawaban kepada siswa dan membimbing siswa agar dapat mengerjakan soal dengan mandiri sesuai kemampuannya.
Tenang, anak tidak akan dilepas begitu saja kok. Anak-anak tetap didampingi dengan memberikan solusi atas soal yang sulit dikerjakan. Dengan demikian, anak akan terpacu untuk menjawab soal dengan lebih mandiri.
-
Mendapatkan Life Skills untuk Usia di atas 13 tahun
Pembelajaran pada siswa SMP dan SMA tentu lebih tinggi dibandingkan tingkat sekolah di bawahnya. Bukan hanya soal kemandirian yang sudah harus dimiliki siswa, tapi juga life skill dengan meningkatkan kedisiplinan anak, manajemen waktu yang baik, kemampuan meningkatkan kepercayaan diri terhadap kemampuan diri sendiri serta tekad untuk menghadapi kesulitan dan tantang yang lebih sulit.
Dengan life skills yang baik, anak diharapkan dapat mempersiapkan diri menghadapi masa depan, unggul di kelas dan mempermudah anak meraih cita-citanya melalui kemampuan berpikir yang lebih tajam dan lebih kritis.
Kumon Digital Hadir untuk Melengkapi Pembelajaran Mandiri di Kumon
Teknologi memang memegang peranan penting dalam perkembangan dunia pendidikan anak. Tak terkecuali di lembaga pendidikan anak seperti Kumon. Selain menyediakan tempat les yang dapat didatangi langsung oleh siswa, Kumon juga hadir secara online melalui fitur Kumon Connect
Jadi Kumon Connect adalah salah satu pembelajaran akademik berbentuk kumon digital yang dapat dilakukan secara online melalui koneksi internet dan perangkat tablet yang dimiliki anak-anak.
Metodenya sama seperti anak-anak les dengan mengerjakan lembar soal yang dibagikan pembimbing. Bedanya lembar soal yang diberikan bukan dalam bentuk fisik kertas, melainkan lembar kerja yang dibagikan secara online di tablet yang dimiliki anak-anak.
Keunggulan Kumon Connect yaitu :
-
Dapat Belajar Kapan saja dan Dimana Saja
Di Kumon Connect, anak-anak mengerjakan soal menggunakan stylus pen dan mengirimkannya secara online kepada pembimbing. Nantinya pembimbing akan memberikan feedback atas soal yang dikerjakan siswa-siswanya. Orang tua juga dapat memantau belajar anak karena bisa dikerjakan saat di rumah.
-
Dapat Mengoptimalkan Potensi Belajar Anak
Potensi belajar anak dapat ditingkatkan melalui catatan belajar digital anak. Dengan catatan tersebut, pembimbig dapat melihat sejauh mana kemampuan anak meningkat. Apakah perlu bimbingan lanjutan atau memberikan lembar soal yang lebih sulit karena anak sudah mampu mengerjakan soal dengan lebih baik.
-
Anak Mendapatkan Akses dan Evaluasi Kemajuan Belajar yang Lebih Mudah
Berbeda dengan lembar soal yang diberikan manual, lembar kerja melalui teknologi tablet dapat meningkatkan evaluasi belajar yang dapat dipantau juga oleh orang tua di rumah. Akses internet cepat melalu tablet juga dapat mempercepat evaluasi kemampuan belajar anak, sehingga orang tua dapat memberikan apresiasi lebih baik terhadap kemajuan belajar anak.
-
Pengalaman Berharga dalam Belajar
Kumon Connect tentu saja memberikan pengalaman berharga dalam proses pembelajaran anak. Unik, cepat dan tepat sasaran. Pembimbing dan orang tua murid dapat sama-sama memantau perkembangan belajar anak dengan cepat, sehingga kemajuan anak dapat terpantau dengan lebih baik. Asyik kan.
Kembangkan Potensi Belajar Anak dalam bidang Matematika dan Bahasa Inggris di Kumon
Ya benar. Kumon khusus mengajarkan matematika dan Bahasa Inggris anak untuk meningkatkan akademik mereka di sekolah dan kemampuan berpikir logis dan kritis yang nantinya berguna saat mereka dewasa dan terjun ke masyarakat.
Kenapa matematika? Karena matematika merupakan ilmu dasar dari semua bidang ilmu. Sementara Bahasa Inggris termasuk bahasa global yang berguna untuk komunikasi jangka panjang. Jadi perlu dipelajari anak sejak dini.
-
Matematika Kumon
Keunikan matematika Kumon terletak pada metode belajarnya yang menggiring anak dapat mempelajari matematika SMA sedini mungkin.
Lembar kerja yang disediakan terdiri dari 20 level inti yang terdiri dari level 6A sampai level O plus 5 level tambahan yang menguji kemampuan matematika siswa.
Metode belajar matematika di Kumon berdasarkan kemampuan siswa melewati tiap level yang sudah disediakan. Gak heran kan jika anak yang les matematika di Kumon bisa berhitung cepat padahal anak tersebut masih SD.
Mereka sudah dibekali perkalian, pembagian, tambah, kurang dan berbagai ilmu dasar matematika sejak dini sehingga mereka dapat berhitung dengan sangat cepat dan tepat. kemampuan berhitung cepat ini dipercaya dapat membuat siswa lebih berkembang di ilmu lainnya. Terutama ilmu matematika tingkat lanjut.
Melalui Kumon Connect, anak dapat mengikuti les matematika online di Kumon dengan evaluasi belajar yang lebih baik.
-
Bahasa Inggris Kumon
Kumon juga menyediakan kursus Bahasa Inggris online yang dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan Bahasa Inggrisnya. Ada dua tingkatan les bahasa Inggris anak di Kumon, yaitu program Bahasa Inggris Kumon tingkat dasar (EE) dan Program Bahasa Inggris anak tingkat lanjut (EFL).
Pada Program Bahasa Inggris tingkat dasar (EE), para siswa akan diajari bagaimana memperkaya kosakata dan membentu kemampuan membaca dasar anak dalam Bahasa Inggris. Siswa juga akan diajari bagaimana membuat struktur kalimat dalam Bahasa Inggris yang benar, mengembangkan paragraf, membuat ringkasan serta membaca secara kritis.
Sementara Bahasa Inggris tingkat lanjut (English as a Foreign Language), siswa akan diajari bagaimana mempelajari unsur tata bahasa baru sambil menulis kembali kalimat berbahasa Inggris yang sudah mereka pelajari sebelumnya pada sebuah teks bacaan.
Dengan metode pembelajaran Bahasa Inggris Kumon, anak akan terbiasa meggunakan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari, menebalkan huruf dan membacanya serta menulis dengan suara yang didengarkan lewat audio.
Dijamin deh anak-anak bakalan lancar bicara Bahasa Inggris dengan grammar yang tepat dan benar. Jadi kebayang kan bagaimana kemampuan belajar Bahasa Inggris anakku yang masih awut-awutan itu jika les Bahasa Inggris di Kumon. Pasti bakalan lebih lancar.
Enaknya lagi siswa tidak hanya bisa belajar offline dengan datang ke tempat les, tapi juga dapat belajar kursus Bahasa Inggris online dengan menggunakan metode belajar Kumon digital yang lebih maju.
Kesimpulan
Makin terbuka kan wawasanku tentang Kumon. Ternyata kursus Bahasa Ingris online ini memang terbukti dapat membuat anak lebih mandiri dalam belajar. Hal ini terlihat pada kemampuan belajar anak yang les di Kumon.
Metode belajarnya yang patut diacungi jempol. Benar-benar fokus pada penggalian potensi setiap anak. Jadi setiap anak yang les di Kumon past mendapatkan perhatian lebih dan benar-benar dipantau kemajuan belajarnya. Kemampuan belajar anak pun akan terlihat meningkat dari waktu ke waktu.
Suka banget dengan impian Kumon yaitu perdamaian dunia yang diwujudkan melalui pendidikan. Jadi gak sabar kan pengen memasukkan anakku ke Kumon.
Hasilnya sudah terbukti nyata dan anak jadi lebih pintar, cerdas dan kritis. Yuk bunda leskan anak-anak kita ke Kumon biar kemandirian belajarnya makin terlihat nyata. Kalau tidak dicoba, kita tidak akan pernah menemukan potensi anak yang sebenarnya.
**
Referensi :
https://upy.ac.id/berita/dampak-kemajuan-teknologi-dalam-pendidikan-revolusi-belajar-di-era-modern/
https://id.kumonglobal.com/discover/about-us/